Seperti yang Jisoo pikirkan, semenjak Taeyong melihatnya di restoran bersama Jongin, pria itu tidak pernah lagi datang ke kantor Jisoo.
Jujur saja sebenarnya Jisoo merasa kehilangan.
Mungkin benar apa kata Jongin, Jisoo mencintainya.
Namun rasa sakit hati akibat perkataan Taeyong waktu itu membuat Jisoo terlalu gengsi untuk mengakuinya.Dan hari ini Jisoo dihadapkan oleh sebuah kegalauan karena tadi siang dia mendapatkan undangan perayaan ulang tahun Jaehyun di klub di daerah Gangnam.
Jisoo bimbang, haruskah ia datang?
Jika iya, apa yang harus ia lakukan saat bertemu Taeyong nanti?***
Jisoo memutuskan untuk datang ke pesta ulang tahun Jaehyun dengan Rose, asistennya.
"Jaehyun ini Rose, dan Rose ini Jaehyun.. teman sekolahku dulu", ucap Jisoo memperkenalkan mereka.
Jisoo tersenyum kecil saat melihat pipi Rose yang merona saat gadis itu membalas jabatan tangan Jaehyun. Sedikit wajar, Jaehyun memang tampan dan sangat populer di kalangan wanita.
Setelah mengucapkan selamat ulang tahun pada Jaehyun, Jisoo membiarkan mereka mengobrol dan berjalan menuju bar.
Saat menunggu cocktail pesanannya, mata Jisoo tak sengaja bertatapan dengan Taeyong yang—mungkin ia gila, karena mendengarkan musik dengan earphone di tengah klub.
Melihatnya berpakaian kasual seperti itu membuat tingkat ketampanan Taeyong naik dengan pesat.
Hey, pernahkah Jisoo menyangkal bahwa Taeyong itu sangat tampan?
Sayangnya, iya.Jisoo akan melambaikan tangannya saat dia melihat pria itu membuang muka dan berjalan ke arah seorang wanita dan memeluknya.
Jisoo merasa seperti akan muntah melihat hal itu, meskipun itu adalah hal yang biasa-biasa saja yang bisa terjadi di sebuah klub.
Untuk menghindari sakit hatinya, Jisoo memutuskan untuk turun dan menari mengikuti irama lagu yang diputar saat ini.
Jisoo yang memang sangat cantik, semakin terlihat memikat karena pakaian seksinya.
Ditambah kemampuannya menari membuat pria di sekitar Jisoo menatapnya lapar.Jisoo yang memang sudah tak bisa berpikir jernih, tidak merasa risih namun malah semakin menggoyangkan tubuhnya mengikuti irama lagu hingga seorang pria menariknya secara paksa keluar dari klub.
Keadaan klub yang remang-remang membuat Jisoo tak dapat melihat siapa pria sialan yang menariknya hingga sampai di depan klub, dan ia terkejut karena Taeyong lah pria itu.
"Ada apa denganmu??!", teriak Jisoo.
"Harusnya aku yang bertanya ada apa denganmu!!", balas Taeyong dengan teriakannya diikuti tatapan dinginnya terhadap Jisoo.
"Apa kau tidak lihat mata para bajing*n itu melihatmu menari dengan pakaian seperti ini??!", lanjut Taeyong.
"Aku tidak peduli, Taeyong", jawab Jisoo lesu kemudian memutuskan untuk kembali masuk ke dalam klub.
Belum sampai Jisoo ke pintu masuk, Taeyong kembali menarik lengan Jisoo dan menubrukkan tubuh ramping gadis itu ke tubuhnya.
Tanpa peringatan Taeyong mencium Jisoo, melumat bibirnya dan melesakkan lidahnya ke dalam mulut Jisoo.Taeyong benar-benar seperti seorang pria yang kelaparan.
Ia tetap mencium Jisoo meski gadis itu tak membalasnya.
Tapi kemudian ia berhenti saat dia merasakan air mata mengalir di pipi Jisoo.Taeyong yang sadar kemudian melepas ciumannya dan berjalan mundur dengan cepat, "Jisoo... aku..", ucap Taeyong terbata.
"Tidak bisakah kau meminta maaf padaku terlebih dahulu atas kesalahanmu waktu itu Taeyong?", gumam Jisoo yang masih bisa didengar Taeyong.
"Apa aku setidakberharga itu di matamu?", tambah Jisoo dengan suara bergetar.
"Tidak Jisoo.. jelas tidak..", jawab Taeyong dengan panik.
"Kau... gila, Taeyong..", ucap Jisoo
"Ya aku gila karena aku mencintaimu!", teriak Taeyong frustasi.
Jisoo yang terkejut segera membalikkan tubuhnya menghadap Taeyong dengan ekspresi bingung.
"Aku mencintaimu Jisoo, aku mencintai kekasih pria lain....", lirih Taeyong kemudian menundukkan wajahnya.
"Apa maksudmu?", tanya Jisoo dengan lembut saat dirinya sudah berdiri tepat di hadapan Taeyong.
"Bukankah... pria di restoran itu adalah kekasihmu?", ujar Taeyong bingung.
Jisoo tersenyum geli menatap Taeyong.
Seketika semua rasa marah dan sakit hatinya pada Taeyong hilang begitu saja.Jisoo, masih dengan reaksi yang sama, tetap menatap Taeyong yang kebingungan akan tanggapan gadis di hadapannya.
Jisoo meletakkan tangan lembutnya di pipi Taeyong, "Sejak kapan kau merasakannya?"
"Sejak kau memberikan sapu tanganmu padaku ketika aku menangis saat kelas 4. Kim Jisoo, aku sudah mencintaimu sepanjang hidupku", jawab Taeyong dengan nada putus asa.
"Kurasa aku juga", timpal Jisoo dengan geli.
Taeyong mengernyit bingung menatap Jisoo.
"Aku juga mencintaimu, murid nakal", ujar Jisoo sembari mencubit gemas hidung mancung Taeyong lalu memeluk pria itu dengan erat.
Taeyong yang awalnya terkejut akan semuanya hanya bisa diam saat Jisoo memeluknya dengan sangat erat.
Namun beberapa waktu kemudian, ia tersenyum dan balas memeluk gadis pujaannya dengan jantung yang berdegup kencang dan kebahagiaan yang tak terkira.
***
TERIMA KASIH UNTUK SEMUA PEMBACA CERITA INI, SALAM SAYANG DARIKU🥰😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Undeniable ✔️
Fiksi PenggemarAku selalu mencoba menghindarinya. Aku selalu berhasil menghindarinya. Tapi kenapa takdir selalu mempertemukanku dengannya?