Dirumah aku menyiapkan perlengkapan yang telah kubeli bersama vio.
Aku sering melihat orang memanjat tebing di internet, tapi secara pribadi aku belum pernah melakukannya.
Ini adalah pengalaman pertamaku “gimana dek? Udah lengkap semua belum alatnya?” bang nico bertanya padaku sambil mencari remote TV
"Kayaknya sih udah lengkap bang, tapi coba abang crosscheck lagi deh” aku memintanya mengecek ulang segala perlengkapanku
“Iya siap dek. Ini pengalaman pertama kamu ya.. inget jangan ceroboh” ia mengingatkanku “ini kita manjat tebing loh dek bukan mendaki gunung, bakal mendadak berubah jadi spiderman” candanya
“Kelompok kita siapa aja bang?” aku penasaran, selain kita bertiga pasti ada orang lain juga dikelompok kita “oohh.. kita ada lima orang. Kamu, abang, putra, dino, dan ria” wahh jadi mayoritas dari kelompok ini adalah kenalanku ya
“Dino sama Ria gimana bang orangnya?” aku ingin mengenal mereka “ya seperti anak tebing pada umumnya sih, asik, baik, kadang juga jail” abang menjelaskannya sambil menonton film kartun
“Ransel kamu yang mana dek? Abang mau crosscheck” tiba tiba abang berdiri “hijau hitam” jawabku sambil memandang layar TV.
Aku akan berangkat besok pagi, sepertinya malam ini aku tak akan bisa tidur.
Notif pesan masuk berbunyi dari ponselku
Ternyata kak black mask “Oi centil! tidur yang cukup malam ini, jangan begadang!”
Sepertinya ia mengetahui keadaanku yang tak bisa tidur dan berteriak melalui pesan “iya kak” aku selalu menjawab pesan masuk dari siapapun secara singkat
Lalu kak black mask menelponku “gimana? kamu udah siap untuk besok?” huh~ mengapa semua orang menanyakan hal ini? Apa mereka meragukan diriku?
“Udah kak, emang dimana kita bakal climbing?” tanyaku penasaran “lah emang nico belum ngasih tau?” kak black mask heran “belum tuh” aku menjawabnya polos,
“Kita bakal rock climbing di tebing uluwatu, Bali” ah jauh juga ya “berarti kita berangkat dari bandung menuju bali lama dong ya” aku kehilangan semangat
“Yaa lumayan sih.. tapi keren kok pemandangannya” kak black mask mencoba meyakinkan diriku yang sudah yakin ini “iya saya tau kok” aku sudah tahu tentang bukit uluwatu.
Itu adalah tempat yang sering dikunjungi para climber untuk menguji adrenalinnya, aku sering melihatnya di internet.
Bahkan waktu abang bilang aku diikutsertakan dalam kelompoknya pun aku langsung search lokasi yang sering dikunjungi untuk kegiatan panjat tebing dan salah satunya adalah disini,
Aku juga mencari tahu teknik dan tata cara dalam memanjat tebing yang aman, jadi walaupun ini pengalaman pertamaku aku yakin akan baik baik saja.
Segera kumatikan TV dan beranjak dari sofa menuju ke kamar, kulihat abang sedang mengorek ngorek ranselku, ia sedang mengecek peralatan yang kurang
“Udah lengkap dek, sekarang kamu tidur! Jangan begadang! Awas aja” ancamnya “iyaa abangku sayang” aku menjawabnya manja,
Abang langsung keluar dari kamarku dan suara kak black mask kembali terdengar dari ponselku
“Oi centil! Udah ya, tidur yang nyenyak” pamitnya “iya” jawabku singkat “masa jawabnya gitu doang.. gini dong, iya kak black mask sayang~” ujarnya sambil mengikuti gaya bicaraku kepada abang,
Selalu bikin kesel anytime and anywhere “apaansi!” jawabku kesal dan disambut gelak tawa dari dirinya, “oke bye bye ina ku” ucapnya lembut sambil cengengesan
Segera kututup sambungan telfonnya dan mencoba untuk tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our destiny
Teen FictionSemua yang terjadi dulu, kini dan nanti adalah takdir, Kita gak pernah tau bagaimana endingnya karena semua yang kita jalani adalah sebuah awal.