02

2.7K 378 17
                                    

Jisoo terdiam.

Ya Tuhan pria gila ini.

"Oh annyeong haseyo, Taeyong-ssi", ucap Jisoo seraya membungkukkan badan.

"Ada apa denganmu? Formal sekali. Kau tidak lupa denganku kan?", tanya Taeyong sarkasme.

Bagaimana bisa aku lupa dengan pria tidak waras sepertimu, batin Jisoo.

"Kau mau kemana?"

"Jepang"

"Wah sama... ah iya, bagaimana kalau nanti malam kita makan ramen di Kedai Mensho. Banyak orang bilang ramen disana sangat enak", ujar Taeyong panjang lebar.

"Hmm.. aku tidak tau. Sepertinya aku akan sibuk nanti malam", jawab Jisoo bohong.

"Baiklah. Akan aku hubungi kau nanti malam. Berapa nomormu?", ucap Taeyong sumringah seraya mengeluarkan handphonenya.

Terpaksa Jisoo harus memberikan nomornya pada pria di hadapannya. Hah, menyebalkan.

"Baiklah sampai jumpa nanti malam Chichu", pamit Taeyong kemudian pergi menjauh.

Hah. Apa-apaan, aku kan tidak bilang mau pergi dengannya. Dasar memuakkan.

***

Maret 2006

"Kim Jisoo mengompooool.... Kim Jisoo mengompoool", teriak Taeyong, ketua geng kelas 6 paling bandel di sebuah Sekolah Dasar  di Seoul.

"Aniyaaa... aku tidak mengompol!", teriak Jisoo dengan suara parau.

"Lalu kenapa rokmu basah begitu? Hihihi"

"Seulgi tidak sengaja menumpahkan air minumnya saat istirahat tadi di kantin. Aku berkata jujur Taeyong-ah... hiks.. tolong berhenti berteriak", pinta Jisoo memelas.

"Begitu saja menangis, dasar gadis cengeng", balas Taeyong dengan memajukan bibirnya mengejek kemudian pergi menjauh meninggalkan gadis itu.

Jisoo sudah mengenal Taeyong sejak kelas 3, dia memang terkenal sangat bandel di sekolah. Kedua sahabatnya, Yuta dan Jaehyun, juga sama nakalnya dengan dia. Jisoo tidak pernah mempedulikan itu. Karena selama ini Taeyong tidak pernah mengganggunya.

Tapi entah sejak menginjak kelas 5, Taeyong mulai suka menjahilinya. Apalagi sejak kelas 5 mereka berada dalam kelas yang sama. Hal itu membuat hidup Jisoo menjadi berubah berantakan. Jisoo yang notabene adalah siswi cerdas mulai sering menangis sejak diganggu Taeyong. Guru-guru bahkan sudah mulai lelah menghukum Taeyong.

Awalnya Jisoo tidak menghiraukannya karena ia berpikir bahwa Taeyong akan lelah dan berhenti dengan sendirinya. Namun dugannya salah. Semakin ia tidak menghiraukannya, kenakalan Taeyong malah semakin menjadi.

Saat ini  Jisoo sedang berpikir bagaimana caranya agar ia bisa pulang ke rumah. Karena Jisoo yakin ia akan sangat malu untuk kembali ke kelas dalam keadaan seperti ini. Apalagi dengan mulut Taeyong yang tidak mau berhenti berteriak menjahilinya.

Tiba-tiba kepalanya berdenyut kencang, membuat Jisoo kehilangan keseimbangan dan jatuh. Pandangannya mulai buram saat ia mendengar Seulgi berteriak, tak lama semuanya mulai menggelap.

Jisoo terbangun dan mengedarkan pandangannya ke sekitar ruangan. Bau alkohol dan dinding putih memenuhi penglihatannya. Seulgi datang kemudian tersenyum lega saat melihat Jisoo sadar. Kemudian ia ijin untuk kembali ke kelas karena tidak ingin tertinggal pelajaran.

Tak lama kemudian, Taeyong datang dengan tatapan bersalahnya. Dia terdiam di ujung ranjang yang ditempati Jisoo sembari menundukkan kepalanya. Seperti bingung harus berkata apa.

"Chichu, maafkan Taeyong ya. Aku tidak bermaksud menjahilimu", ucapnya ragu.

"Kau bermaksud menjahiliku, Taeyong", jawab Jisoo dengan dingin.

"Iya tapi aku tidak bermaksud sampai membuatmu pingsan. Maafkan aku Chichu", balas Taeyong dengan lesu.

Jisoo berpikir bahwa ini pertama kalinya Taeyong meminta maaf pada korban kejahilannya. Dan dia terlihat begitu tulus saat ini. Ekspresi penyesalan terlihat jelas di wajahnya membuat Jisoo tidak tega untuk tidak memaafkannya.

"Iya ku maafkan. Tapi jangan diulang ya, janji?", ujar Jisoo seraya mengacungkan jari kelingkingnya.

"Janji", jawab Taeyong kemudian mengaitkan jarinya pada milik Jisoo.

Namun tak disangka-sangka tiba-tiba Taeyong bangkit dari duduknya kemudian mencium pipi kanan Jisoo dengan cepat. Jisoo masih terdiam akibat keterkejutannya. Taeyong menunduk sembari tersenyum malu.

"Wahh.. Taeyong dan Jisoo berciuman", goda Yuta dan Jaehyun yang ternyata mengintip di balik pintu uks yang sedikit terbuka.

Seketika Jisoo panik karena ia yakin Yuta dan Jaehyun tidak akan diam begitu saja. Jisoo yakin berita ini pasti akan tersebar bahkan sebelum bel pulang sekolah berbunyi.

Dan dugaan Jisoo benar. Hampir seluruh murid kelas 6 meledeknya. Tapi yang mengejutkan adalah kejadiannya berbalik 180 derajat dari faktanya. Yuta dan Jaehyun mengatakan pada semua orang bahwa Jisoo yang memaksa Taeyong untuk menciumnya, meski faktanya Taeyong sendirilah yang mencium gadis itu.

Jisoo pergi ke kelas Taeyong dengan wajah marah. Dia datang dan berdiri di hadapan ketiga orang paling menyebalkan menurutnya, Taeyong - Yuta - Jaehyun.

"Kenapa kalian berbohong? Kau berkata pada semua orang bahwa aku yang memaksa Taeyong untuk menciumku?!", tanya Jisoo pada Yuta dan Jaehyun dengan wajah dingin.

Yuta dan Jaehyun terdiam. Jisoo tidak pernah semarah itu.

"Kami berkata jujur, benarkan Taeyong?"

Jisoo menatap Taeyong penuh harap. Percaya bahwa Taeyong akan menjelaskan semuanya pada kedua temannya.

"Iya benar, Chichu yang memintaku untuk menciumnya. Jadi ya.. terpaksa aku cium", ujar Taeyong dengan ekspresi kemenangan.

"Kau... kau...", Jisoo hanya bisa tergagap karena terlalu terkejut dengan perlakuan Taeyong. Kemudian ia menangis dan meninggalkan mereka bertiga.

***

Undeniable ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang