Warning:
Don't read this chapter if you are under 18.
Because there's so many mature content.Watch your age ya!
-
-
-"Cepatlah ke Club Feirsa bodoh. Kami mabuk. Ah bukan, lebih tepatnya kesayanganmu ini yang sudah mabuk."
"Apa yang kau lakukan, Na?!"
"Cepatlah sebelum kau menyesal."
Eunha langsung menutup panggilan tersebut tanpa perlu mendengar balasan dari Jungkook.
Selang 30 menit, pemuda yang baru saja di telfon itu datang dengan tampilan acak-acakan. Peluh keringatnya memenuhi dahi, pergerakan nafasnya tidak teratur, menegaskan ia baru saja berlari.
"Kau beri dia alkohol berapa persen? Toleransinya sangat rendah Na!"
"Hanya 5% astaga! Aku bersumpah hanya 5 persen dan digelas kedua dia sudah tidak bisa mengingat dirinya sendiri."
"Ah Kak Eunhaaa, kau punya time machine tidak? Hehe,"
Racauan orang mabuk itu praktis menghentikan perdebatan Jungkook dengan Eunha. Mereka kompak melirik Yerim yang sekarang terkekeh geli.
"Dia selalu bilang begitu sejak 10 menit yang lalu," kata Eunha sambil meminum champagne-nya dan melirik Jungkook yang masih menatap Yerim dengan kondisi tergeletak di meja bar.
Jungkook dengan cepat meletakkan tangannya di tubuh Yerim, berusaha untuk memapahnya keluar Club.
Yerim yang merasa seseorang menyentuh bahu dan pinggangnya jadi menoleh, pada pria yang posisinya sangat dekat dengannya itu, "Eh siapa ini? Hehe tampan juga," racaunya dengan melantur, tangannya ikut menepuk-nepuk pipi Jungkook, "Apa aku move on padamu saja ya tampan," lanjutnya lagi.
"Hati-hati Kook. Yerim sepertinya benar-benar mabuk." kata Eunha sebelum Jungkook menenteng tas Yerim.
Jungkook mengangguk mengerti, "Aku duluan ya Na, terimakasih sudah menghubungiku."
Eunha hanya membalasnya dengan senyum sambil mengibaskan tangan, membuat gestur mengusir. Jungkook mengangguk, memapah Yerim keluar club.
Di luar club, Jungkook menghirup banyak oksigen, memaksa jantungnya bekerja menukarkan udara dengan udara yang lebih bersih.
Setelah merasa pernafasannya kembali normal, ia lekas memindahkan posisi Yerim ke punggungnya, melangkah dengan menggendong perempuan mabuk itu di punggung sambil menenteng sepatu dan tas Yerim di tangannya.
"Kak Eunha tahu tidak, kalau bisa menggunakan mesin waktu, aku ingin kembali ke masa lalu dan merecycle hatiku. Memilih mencintai pemuda yang juga mencintaiku, bukannya pemuda yang jelas-jelas mencintai perempuan lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Secret Regret [✔]
FanfictionKim Yerim hanya ingin pergi dari tanah kelahirannya dengan tenang. Bukannya malah diganggu oleh pemuda Jeon yang mengaku telah beristri. Menyebalkan. Kenapa semesta tidak berpihak padanya sama sekali sih? Yerim kan hanya tidak ingin tindakan yang di...