Aku datang kesekolah seperti biasanya, setelah melewati gerbang seluruh murid menatapku tajam dan disertai bisikan.
Kenapa? Lalu ada 3 orang siswi mendekatiku, salah satu dari mereka adalah lisa “Wah.. wah.. coba kita lihat pemeran utama dari pertunjukan kemarin!” ucap ketus siswi berambut pendek, disertai tatapan sinisnya.
“Seolah dialah ratu dari drama yang ada” lanjut temannya yang memiliki model rambut dikuncir dua “kalian siapa ya?” tanyaku ramah, karena memang aku tidak mengenal mereka kecuali lisa.
“Hhh~ lo nggak tau? Watashitachi wa MY LIFE !!” teriak si rambut pendek “MYLA” si loli mengenalkan dirinya dengan nada angkuh “LISA” kini lisa angkat bicara dengan nada yang sama “FERA” si short hair ternyata bernama fera “kita adalah geng cewek yang paling hitz disekolah ini!” lisa mengatakannya setengah berteriak, ia terlihat sangat geram.
“Ohh.. gitu.. Nama geng kalian Bagus, ada perlu apa?” tanyaku santai, “Lo udah ancurin semua rencana kita!!” loli berteriak, sontak aku terkejut “Lo ikut serta tanpa persetujuan dari kita!” kini fera memakiku “Lo fikir lo siapa?” lisa terlihat sangat marah, mereka bertiga menatapku benci.
”Lo mau buktiin apa ke kita? Bikin kacau semuanya! dasar sampah!!” aku tidak percaya lisa memakiku seperti ini, ia sepertinya fans berat kak black mask, dan kemarin itu kesalahan.. “Tunggu, biar gue jelasin, kemarin itu salah pah..” “Halah!!! Ngeles aja lo! Bilang aja lo mau cari perhatiannya kak putra kan?!” lisa memarahiku “seharusnya gue yang ada di posisi lo kemarin!” lisa menatapku ganas.
kemudian fera dan myla mendekat perlahan kearahku dan menarik tanganku dengan kasar, aku sontak terkejut dan berontak berusaha melepaskan tanganku dari mereka “kalian bicara seolah kak putra ingin menerima kejutan kalian?! Hahaha.. wake up from a dream girl’s!! Kalian siapa dimatanya kak putra?!” aku melawan mereka, aku tak pernah menyerah kalau endapatkan perlakuan seperti ini.
“Hei!! Seharusnya lo yang bangun, lo berharap kak putra bakal suka sama lo?! Cuma karena kejutan gembel itu?!” si loli menarik rambutku dan menyeretku ke toilet, dan fera mendorongku hingga terjatuh
“Lo seharusnya sadar posisi lo dimana!!” fera mencela diriku, tiba-tiba lisa menyiramkan air kotor kepadaku, ini berlebihan! Masih pagi dan seragamku basah!! “CUKUP!!” aku berteriak dan berdiri dengan sigap seraya menatap mereka sengit
“Kalian fikir kalian sudah sadar posisi kalian dimana?! Kalian itu sampah!! Kembalilah ke tempat sampah!!!” aku berteriak “kalian ingin menjadi primadona sekolah dengan membully orang lain? Mirror girl’s!! hidup lo penuh drama!! Lo fikir gue bakal menderita di bully gini? Hahaha.. kalian salah! welcome to reality!” aku menertawakan sikap mereka yang seolah olah merekalah yang akan dipilih menjadi pemeran utama.
Aku mendorong mereka semua dari hadapanku dan pergi meninggalkan toilet, aku membutuhkan seragam pengganti.
Dalam perjalanan menuju loker, aku berpapasan dengan ari, ya gusti keadaanku seperti ini, berkat air kotor “kamu kenapa ina?” tanyanya heran “nggak apa-apa, aku tadi jatuh di toilet” aku berbohong karena tidak ingin ari tahu kalau aku dibully dengan alasan mengambil idola orang lain, apalagi kalau dia sampai tahu aku sempat mengira kemarin adalah ultahnya, duhh nggak banget deh!
“Yaudah gue duluan” setelah itu ari menggenggam tanganku “hati-hati ya ina, dan tetaplah ceria” setelah mengatakannya ia langsung melangkah pergi.
Memangnya siapa yang bakal sedih? Aku nggak bakal nangis kok.
Kini aku sudah resmi menjadi siswi SMA, aku berada di posisi anak yang terbully. Saat masuk kekelas meja dan kursiku menghilang dari tempatnya, kini aku tahu kekuatan maha dahsyat nitijen.
Hariku yang suram ini kujalani tanpa Vio, betapa bahagianya dia berlibur ke pantai bersama keluarga meninggalkan diriku disini yang sedang disiksa.
“Apa meja lo disini? Dimana ya sekarang?” Yaampun ternyata si loli sekelas denganku “Kayaknya kelas kita nggak butuh pengacau deh, mending lo keluar sana!” loli mendorongku keluar kelas dan seluruh siswa telah menyambutku dengan melemparkan telur busuk dan terigu, sungguh ini bukan hari ulang tahunku.
Jika ada salah seorang murid yang dibully maka seluruh siswa akan ikut membullynya.
Mereka tertawa gembira, Ya aku juga menertawakan mereka dalam hati, serasa difilm drama..
Mereka menunjukkan aksi yang lebih wonderful dengan melempar-lempar bukuku dan merobeknya setelah itu membakarnya. Aku nggak sedih tuh, lagipula aku nggak pernah nulis, toh apa yang mau ditangisi?
Kini, semua seragamku telah terkontaminasi, bolos sehari nggak masalah kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Our destiny
Teen FictionSemua yang terjadi dulu, kini dan nanti adalah takdir, Kita gak pernah tau bagaimana endingnya karena semua yang kita jalani adalah sebuah awal.