Malam dimana salju pertama turun, Taehyung masih terjebak disudut kafe karena cuaca yang dingin.
Jungkook masih menghindarinya hampir tujuh hari. Jujur saja Taehyung sangat rindu.
Malam salju pertama adalah malam spesial dimana banyak pasangan yang saling menyayangi melakukan hal-hal yang baru dilakukan untuk pertama kalinya.
Contohnya pasangan yang berada tak jauh dari Taehyung mereka baru saja merayakan hari jadi berpacaran mereka yang pertama.
Atau mungkin pasangan suami istri di samping Taehyung yang sedang merayakan hari pernikahan mereka dengan sebuah cake di atas mejanya.
Bahkan sebuah kedai di depan kafe yang sedang ramai karena baru saja resmi dibuka dan memberikan banyak diskon makan ditempat untuk hari pertama peresmian.
Sungguh salju pertama adalah hal yang sangat dinantikan oleh setiap kalangan. Mereka semua di penuhi oleh rasa kebahagiaan.
Dan pada malam ini juga Taehyung bertekad untuk menemui Jungkook di rumahnya. Harapannya Jungkook dapat memperhatikannya lagi, karena sejujurnya Taehyung seperti seorang yang kehilangan energi saat Jungkook menjauhinya.
Butuh beberapa menit untuk Taehyung sampai di kediaman Jungkook.
Taehyung sengaja tidak mengetuk pintu karena ia takut Jungkook menolaknya dan bersyukurlah karena dewi fortuna berada di pihaknya pintu rumah Jungkook tidak terkunci.
Taehyung berjalan mencari Jungkook tanpa menciptakan suara yang gaduh.
Dan berakhirlah Taehyung di dapur, memandang siluet Jungkook yang sedang memasak dengan memakai apron bergambar kelincinya. Manis sekali.
"Akhirnya saat malam pertama salju turun aku dapat membuat makanan ciptaanku sendiri untuk yang pertama kalinya."
Jungkook terkekeh, menata piring di depannya. Dan dirinya belum tersadar akan keberadaan Taehyung di sekitarnya.
Dengan sedikit bersenandung pelan, Jungkook merasakan tangan seseorang melingkar di perutnya.
Jungkook terdiam, tanpa menoleh iapun tahu seseorang yang memeluknya. Salahkan aroma parfum yang sudah Jungkook hapal bahkan ia rindukan akhir-akhir ini.
"Aku rindu, maafkan aku."
Satu kalimat bernada berat lolos dari seseorang yang memeluknya.
"Jangan menghindar lagi."
Suaranya lirih, seperti kehilangan semua pasokan energi dalam tubuhnya.
Jungkook berniat untuk melepaskan pelukannya, tapi Taehyung menolak mentah-mentah.
"Biarkan seperti ini sebentar."
Jungkook lagi-lagi terdiam, ia seperti mengalami dejavu dimana dirinya yang nampak seperti mayat hidup dan berkat pelukan Taehyung raganya dapat kembali.
"H-hyung a-apa yang terjadi?"
Jungkook seperti orang bodoh yang menanyakan keadaan Taehyung. Jelas jelas sikapnya akhir-akhir ini adalah menghindari Taehyung.
Sang dominan hanya terdiam, malas untuk menjawab pertanyaan tidak penting menurutnya.
Butuh sekitar enam menit untuk Taehyung memeluk Jungkook dari belakang. Dan akhirnya Jungkook membalikan tubuhnya menatap manik bersinar Taehyung berbeda saat terakhir Jungkook menatapnya, maniknya berubah keabuan.
Taehyung tak henti-hentinya menggumamkan kata maaf atas sikapnya saat itu dan memohon agar Jungkook tidak mengacuhkannya lagi.
Sampai akhirnya entah keberanian darimana Taehyung mencium bibir Jungkook dengan lembut, merasakan perasaan aneh dalam hatinya.
Jungkook terkejut, ia tidak tahu lagi apa yang harus di lakukan saat sudah seperti ini. Otaknya melambat untuk merespon.
Keduanya masih saling berciuman, memancarkan cahaya dari dirinya masing-masing.
Ciuman lembut mereka berubah, ada perasaan rindu, bahagia, dan marah yang menjadi satu. Taehyung melumat bibir Jungkook dengan sedikit menggigit bibir bawah sang submisif.
Jungkook hanya memekik pelan membiarkan Taehyung menyusuri ciumannya, beradu lidah dan saling menuntut.
"-ngh---"
Lenguhan Jungkook semakin membuat Taehyung bersemangat untuk menjelajahinya.
Bolehkah Taehyung membiarkan rindunya tersalurkan pada malam salju pertama ini.
********
Hadu hadu gawat ada ratednya ni.
Rindu ga ff ini? Ga ya /?
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHT (밤)
FanfictionAku bertemu dengannya dalam kegelapan. Taehyung Jungkook Boyslove checkthisout! Jangan liat deskripsi langsung baca aja kawan!