Delapan

3.5K 407 5
                                        

Sehari setelah kejadian tersadar dari komanya, kini Jungkook telah dipindahkan kedalam ruang rawat inap. Semua alat-alat yang membantu dirinya untuk hidup kini sudah tidak ada hanya terdapat sebuah infusan di tangan kirinya dan sebuah perban ringan di dahinya.

"Jeon, kau tahu aku kesepian di tempat kerja, hanya bersama
Park---si pendek ini sangat membosankan."

Ya, Jung Hoseok sahabat dari Jeon Jungkook dan Park Jimin.

Saat Jungkook koma dua sahabat ini yang bergantian menjaga Jungkook, tapi sepertinya Jimin yang lebih beruntung karena dapat melihat pertama kali Jungkook tersadar.

"Ya! Sialan kau Jung, mulutmu rasanya ingin aku sobek!"

Jungkook hanya terkekeh mendengar kedua sahabatnya yang selalu saling menghina dan bertengkar. Tapi Jungkook yakin persahabatan seperti inilah yang dapat membuatnya selalu tertawa dan merindukannya.

"Kalian bisa diam tidak? aku tahu kalian itu saling menyayangi tapi kenapa selalu bertengkar seperti anak lima tahun?"

Ini suara Jungkook, walaupun masih terlihat lemah tapi jauh lebih baik dari sebelumnya.

Hoseok dan Jimin saling berpandangan, bukan---bukan mereka saling jatuh cinta tapi mereka selalu heran dengan sahabat Jeonnya ini. Baru saja sadar dari komanya yang cukup lama tapi mulutnya yang selalu menasehati dan cerewet kembali dengan cepat.

"Jeon kenapa cerewetmu tidak hilang?"

Ini suara Jimin yang mengintrupsi, pandangannya menatap Jungkook dengan wajah dibuat seolah-olah kesal.

Jungkook terkekeh gemas, tapi untuk beberapa menit ia kembali terdiam.

Ingatannya memaksa untuk berpikir, mengulang kejadian yang entah dimana ia rasakan.

Potongan-potongan wajah seseorang muncul dalam pikirannya layaknya sebuah puzzle yang harus di susun.

Otaknya bekerja keras mencoba menyusun ingatannya.

Aku hanya seorang dari keluarga petani----

Sekarang kita berteman---

Sebuah kecelakaan beruntun---

Aku akan melindungimu----

Akhirnya aku punya teman----

Kepalanya berdenyut, Jungkook meringis merasakan sakit yang tiba-tiba muncul. Rasanya ingin menangis merasakan kepalanya seperti terhantam benda berat.

"Ahhh!"

Jimin dan Hoseok yang melihatnya kalang kabut. Karena tadi setelah mendengarkan kalimat cerewet Jungkook mereka kembali saling melemparkan lelucon dan setelah kembali memperhatikan Jungkook ia hanya diam. Dan sekarang Jungkook malah berteriak seperti kesakitan.

"Jeon---a-apa yang terjadi astaga ?"

Ini Hoseok mencoba mencari cara membantu Jungkook untuk mengurangi rasa sakit di kepalanya.

"H-hyung aku akan memanggil dokter, t-tunggu kau jaga si Jeon!"

"Cepatlah pendek!"

Ingin rasanya Jimin mengumpat, dengan situasi seperti ini masih saja temannya itu menghinanya.

***

"Bagaimana dokter?"

"Min Yoongi-ssi, pasien telah membaik hanya tubuhnya masih sedikit sulit untuk di gerakan. Benar begitu Kim Taehyung-ssi?"

Dokter menunggu jawaban dari pasiennya.

"---y-ya d---dok..."

Ucap Taehyung masih susah payah. Sepertinya mulutnya masih kaku untuk berbicara suaranya pun lemah.

"Baiklah, untuk sekarang pasien harus beristirahat, dan Min Yoongi-ssi bisa ke ruang perawat untuk segera mengurus kepindahan pasien ke ruang rawat inap."

"Baiklah dokter, terimakasih."

Yoongipun tersenyum ramah dan melihat punggung sang dokter yang sudah menghilang dibalik pintu putih itu.

"Tae, aku senang kau sudah sembuh. Dan aku akan segera mendapat traktiran es krim dengan cup besar."

Yoongi tertawa menampilkan gummy smilenya. Sungguh manis dan menggemaskan.

Taehyung fokus menatap Yoongi, ia hanya dapat tersenyum melihat lelaki mungil didepannya. Taehyung akan sangat berterimakasih karena atas kesabaran Yoongi dan keyakinan Yoongi ia bisa kembali.

"A--ku akan mem---belikannya---h-hyung."

Ucap Taehyung tulus. Dan semakin banyak ia mencoba berbicara membuat lidahnya yang kelu dan bubirnya yang kaku akan kembali membaik secara perlahan.

Yoongi mengusap lembut lengan dingin Taehyung. Tatapannya tertuju pada wajah Taehyung.

Walaupun wajah Taehyung masih terlihat pucat dan lemah, serta tubuhnya yang semakin kurus tapi ketampanan Taehyung masih bisa terlihat jelas apalagi manik tajam yang sekarang membuka sempurna. Yoongi benar-benar merindukan Taehyung.

"Baiklah aku akan menunggunya dengan senang hati Tae."

Taehyung mencoba mendekap jemari Yoongi kedalam genggamannya. Dan itu jelas membuat Yoongi sedikit terkejut. Membuat pipinya memerah.





"----t-terimakasih---t-telah men---jagaku.."









******************
Nahloh jungkook gimana?

Terus kenapa Taehyung sama Yoongi deket banget kaya lebih dari sahabat gitu?

Selanjutnya gimana ya?

Tau ko chapter ini pendek tapi semoga menikmati bacanya ya wkwk.

Voment..

Double update nih. Wkwk

NIGHT (밤)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang