Empat

5.6K 581 13
                                    


"Kau boleh memanggilku dengan sebutan Hyung, karena aku lebih tua darimu?"

Taehyung tersenyum sipul, wajahnya tetap datar dan seperti biasa.

"---H-hyung."

Taehyung tersenyum mendengarnya. Sungguh Jungkook tak dapat berpikir normal. Dunia yang biasanya hanya di penuhi oleh kekelaman, tapi sekarang beberapa warna mulai menghiasi secara perlahan.

"A-apa kau seseorang yang selalu duduk di ujung sana ?"

Jungkook menunjuk ke arah satu kursi dekat sebuah jendela besar di sisi kanannya.

"Ya, itu aku."

Jawab Taehyung dengan suara rendahnya.

"K-kenapa a-aku hanya dapat melihat siluetmu?"

Taehyung tersenyum, entah dorongan darimana Taehyung mengambil tangan kanan Jungkook dan menggenggamnya.

"Apakah kau tahu? Aku adalah pengagum rahasiamu?"

Jungkook mengangguk malu sungguh tangan Taehyung terasa amat dingin ditambah jemari miliknya yang juga sama-sama dingin.

"Aku hanya dapat melihatmu dari jauh, belum bisa menggapai dirimu seperti sekarang Jungkook."

Jungkook masih terdiam mendengarnya. Sungguh rasa penasaran benar-benar bersarang di lubuk hatinya.

"Dulu aku hanya dapat melihatmu dari jendela besar itu, aku sangat ingin menghampirimu dan menjadi teman, tapi rasanya sangat sulit?"

Taehyung mengelus jemari Jungkook dengan lembut. Menularkan rasa dingin dalam jemarinya.

"Aku kesepian, bawa aku ke duniamu Jungkook?"

Jungkook diam, ia bingung dengan maksud Taehyung. Hanya kedipan dua manik lucunya yang menjawab. Dan itu membuat Taehyung gemas melepaskan genggaman jemarinya dan mengusap lembut surai hitam Jungkook.

"Kau akan mengerti nanti. Tapi sekarang aku resmi menjadi teman kan bukan pengagum rahasiamu lagi?"

Taehyung terkekeh pelan, sungguh wajah pucatnya kini berubah sedikit bahagia dan ceria.

Jungkook masih memikirkan apa yang terjadi padanya, Jungkook tidak mengetahui semua kehendak tuhan kepadanya. Tapi, dirinya bersyukur di dunia yang kini mulai bercahaya ia tidak sendirian ada Taehyung yang menemaninya.

Lelaki pengagum Jeon Jungkook yang baru sebentar sudah membuat rasa nyaman yang besar dalam hatinya.

Mengapa secepat itu?

Entahlah, hatinya merasa sangat hangat dan nyaman di samping Taehyung.

Jungkook seperti mempunyai cahaya dari kelamnya dunia.

Dan rasanya sangat nyata, bukan mimpi yang biasa Jungkook alami kalau malam datang. Bukan rasa takut dan cemas terhadap sosok siluet hitam yang selalu hadir di mimpinya.

Kini siluet hitam itu menampakkan seseorang yang tampan bak malaikat.

Jungkook bahagia di dunianya sekarang.

"Ya, kau temanku hyung.."

Jungkook tersenyum memandang Taehyung. Iapun bingung mengapa semuanya terjadi sangat natural tanpa ada kepalsuan.

Sebenarnya dalam lubuk hati Jungkook masih ingin mengetahui berbagai jawaban dari bibir Taehyung tapi Jungkook enggan menanyakan dan sekarang memilih untuk diam.

"Jungkook, aku akan mengajakmu ke suatu tempat apakah kau mau?"

Jungkook terpengarah, ia baru sadar hanya Taehyunglah yang sedari tadi memanggil nama belakangnya, tidak ada sapaan asing dengan sebutan marga.

Jungkook mengingat beberapa orang dalam otaknya yang selalu tersenyum dan berkata "Hai Jeon" atau "Selamat pagi Jeon" dan kalimat terakhir membuat ia merasakan dengungan keras di telinganya.

"AWAS JEON!"

Satu kalimat yang membuat Jungkook terduduk, merasakan sakit kepala luar biasa. Memory otaknya tidak berfungsi cuplikan film yang biasa jalan di pikirannya kini benar-benar kosong hanya ada satu siluet hitam di ingatannya.

"Senang berkenalan denganmu, Aku Kim Taehyung!"

Kalimat itu terus berputar di dalam kepalanya, menjadikan beberapa cuplikan film yang tertata rapih. Wajah tampan Taehyung mulai mengisi setiap sel otak Jungkook.

"Jungkook, kau kenapa ?"

Jungkook tersadar dari segala pikiran yang mengisi otaknya. Sesuatu yang dingin menyentuh wajahnya memfokuskan penglihatannya kepada sosok tampan yang mengelus pelan pipi putihnya.

Taehyung menatapnya dengan wajah khawatir, jemarinya menangkup kedua pipi pucat Jungkook.

Nyaman.

Itulah yang Jungkook rasakan, hanya sentuhan Taehyung dan tatapan elangnya yang membuatnya merasa terlindungi.

"H-hyung aku takut, sesuatu mengganggu pikiranku, dan aku- "

Taehyung menyentuh bibir Jungkook perlahan dengan ibu jarinya, mengelusnya dengan lembut dan merasakan tekstur kenyal bibir pucat Jungkook.

Hal tersebut dapat menghentikan segala ucapan yang ingin Jungkook lontarkan.

"Aku tahu, karena tubuh lain dalam diriku memerintahkanku agar bertemu denganmu lewat cara ini."

Taehyung tersenyum hangat. Memandangi wajah manis Jungkook.

Sedangkan yang di tatap hanya diam terpaku. Mencerna untaian kata yang keluar dari ucapan Taehyung sekaligus merasakan hatinya yang berdesir tidak karuan.



"---Karena hanya dengan dirimu, kita dapat keluar dari kegelapan ini bersama Jungkook."










********
Cerita selanjutnya gimana yaa??

Selamat siang, gimana istirahatnya?
Waaa makasih banget yang udah vote dan komen di fanfic ini. Makasih buat kalian yg udah ngerti jalan ceritanya.
Seneng kalo ada yang apresiasi tulisan gua :')

Mampir ke work baru author abal ini juga yuk, oneshoot vkook.

Judulnya confuse(d)x
Oneshoot pertama yang gua bikin em mature konten ya. Yang masih dibawah umur awas loh wkkw.

 Yang masih dibawah umur awas loh wkkw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makasih, salam taekookhardshipper😘

NIGHT (밤)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang