1.2 | The Lesson of Life

4.5K 455 63
                                    

Disarankan untuk membaca ulang chapter sebelumnya karena ini nyambung hehe dan tolong baca A/N yaa

Happy Reading!



"Puji Tuhan, kamu sadar Yerim!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Puji Tuhan, kamu sadar Yerim!"

Dengan segera Jungkook membantu Yerim bangkit dari posisi tidurnya, melepaskan alat bantu pernafasan yang melingkari pangkal hidung si perempuan. Ia lekas memeluk erat wanitanya, mengecup kepala Yerim berulangkali seraya menghembuskan nafas lega. Pemuda itu bahkan terus mengucap kata syukur ketika merasakan deru nafas Yerim berangsur normal yang tanpa permisi menggelitik area lehernya.

Mereka terdiam dengan posisi tersebut cukup lama hingga Jungkook merasa aneh, karena wanitanya itu tidak juga mengeluarkan suara.

Si pemuda Jeon lantas menunduk. Hatinya kembali berdenyut nyeri melihat Yerim meluruskan tatapannya dengan pandangan kosong, "Sayang," panggilnya lembut.

Ia lekas menyentuh lengan Yerim, membuat si perempuan tersentak kaget. Yerim seolah baru saja tertarik ke dunia nyata. Iris coklat beningnya yang kini redup itu mengerjap cepat, nafasnya menjadi tidak beraturan, bahkan sempat tersengal, membuat Jungkook dengan sigap menyodorkan gelas yang langsung ditegak habis oleh wanita mungil dihadapannya itu.

Yerim meletakkan kembali gelas yang telah kosong tersebut di meja dekat brankar ranjangnya.

Ia menoleh, memusatkan perhatian penuh pada Jungkook yang juga tengah menatapnya. "Dimana Yejung?" sembur si perempuan langsung, tanpa memikirkan atau bahkan menyadari penampilan sang suami yang sudah sangat kacau dengan jas putih yang kusut dan kotor di beberapa bagian.

Jungkook diam membatu, netranya kembali menyendu membuat Yerim praktis memicing curiga. "Kak," pancing si perempuan, sarat akan penekanan. "Kakak tidak melepas alat bantu Yejung kan?" tanyanya hati-hati.

Jungkook menunduk, membuat perasaan cemas itu semakin jelas dirasakan Yerim, "Aku benar-benar akan membencimu kalau sampai kau melakukannya, Kak!" Seru Yerim marah.

Pemuda itu menghela nafas panjang, membuang sedikit pandangannya untuk tidak menatap netra Yerim yang seakan terus memohon padanya untuk melakukan hal yang mustahil. "Yejung ada di ruangannya." ujarnya serak seraya memberitahu.

Yerim buru-buru bangkit dari posisi duduknya, ia bahkan lupa kalau dirinya baru saja pingsan selama hampir seharian penuh.

Namun belum sempat kedua kakinya berpijak sempurna pada lantai rumah sakit yang dingin, lututnya tertekuk. Ia seolah tidak bisa merasakan kedua telapak kakinya menapak dengan benar.

Perempuan itu bahkan hampir jatuh kalau saja Jungkook tidak cepat menyangganya. "Yeri aku mohon, pikirkan dirimu juga." pinta lemah si pemuda, semakin meringis perih melihat Yerim benar-benar terpuruk untuk kedua kalinya.

Dengan menopang diri sepenuhnya pada lengan Jungkook, Yerim menarik nafas berat. Ia menatap nanar, kedua kelopak matanya mengerjap pelan menyebabkan tetes air matanya mengalir begitu saja. Ia mencerna dengan cepat, seakan baru tersadar pada kenyataan yang baru saja menamparnya telak, "Bantu aku kak." racaunya lemah. "Bantu aku melihat Yejung untuk yang terakhir kalinya," putusnya dengan berat.

[1] Secret Regret [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang