Hai aku lanjut lagi.
Masih ada typo
Happy reading
****
Malam semakin gelap hari ini tapi Hagi bahkan tidak bisa membedakan siang maupun malam di ruangan ini jika saja tidak ada jendela kecil di atas pintu di depannya yang menjadi satu-satunya penerangan ketika siang hari.
Sudah dua tiga hari Hagi di ruangan gelap ini dan selama itu Hagi tidak melakukan apapun selain duduk, Hagi masih tidak terima juga bingung dengan keadaannya sekarang. Kedua tangan dan kakinya dalam keadaan di pasung, belum lagi ketika dia ingin melakukan aktifitas kamar mandi dia hanya bisa melakukanya di jam-jam tertentu dan itupun bukan di kamar mandi.
Dalam tiga hari inipun Hagi tidak mandi walaupun ada seorang pelayan perempuan yang selalu mengurusnya dengan mengelap tubuhnya seperti orang sakit, setiap Hagi bertanya pelayan itu hanya memandang Hagi dengan iba, dan yang membuat Hagi bingung adalah pakaian pelayan itu juga sekeliling ruangan dimana ia di pasung jauh dari kata moderen.
"Sebenarnya kenapa aku ada disini dan apa salahku sampai di pasung begini?"
Hagi kembali mengerang frustasi, Hagi bukannya tidak pernah mencoba untuk kabur, tapi tubuhnya yang kaku membuatnya tidak bisa melawan sekalipun Hagi pemilik sabuk hitam taekwondo, dan anehnya lebam di pergelangan tangan dan kakinya bukanlah lebam dari pasungan yang baru. Sebenarnya berapa lama Hagi tidak sadarkan diri.
Tidak berapa lama pintu masuk terbuka, pelayan yang biasa mengurus Hagi masuk membawa lentera juga makanan. Setelah mengatur duduknya agar terasa nyaman pelayan itu mulai menyuapi Hagi, tapi kali ini Hagi menolak makan.
"Setidaknya beritahu siapa namamu." Ucap Hagi pelan yang di balas helaan nafas pelayan tersebut.
"Saya pelayan nona dari sejak nona kecil Bibi Cha. Apa nona lupa lagi nama bibi?" Hagi mengerutkan keningnya bingung ada yang salah disini.
"Lupa? Tunggu kalau begitu siapa namaku?" Sekali lagi bibi Cha menghelah nafas berat.
"Iya, nama nona adalah nona Hyunmie tapi bibi Cha mengerti kalau nona lupa tidak apa-apa." Hagi berkedip beberapa kali, apa bibi di hadapannya ini sedang melucu? Hagi berusaha berpikiran positif, mungkin saja nona pelayan ini mirip dengannya jadi bibi Cha berpikir dia Hyunmie.
"Baiklah sekarang aku tanya sejak kapan aku disini, tidak kapan terakhir aku kabur dari sini?" Pertanyaan Hagi kembali membuat bibi Cha terlihat sedih.
"Nona tidak pernah berusaha melarikan diri sebelumnya selain kemarin, nona sudah hampir tujuh tahun disini." Kali ini Hagi hanya bisa membuka mulutnya lebar-lebar sepertinya memang ada yang salah.
"Tahun berapa ini? Bukan dinasti apa ini? Oh katakan saja aku sekarang ada di kerajaan apa?" Kali ini Hagi histeris dia sudah membayangkan hal yang tidak-tidak dengan timetravel dan hal sebagainya, membuat bibi Cha sedikit mengkerut.
"Ini tahun keduapuluh Raja Gwang Joon memerintah, nona ada di kerajaan Hanyeol." Kali ini Hagi semakin kebingungan dalam sejarah Korea mana ada kerajaan Hanyeol, karena pekerjaannya sebagai pemandu wisata Hagi tahu betul sejarah korea.
Bingung dengan keadaan yang ada Hagi mengacak rambutnya frustasi lalu mengerang kesakitan ketika pergelangan tanganya bergesakan dengan kayu pasungan.
"Nona jangan begitu, itu hanya akan menyakiti tangan nona lagi." Bibi Cha membantu Hagi membenarkan letak pasungan di tangan Hagi lalu semakin menatap Hagi sedih yang nampak frustasi dan juga kebingungan.
"Tidak apa nona, besok nona tidak akan ingat apa-apa lagi dan itu bagus karena nona tidak mengingat apapun jadi tidak perlu mengingat luka kemarin." Hagi semakin kebingungan dengan ucapan bibi Cha, kalau Hagi tidak gila sekarang Hagi sedang menumpang di badan orang lain setelah tercebur kedalam sumur di bangunan tua beberapa hari lalu, tapi Hagi masih belum paham dimana ia sekarang. Juga pembicaraan membingungkan yang bibi Cha katakan.
"Maksud bibi apa?" Bibi Cha menggelengkan kepalanya kecil seolah percuma menjelaskan apapun pada Hagi.
"Tidak ada apa-apa, besok bibi akan jelaskan lagi iya, sekarang nona tidur." Tanpa mendengarkan ucapan Hagi kembali Bibi Cha pergi meninggalkan Hagi di temani lentera kecil membuat Hagi kembali menggerang dan menggerutu panjang lebar.
"Sialan sebenarnya kenapa aku bisa begini."
***
Hari ini keadaan rumah keluarga perdana menteri Kim nampak ramai, semua sibuk bersiap untuk kedatangan pangeran ke lima pangeran Cho Kyuhyun, sesuai rencana Kyuhyun bermaksud untuk berkenalan dengan putri keluarga Kim untuk di jadikan istri. Di surat terakhir yang Kyuhyun berikan pada menteri Kim, Kyuhyun tidak menjelaskan putri yang mana yang ingin ia ajak berkenalan hanya saja nyonya rumah nampaknya tetap sibuk menyiapkan Hyebin dengan berdandan semaxsimal mungkin.
"Kalau saja kau putri kandungku, aku berharap kau menikah dengan pangeran ke tiga yang di gadang-gadang akan menjadi putra mahkota di masa depan, sayang kau hanya anak angkat, pangeran ketiga jelas memilih mentri Kang untuk di jadikan mertuanya." Ucapan nyonya Kim hanya di balas dengus kecil yang di samarkan, Hyebin jelas tidak mau menikah dengan pangeran ke tiga yang terkenal kejam, walaupun pangeran kelima juga dingin setidaknya Hyebin tahu Kyuhyun tidak akan membunuh untuk ambisinya.
Jadi Hyebin senang saja di nikahkan dengan pangeran ke lima, selain karena gelar pangeran Kyuhyun juga sangat tampan, Hyebin jadi merasa tidak rugi sekalipun tidak mencintai pangeran kelima.
Ketika semua orang sibuk dengan persiapan kedatangan Pangeran kelima, beberapa penjaga yang biasanya berjaga di ruangan khusus nona muda mereka di pasung berkurang bahkan hanya ada satu orang saja yang berjaga membuat Hagi akhirnya memiliki kesempatan untuk kabur setelah sebelumnya membuat bibi Cha pingsan, walaupun sedikit merasa bersalah Hagi harus kabur dari rumah ini, walaupun belum tahu caranya untuk pulang setidanya Hagi harus mencaritahu tentang dimana sebenarnya ia sekarang.
Tadi pagi seperti orang bodoh bibi Cha kembali mengulang cerita yang sama tentang siapa dia sebenarnya dan kenapa ia di pasung, semua persis seperti kemarin walaupun sedikit kesal sepertinya Hagi sadar sepertinya tubuh yang ia tempati sekarang memiliki penyakit dimana ketika berganti hari pikirannya akan terasa kosong tidak mengingat apapun, ini juga menjelaskan sepertinya kenapa gadis yang tubuhnya Hagi tempati dipasung.
Setelah memukul kepala penjaga Hagi berjalan pelan keluar ruangan dan kemudian Hagi menutup matanya perih ketika matanya menatap berkeliling dan tersinari matahari. Sambil melihat kiri dan kanan, Hagi mulai berlari, berusaha menghindari keramaian di beberapa titik.
Sepertinya baru beberapa menit Hagi berlari berusaha menghindari banyak orang tapi kini nafasnya sudah tidak beraturan dan kepalanya mulai pening karena kelelahan dan ketika di belokan Hagi bahkan yang sudah tidak bisa mengontrol tubuhnya menabrak seseorang dan hampir terjatuh jika saja ia tidak berpegangan pada orang tersebut.
Sebuah tangan melingkar erat di pinggangnya, walaupun masih belum jelas siapa orang yang memeganginya Hagi berusaha merapat ketubuh orang tersebut, seolah jika tidak berpegangan Hagi bisa merosot ketanah. Butuh satu menit untuk Hagi hingga akhirnya ia bisa melihat dengan jelas siapa yang masih memeluknya dengan erat itu.
Mata hitam pria itu memaku Hagi di tempat tidak ada kata yang bisa Hagi gambarkan untuk ketampanan pria di hadapannya itu.
"Siapa Kau?" Pertanyaan itu sukses membuat Hagi tersadar dari lamunannya juga posisi mereka yang tidak pantas.
Sedikit linglung Hagi melepas genggaman tangannya pada baju pria di hadapannya.
"Maaf..."
Tbc
11 juni 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRATION:My Eternal Love Book 1(END)
FantasyPeringkat 87 #Suju tgl 07/01/2019 Peringkat 84 #Suju tgl 10/01/2019 Peringkat 1 # chokyuhyun tgl 18 juni 2021 Ketika membuka matanya Hagi terkejut bukan main karena tangan dan kakinya dalam keadaan di pasung, lebih terkejut lagi dia menyadari jika...