Castaway 06

12 2 5
                                    


Pagi hari di desa, langit terlihat cerah sekarang. Mungkin semua muatannya telah ditumpahkan semalaman. Seokjin seperti biasa membantu Umik memasak, dengan Jungkook yang sudah asyik dengan dunia favoritnya, merekam seluruh kegiatan member lain termasuk dirinya sendiri. Biasanya Dya juga tidak absen membantu Umik, namun sejak pagi tadi ia tidak kelihatan.

"Dimana Dya?" tanya Seokjin saat memperhatikan Umik menggerus bumbu.

"Dya sakit, ia demam. Mungkin karena hujan - hujanan semalam" jawab Umik. Jin mengangguk - angguk lalu mencoba menggantikan Umik menggerus bumbu. Alatnya berbeda, tidak seperti penumbuk dengan alu seperti yang pernah ia lihat di acara TV masak tradisional Korea. Ia sedikit kikuk dan takut menumpahkan bahan - bahan, namun Umik hanya tersenyum melihat beberapa bawang merah terjun bebas ke atas meja.

"Wah...yorobun. Baru kali ini kalian akan melihat Jin-hyung mengacaukan dapur" kata Jungkook sambil terus mengambil rekaman. Jin melengos dan berusaha menutupi kamera dengan tangan satunya. Jungkook masih tidak menyerah.

"Yorobun, kalian sekarang melihat aku belajar memasak masakan negara lain, hoh. Nanti aku akan lebih hebat dari koki - koki lain di seluruh Korea karena bisa memasak masakan Indonesia. Apa tadi namanya?"

"Soto" Umik membantu.

"Iya soto, belum lagi kemarin aku memasak Mie Laksa, lalu kemudian Nasi Goreng, dan masih banyak lagi"

"Aku kemarin bisa memasak Mie...Mie Goreng" kata Jungkook, lucunya ia tetap melafalkan huruf 'e' dalam kata 'mie' sehingga Seokjin mengejeknya, apalagi mie goreng hanya perlu direbus seperti ramyeon.

"Intinya, sepulang dari sini aku akan terlahir kembali menjadi koki handal. Ini baru hari keenam, masih ada hari - hari lain. Mungkin saja suatu saat aku bisa memasak untuk Army, gidaryeo juseyo" Jin mengakhiri dengan salam trademark miliknya, flying kiss.

--

Selesai sarapan, Erwin mengajak untuk pergi melihat sekolah sementara. Semuanya ikut kecuali Yoongi yang entah sedang sibuk sendiri mengutak -atik Ipad, berbaring santai di sofa. Sedangkan Jimin yang kalah bermain batu gunting kertas harus cuci piring sekarang.

"Jadi, kalian hanya bertiga dan bergantian mengajar ?" tanya Namjoon.

"Yap, Umik juga mengajar dua kali seminggu. Lagipula sekolah tidak berlangsung setiap hari" jawab Erwin. Namjoon dan yang lainnya hanya manggut - manggut.

Sepanjang jalan mereka bertemu dengan murid - murid Erwin yang berangkat sekolah. Taehyung kegirangan ketika menyapa karena jumlah anak yang lebih dari perkiraannya. Ada cukup orang untuk diajak bermain, apalagi hari ini Erwin yang notabene menggantikan jam mengajar Dya akan mengajarkan pengertian kerjasama dan interaksi sosial dalam bentuk permainan. Penduduk desa yang sedang beraktifitas juga dengan ramah menyapa ketika mereka lewat.

Sesampainya di sekolah, dimana tempatnya adalah pendopo terbuka, murid - murid sudah menunggu dan tampak antusias melihat Erwin membawa rombongan. Mereka bahkan berebut ketika Erwin menyuruh mereka untuk bersalaman, bahkan beberapa anak paling kecil tidak sungkan minta di gendong.

Permainan pertama yang mereka mainkan adalah gobak sodor, atau dengan bahasa setempat digunakan istilah galah panjang. Mereka pertama - tama membagi kelompok menjadi dua dengan cara 'hompimpa'. Anak - anak sempat tertawa karena 'kakak - kakak' yang malah menunjukkan isyarat tangan batu gunting kertas, bukannya telapak tangan atas atau bawah.

Setelah beberapa kali hompimpa, akhirnya terbentuklah dua formasi tim. Tim sebelah kanan adalah tim Namjoon dan Taehyung, dan tim sebelah kiri adalah tim Seokjin dan Hoseok. Dengan masing - masing terdapat 9 anak di setiap tim. Permainan berlangsung di halaman balai desa yang terdapat garis - garis lapangan voli. Erwin yang bertugas sebagai wasit menggambar garis - garis tambahan lain, sedangkan Jungkook melakukan tugasnya seperti biasa sebagai juru kamera.

CASTAWAY - ReunifyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang