Tiga

6K 629 15
                                    

Tiga hari ini Jungkook tidak bisa tidur dengan layak. Ah sepertinya setiap hari tidur Jungkook benar-benar terganggu.

Dan pagi hari selalu Jungkook awali dengan senyuman dan sapaan untuk seseorang yang selalu menyapanya saat ingin bekerja.

Seperti suatu kewajiban menyapa pria tua yang sedang berolah raga, bibi lee yang sedang mengurusi tanamannya dan Harang anak kecil berumur 10 tahun berserta Yeontan anjingnya.

Bukan hanya tiga orang itu yang setia menyapa Jungkook, tetapi hampir semua orang di blok tersebut mengenal Jungkook pasti menyapanya.

"Jiminnnn!"

Jungkook mengayuh sepedanya untuk menjajarkan dengan sepeda Jimin.

"Hai Jeon, bagaimana malammu?"

Jungkook mendengus kesal, Jimin merusak paginya yang ceria dengan menanyakan malamnya yang kelam.

"Seperti biasa, dia datang kembali."

"Waw, Itu hebat! apakah lelaki pengagummu kembali muncul di mimpimu Jeon?"

Ya, selain Hoseok Jiminpun mengerti dan mengetahui kebiasaan aneh Jungkook yang selalu bermimpi di dalam mimpinya. Hm, bagaimana mendeskripsikannya ya? Kata lain, Jungkook mempunyai kehidupan lain di alam bawah sadarnya.

"Ya, hanya siluet. Sungguh aku tak dapat melihat sosoknya? Karena dalam mimpiku lelaki itu selalu duduk membelakangiku Jim."

"Aku yakin dia adalah takdirmu dari tuhan."

Jimin hanya tertawa sampai manik sipitnya benar-benar hilang.

"Mana mungkin, Pendek!"

"Kau menghinaku?"

"Tidak! Kau memang pendek!"

Jungkook mengayuh sepedanya lebih dulu meninggalkan Jimin di belakang. Jungkook sangat suka membuat kesal teman pendeknya itu.

"Awas kau Jeon!"

Jungkook tertawa, sampai melihat Hoseok yang mengayuh sepedanya santai sambil menunggu kedua sahabatnya.

"Hyung cepat pergi, Jimin akan mengejar kita!"

Teriak Jungkook yang masih mengayuh sepedanya dengan kecepatan penuh.

Pagi sampai siang hari Jungkook bahagia, Sore hari lelah mulai datang, dan saat malam tiba, itu adalah masalah untuk Jungkook.

Ya, setidaknya ia akan menikmati pagi dan siang hari bersama teman-temannya dengan ceria dan tawa.

----tapi





"-----JEON AWASSS!"




BRAK.

Waktu seperti berhenti berputar. Jungkook merasakan dirinya mengalami slowmotion luar biasa. Maniknya terpejam perlahan, tubuhnya terpental dan sepedanya rusak tak berbentuk.

Pagi harinya yang bahagia sirna, kendaraan beroda empat menenggelamkan tawanya. Terakhir yang terdengar hanya suara Hoseok yang memanggil dirinya dengan khawatir. Dan suara mobil ambulan yang Jungkook tidak yakin datangnya darimana.

"Hoseok Hyung! Jimin!Kau mendengarku hiks?"

Jungkook di larikan ke rumah sakit dengan tubuh yang sudah tidak sadarkan diri dan darah yang mengalir dari pelipis dan hidungnya.

Raga Jungkook tidak bergerak tapi otaknya masih memikirkan kedua sahabatnya. Entah mengapa?

"Hoseok Hyung hiks Jimin aku tidak mau mati!"

Bibir Jungkook kelu, tubuhnya benar-benar tidak bergerak. Tapi Jungkook mendengar suara isakan tangis kedua sahabatnya ditambah lagi suara mesin pendeteksi jantungnya sementara, dan yang Jungkook benci adalah suara sirine mobil sialan yang membawanya.

"Jeon hey kau harus bertahan! Jeon kau dengar aku! Hiks!"

"Ya Hoseok Hyung hiks aku mendengarnya tolong jangan menangis!"

"Semuanya gara-gara aku Jeon, BERTAHANLAH JEON hiks sialan bodoh aku bodoh"

"Jimin, aku janji semuanya baik-baik saja, aku mohon jangan sakiti dirimu sendiri Jim hiks maaf Jimin hiks"

Jungkook merasakan tubuhnya dingin, lidahnya kelu, dan bibirnya mengering. Tubuhnya dibawa turun dan dibawa kedalam suatu ruangan.

Jungkook terbaring lemah diatas ranjang, dengan manik yang memejam, tapi Jungkook mendengar semuanya, suara perawat dan dokter serta suara mesin-mesin khas rumah sakit.

"Yaa!! Jungkook, akhirnya kau kembali?"

Jungkook membenci suara itu, suara yang selalu muncul dalam alam bawah sadarnya.

"Mau apa lagi kau!?"

Sejujurnya Jungkook sangat terkejut dan entah mengapa hatinya merasakan sedih yang luar biasa. Tapi ia hanya menjawabnya dengan nada ketus, wajah Jungkook berseri, cantik, tapi bibirnya sedikit pucat.

"Kau masih mengingat pengagummu?"

"Pembohong ! Ia hanya siluet hitam yang tak pernah ingin muncul di hadapanku ha!"

Jungkook berteriak, bosan dengan omong kosong saudara kembarnya.

"Sst, dia datang! Selamat berkenalan Jungkook?"

Ucap alam bawah sadar Jungkook dengan begitu menyebalkan. Ingin sekali rasanya memaki sosok cerewet yang selalu menggodanya dan ingin menghajar sosok tersebut.

Tapi, seseorang membuatnya terkejut dari acara balas dendam kepada sosok menyebalkan itu.

"Kau benar Jeon Jungkook?"

"E-eh?"

Jungkook menatap seseorang di hadapannya, berperawakan tinggi dengan manik setajam elang dan rahang tegas.

Sungguh tampan.

Jangan lupakan surainya berwarna hitam, dengan potongan rambut bergaya mullet.

Jauh dari bayangan Jungkook yang menganggap siluet hitam itu adalah sosok yang mengerikan.

Apakah dia manusia?

"Halo, kenapa kau melamun?"

"Ah- yaa b-benar aku Jungkook, Jeon Jungkook."

Ucap Jungkook gugup karena kagum menatap sang lawan bicara yang sangat mendekati kata sempurna.

Sang lawan bicara terkekeh gemas melihat respon Jungkook yang malu-malu. Sampai suara huskynya kembali ia keluarkan.












"----Senang bertemu denganmu. Aku Kim Taehyung."

















*****
Paham ga ceritanya? Wkwk otak we lg ada ide bikin fanfic kaya ginian hoho..

Lanjut enggak? Wkwkwk

NIGHT (밤)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang