Segera setelah kak black mask pulang, aku mengirimkan pesan singkat pada Vio untuk meminta maaf, tapi ia tak membalasnya, ia mengabaikannya.
Akhrinya aku menelponnya dan Vio tak sekalipun mengangkatnya, ia mematikan ponselnya.
Kebetulan rumah Vio dekat dengan rumahku, aku segera menuju rumahnya.
Aku membunyikan bel berkali-kali namun tak ada yang membukakan pintu, pasti vio sedang sangat marah kepadaku. Maybe, dia butuh waktu sendiri untuk memikirkannya, kuharap dia bisa memaafkanku dan kita bisa akrab seperti dulu.
“Kamu kenapa tadi nggak pulang bareng Vio? Katanya kamu pergi sama dia?” abang bertanya padaku dengan ekspresi heran
“Vio pulang duluan” aku menjawabnya singkat saja “jadi kamu ditinggalin? Duh kasian banget adek abang ini, pasti kamu mau nangis ya karena nggak tau jalan pulang” abang meledekku seraya merangkul bahuku
“Aku nggak nangis tuh” jawabku sebal “untung aja tadi ada malaikat yang nganterin kamu pulang, duh emang putra itu adik ipar idaman” ucapnya bangga
“Malaikat apanya? iblis gitu” nambah beban fikiran aja “jangan gitu sama jodoh dek. kamu tau nggak? yang mau ngajak kamu climbing kan dia, dia meminta izin abang sebagai kakak iparnya” bang nico ini.. aku tak menjawab perkataannya, diam lebih baik
“Diam berarti setuju loh dek” ujarnya sambil tertawa, males ngeladenin orang kayak gitu, aku menaiki tangga hendak masuk kekamarku
“Ciee.. yang udah nggak jomblo” abang berteriak menggodaku, aku juga heran mengapa sifatnya seperti itu, ngidam apa mamah waktu hamil abang.
Kak black mask adalah operator sekolah kan? Berarti ia sudah lebih tua beberapa tahun dariku, nggak masalah untukku karena cinta tak terpaut pada umur.
Lah kok? Apaan sih ina, kenapa malah jadi cinta cintaan dah, aku beneran suka sama kak black mask kah? Sampai bisa bisanya aku menolak ari yang udah bawa cincin hanya demi perasaanku yang belum pasti pada kak black mask.
Sadarlah ina.. kamu tau wajahnya saja tidak, bagaimana bisa suka? Apakah cinta itu buta?
Wah.. inikah kebutaan dari cinta? Tak dapat memandang kekurangan yang ada pada dirinya, selalu terlihat sempurna.
Tidak masalah ina.. nikmati saja yang ada...
*********
Keesokan harinya, vio bersikap acuh padaku dan para nitijen pun menertawaiku dengan bahagia
“Hee.. ternyata si ratu drama ini lagi dicuekin sama sahabatnya ya..” sindir salah satu teman sekelasku seraya mengibaskan rambutnya didepan mukaku
“Ya iyalah dicuekin, orang banyak gaya..” lanjut si loli yang ikut menyindirku, “kasihan ya..” setelah itu mereka semua tertawa bahagia
“Saran dari gue sih.. lo jangan sok cantik ya.. karena itu hanya sekedar angan..haha”
Suara sindiran mereka sudah sangat familiar ditelingaku, karena dari dulu aku sudah sering disindir seperti ini
“Jangan banyak aksi ya ina.. gue kasihan sama lo..” loli mengatakannya tepat ditelingaku seraya membelai rambutku dengan tatapan sinis dan senyuman iblis.
Rasanya sangat sedih, bukan karena bullyan mereka tapi karena kini aku telah kehilangan sahabatku.
Aku tidak mau masa SMP ku terulang lagi, masa kesendirian itu.. Arrghh tidak! Hentikan! Aku akan meminta maaf. Tak kan kubiarkan takdir persahabatanku usai!
Segera kuhampiri vio dimejanya “Vi gue minta maaf” pintaku lembut “buat apa? Lo kan bisa bahagia tanpa gue, nggak usah peduliin gue” ucapnya sinis yang disambut oleh tepuk tangan dan gelak tawa dari pasukan nitijen.
