#13

6 1 0
                                    

Akhir-akhir ini aku sering menghabiskan waktu bersama kak black mask, saatnya meluangkan waktuku untuk vio .

Kita akan pergi ke pusat perbelanjaan untuk mencari perlengkapan climbing

"Lo mau climbing sama siapa na?" tanya vio penasaran "Bareng abang gue vi, ama kak black mask juga, ya ngelengkapin kelompok mereka aja" jawabku malas

"Waaa bakal seru banget tuh" ujarnya sambil memilih sepatu khusus climber  "Abis ini kita ke toko buku ya Vi" ajakku "iyeiyee.. Ini lo mau yang mana sepatu nya?" tanya vio padaku seraya menunjukkan dua pilihan warna "terserah lo aja dah"

Aku malas bila harus memilih barang yang akan dibeli, bisa bisa aku labil.. and finally aku tidak jadi membelinya.

Vio memilihkan semua peralatan itu dan kita langsung menuju toko buku, aku mengelilingi setiap rak untuk mencari buku yang aku ingin kan.

Saat aku meraih salah satu novel yang bergenre thriller, ternyata ada orang yang ingin mengambilnya juga

Segera aku menoleh ternyata itu adalah ARI!

"Wah.. Ari! bikin kaget aja, kukira siapa" ucapku mendramatisir

"Ahaha.. Hai ina udah lama nggak ketemu ya" ia berkata seraya menyerahkan novelnya padaku

"Lamaa bangett.. Kamu kemana?! Ngilang gitu aja!!" omelku "Aku nggak kemana mana" jawabnya pelan "kamu menghindar?!" tanyaku selidik "nggak kok" ia memalingkan wajahnya

"Maaf ya Ari, kemarin aku menolakmu itu karena aku sudah memiliki orang yang aku cintai.. Maaf ya" aku merasa bersalah padanya, kalau benar Ari menghindariku karena masalah ini, berarti semuanya kesalahanku

"Oh itu nggak masalah kok ina.. Aku juga ngerti kenapa kamu nolak aku, mungkin bukan waktu yang tepat" jawabnya cepat, dia bilang bukan waktu yang tepat ya

"Oh iya btw kamu kesini nyari buku apa?" aku mengalihkan topik pembicaraan "nggak nyari buku kok, aku nyari kamu" ujarnya malu malu

"Loh? Ada apa?" aku heran "aku tau kamu bakal kesini, jadi aku ingin melihatmu saja" ucapnya lembut.

What the hell.. Kini aku bimbang harus suka pada siapa, kak black mask atau Ari? Aaaargh dua duanya sangat memikat, aku merasa sangat beruntung

"Kalau gitu sekalian aja kamu ikut, aku dan vio mau makan ice cream nih" aku mengajaknya untuk mencairkan suasana diantara kita yang sempat membeku

"Emang nggak ada yang marah?" tanyanya ragu "Nggak ada sih, kita main aja kayak biasa" jawabku santai

"Katanya kamu udah punya orang yang kamu suka, apa nggak masalah kalau kita main bareng?" ia selalu ragu seperti ini

"Ya kan aku cuma ngajak kamu main bareng vio, macem dulu gitu" aku berusaha meyakinkannya "oke aku ikut" Ari menyetujuinya, kita bertiga pergi ke kedai es cream.

"Udah lama gue nggak hunting bareng cowok-3-" ucap vio tiba-tiba

"Lah katanya lo peneror cogan.. Masa nggak pernah jalan sama cowok" ejekku "Emangnya lo pernah liat teroris jalan bareng sama calon korbannya?" vio kesal

"Ya lebih baik, anggep aja aku korban yang dengan senang hati jalan bareng teroris nya" ujar Ari seraya tergelak, aku senang kita bisa akrab lagi.. Tak ada masalah yamg mengganjal di hati.

Dan besok saatnya aku pergi climbing bareng mak comblang dan pelanggan setianya, semua ototku akan bekerja keras.

Our destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang