Siang hari, Kondisi bandara cenderung normal-ramai. Memang jauh sedikit lebih padat dibandingkan dengan hari biasa, namun kursi-kursi yang berada di sekitar ruang tunggu tidak terisi penuh, menandakan kondisi tidak seramai saat hari-hari raya atau hari liburan tertentu.
Yerim, perempuan yang tampil kasual dengan jeans yang pas dengan lekuk kakinya serta kaos putih tipis yang dibalut dengan kemeja tanpa kancing itu terlihat mendengus sebal. Pesawatnya delay 30 menit. Dan perempuan itu sungguh kesal mendapati kakinya masih menjajaki tempat kelahirannya. Ia benar-benar benci.
Matanya yang semula terpejam menghayati musik yang mengalun dari earphonenya kini mulai terbuka, merasa kehadiran seseorang tepat berada dihadapannya.
Kepalanya yang sejak awal menunduk itu langsung mendapati sepasang sepatu kets putih berdiri dalam jarak yang normal. Tanpa perlu mengedus, indra penciumnya membaui aroma oud-wood yang membaur dengan udara disekitarnya. Ugh berapa banyak parfum yang dipakai orang ini.
"Ekhm."
Yerim masih fokus dengan layar ponselnya, kali ini sibuk melihat komentar-komentar yang ada pada kolom acc fanbase idolanya.
Dasar netizen. Umpatnya kemudian dalam hati.
"Hm, maaf."
Tangannya sudah berpindah mengklik instastory yang berada pada tampilan atas instagramnya.
Astaga, lucu sekali mama muda Park ini dengan anaknya. Senyum manisnya mulai terlihat saat melihat video balita bermata sipit dengan pipi gembul yang seperti bakpao sedang menirukan suara wanita dewasaーselaku ibunya ituー sambil sesekali bertepuk tangan. Ugh menggemaskan sekali.
"Permisi Nona,"
Tepukan pelan di pundaknya itu membuat perhatian Yerim teralih. Kepalanya mendongak, mendapati seseorang yang sejak tadi berdiri dihadapannyaーternyata adalah pemuda dengan ransel agak besar dan tampilan yang hm, harus Yerim akui sangat hafーhot as fuckー rambutnya berantakan, kemeja denimnya ia biarkan tidak terkancing sehingga kaos hitamnya terlihat. Tidak lupa hidungnya yang sangat mancung juga menambah kesan ーcowok gantengー pemuda dihadapannya ini.
Tapi Yerim bukan perempuan genit yang mudah bereaksi dan menempel pada pria tampan. Tidak, sebelum hatinya telah direbut paksa oleh seseorang di masa lalu.
"Boleh duduk disitu?" tanya pemuda hafーsebutan Yerim pada pemuda itu karena ia tidak tahu namanya. Si pemuda menunjuk ransel Yerim yang diletakkan persis di samping kursi perempuan itu.
Bukannya membalas, Yerim malah mengalihkan perhatiannya ke segala arah, melihat beberapa kursi tunggu telah terisi penuh oleh penumpang yang menunggu delay.
"Kau lihat sendiri, kursi tunggu benar-benar penuh." kata pemuda itu lagi.
Tanpa banyak bicara, Yerim menurunkan ranselnya, membiarkan pemuda haf itu menduduki kursi di sampingnya. Ia kembali sibuk men-scroll explore instagramnya.
"Ingin liburan?"
Tatapan dan suara pemuda itu yang mengarah pada Yerim, agaknya membuat perempuan itu sedikit terganggu, takut dikira tidak punya sopan santun, Yerim melepas satu earphonenya kemudian membalas tatapan pemuda haf itu. "Ya, kau sendiri?" jawabnya berbasa-basi.
Pemuda itu tersenyum manis sebelum menganggukan kecil kepalanya. "Melihatmu menunggu di kursi ini, apa pesawatmu delay dan tujuanmu akan ke Paris?"
Yerim merasa percakapan basa-basi mereka tidak akan berakhir begitu saja, sehingga saat ini ia menekuk wajahnya sambil mengangguk tanpa minat, berharap pemuda dihadapannya mengerti kalau ia sedang tidak ingin diajak mengobrol. Apalagi dengan stranger.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Secret Regret [✔]
FanfictionKim Yerim hanya ingin pergi dari tanah kelahirannya dengan tenang. Bukannya malah diganggu oleh pemuda Jeon yang mengaku telah beristri. Menyebalkan. Kenapa semesta tidak berpihak padanya sama sekali sih? Yerim kan hanya tidak ingin tindakan yang di...