“Gue salah, seharusnya gue ceritain semuanya ke lo” aku meminta maaf dengan tulus, namun vio hanya terdiam, ia tidak memperdulikan permintaan maafku, mungkin nanti.
Saat jam istirahat tiba aku langsung mengajak vio kekantin “Vi ayo ke kantin” ajakku bersemangat “duluan” balasnya singkat.
Sebelum aku melangkah pergi meninggalkan meja vio, aku dihadang oleh MY LIFE mereka mendekatiku “Hei ina.. kita ketemu lagi nih.. mau kemana lo?” tanya fera “Oh.. udah jam istirahat ya, lo mau kekantin? Kalau gitu sekalian beliin gue makanan dong” pinta lisa, mereka menempatkanku diposisi orang yang benar benar pantas untuk dibully.
“Apaansih..” Vio secara refleks membelaku “Ups.. kamu marah vi? Emang dia siapanya kamu?” tanya myla si loli dengan menunjukkan senyum jahatnya dan mengangkat satu alisnya,
Vio langsung duduk lagi dan berusaha untuk tak memperdulikan aku “udah sana cepat beli!” teriak lisa, tiba-tiba kak black mask datang
“Permisi.. irina oktavia, mari ikut saya ke kantor” ajaknya santai, MY LIFE langsung salah tingkah saat melihat kak black mask sambil berlagak tersenyum manja sedangkan aku mengikuti kak black mask dari belakang.
Ia mengajakku ke ruang operator sekolah, dilihat dari tatapan matanya pasti dia akan mengomel
“Kamu kenapa diem aja sih?” tuh kan benar dugaanku “Saya kan lagi mikir” jawabku kalem “Mikirnya kelamaan! Kamu seharusnya lawan dong, gimana sih?!” ia mulai kesal
“Saya juga sudah melawan dari kemarin!” aku mengomelinya juga “Buktinya saya masih bertahan setelah dibully!” ups..aku keceplosan
"Saya udah tau kok, kamu dibully jadi nggak usah diceritain lagi dan sepertinya kamu menikmati posisimu yang sekarang” ucapnya menyindirku.
Aku tidak membalas perkataannya lagi dan langsung pergi menuju kantin, sebenarnya ada perlu apa dia ngengajakku ke ruang operator, kalau hanya untuk mengomeliku dikelas pun aku sudah mendapatkannya.
Aku membelikan apel untuk diserahkan pada vio sebagai wujud permintaan maaf, ia memang harus dikasih sesajen
“Vi gue minta maaf, tolong terima maaf gue ya..” ucapku memohon seraya menundukan pandanganku “Nih anak bandel banget dibilanginnya.. Vio itu udah bukan sahabat lo lagi” ujar myla.
“Buat apa lo minta maaf ke gue? Lo.. nggak punya slah kok” Vio menerima apel pemberianku dan memakannya, aku sangat gembira
“Makasih Vi” ucapku sambil memeluknya, kulihat ekspresi tidak senang dari para nitijen.. haha rasakan itu.. akhirnya hariku kembali cerah.
"Maaf ya ina, seharusnya gue ngerti kalau lo juga harus punya privasi, maaf gue sempet egois” pintanya
“Kita sama sama salah kok” ucapku santai “Persahabatan juga nggak mungkin mulus, pasti ada ujiannya” lanjutku dengan senyuman, akhirnya aku mendapatkan kembali apa yang aku miliki.
Aku dituntut menceritakan hal ini kepada kak black mask, ia mengirimkan pesan singkat padaku
“Gimana? Udah baikkan?” ia bertanya dalam pesan dan segera kubalas “Saya mau cerita”
Tak berapa lama balasan datang “Mau cerita atau mau ketemu?❤”
Balasan macam apa ini, disertai emoji love pula “Molla” balasku
“Haha.. yaudah pas pulang kita ketemu ditaman belakang sekolah”
Nggak usah baper ina, teks haha aja blm tentu dia ketawa itu berarti emoji love blm tentu dia cinta
“Y” aku membalasnya singkat “dasar bokap bokap, kalo bales SMS singkat bener” balasnya kesal, aku tak punya mood untuk membalasnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our destiny
Teen FictionSemua yang terjadi dulu, kini dan nanti adalah takdir, Kita gak pernah tau bagaimana endingnya karena semua yang kita jalani adalah sebuah awal.