"Tapi kan cowok itu udah nembak kamu pakai cincin segala, kenapa malah kamu tolak sih?! Dasar centil"
Tiba-tiba saja kekesalanku pindah ke kak black mask "kenapa emangnya?" tanyaku
"Ya kan pasti dia udah nyiapin mental secara bulat, tapi ternyata malah kamu tolak dasar centil sadis!" omelnya "kok malah kakak yang kesal?" omelku balik
"Saya juga kan laki laki! Menyatakan perasaan itu nggak mudah!" kak black mask marah marah "Ya saya suka sih sama dia, tapi.." belum aku selesaikan ucapanku, malah sudah dipotong oleh kak black mask "kalau suka kenapa ditolak?!" teriaknya "Tapi saya punya orang lain yang lebih saya sukai!!" teriakku.
Taman ini sepertinya sudah berubah fungsi menjadi pasar "What?" kak black mask menutup mulutnya yang sebenarnya sudah tertutup masker
"Da-dare desuka?" tanyanya kepo "Ah mau tau aja" sanggahku "serius nih, saya mau tau siapa orangnya? Yang lebih kamu suka daripada si cowok cincin?" tanyanya penasaran
"Kepo bener dah! Sekali lagi nanya, saya pulng nih" ancamku "yaudah sana pulang" jawabnya santai, aaaaa benar benar ngeselin...
"Kenapa nggak pulang?" tanyanya memancing emosiku "katanya mau pulang" dia mengusirku, aku tak tahu jalan pulang dari taman ini..
"Anterin lah!" teriakku sambil memalingkan wajahku, sudah kuduga responnya bakal menambah kadar emosiku "Wahahaha... Yaampun ternyata minta anterin toh.. Pake malu malu segala" godanya
"Siapa juga yang malu!" ucapku dengan tatapan sinis "lagian siapa suruh bawa saya kesini, saya kan gak tau jalan pulang" ujarku kesal
"Hahaha.. Duh pantes kamu nangis ditengah jalan, ternyata karena ditinggal Vio dan kamu gak bisa pulang ya.." ledeknya menyebalkan "berisik ih!" aku kesal
"Tapi kamu berat tau, saya kan naik sepeda" benar kan.. Sangat kesal rasanya "kenapa kalau saya berat? Sirik? Makan yang banyak biar gemuk" dia terlalu kurus jadi wajar kalau iri dengan berat badanku, kak black mask hanya tertawa mendengar jawabanku "ayo" akhirnya aku pulang diantar olehnya.
Hari ini kak black mask menjadi pengendali mood-ku.
Disepanjang jalan dia hanya cengar cengir tak karuan disertai tawa, ini sangat creepy.
Sesampainya dirumah, bang nico sedang menunggu kedatanganku sambil berkacak pinggang
"Ditungguin dari tadi juga! Dari mana aja kamu dek?" tanya bang nico kesal "Tuh diajak ke tempat antah berantah sama orang itu" jawabku sambil menatap kak black mask
"Wahh bro, masuk dulu sini, gue mau ngomongin masalah kelompok climbing kita" ajak abangku dengan ramah "oke"
Siapa adiknya disini, kalau saja kak black mask tidak mengantarku pulang, pasti bang nico udah ngomel seperti nenek nenek.
Akhirnya kak black mask mampir kerumahku dan aku langsung masuk tanpa memperdulikan mereka, saatnya ngidol.
Saat sedang asyik menangis karena menonton drama tiba-tiba bang nico berteriak memanggil namaku, aku refleks menghampiri nya, apa apaan itu dia fikir ini di hutan
"Ada apa bang?" tanyaku dengan suara aneh karena menangis "bulan depan kamu masuk ke kelompok climbing, bareng abang sama putra, kita liburaann... yeeaayy!!!" bang nico bersorak kegirangan, bahkan ia tidak menyadari suara anehku ini.
"Aku mager bang" tolakku secara halus, males manjat manjat tebing gituu "orang udah didaftarin. Pokoknya kamu harus ikut" ucap bang nico seraya menandatangani formulir pendaftaranku
"Lah kok maksa, apa pula nih tanda tanganku dipalsukan, aku laporin tertangkap kau bang" ujarku kesaall "udah dipastikan group nya lengkap. Bulan depan kita holiday!! Wohoooo"
Ternyata mak comblang masih beraksi, not bad.. Karena kak black mask bukan laki-laki lucknut, dia baik ya walaupun ngeselin.
Sebelum pulang kak black mask berpamitan denganku "Saya pulang dulu, kalau mau curhat cerita aja oke! Saya selalu stay di kantor operator sekolah"
Oalah ternyata kak black mask operator sekolahku toh.. Pantas saja aku dan vio tidak terkena hukuman karena menyalahgunakan speaker
"Oke" jawabku seraya tersenyum.
Sepertinya kisah dari benci menjadi Cinta itu benar adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our destiny
Teen FictionSemua yang terjadi dulu, kini dan nanti adalah takdir, Kita gak pernah tau bagaimana endingnya karena semua yang kita jalani adalah sebuah awal.