07

1.6K 271 8
                                    

"Apa kau terkejut dengan aku yang  sekarang? Bukankah aku terlihat keren dan semakin tampan?" ujar Taeyong menghampiri Jisoo yang sedang makan di kantin rumah sakit.

Jisoo cukup terkejut dengan kedatangan Taeyong, namun memilih untuk mengabaikan pria itu, dan melanjutkan makan sandwich strawberry krim favoritnya.

"Kau masih tetap menyukai strawberry rupanya.."

"Bisakah kau berhenti berbicara? Bisakah kau juga berhenti bersikap sok tahu?", jawab Jisoo geram.

Jisoo menatap Taeyong yang diam saja tak membalasnya. Karena sejujurnya, Jisoo takut Taeyong akan marah.

Jisoo berderham untuk memecah keheningan di antara mereka. "Bagaimana kau bisa menjadi seorang dokter?"

"Kenapa? Kau pikir aku tidak sanggup?", jawab Taeyong dingin.

"Aku.. Aku tidak berkata begitu!", sanggah Jisoo sembari menggembungkan pipinya menatap Taeyong kesal.

"Aku sanggup Kim Jisoo. Aku sanggup menjadi seorang dokter. Aku sanggup menjadi yang terpintar. Aku sanggup menjadi yang terbaik. Apa sekarang aku sudah pantas?", tanya Taeyong sembari menatap Jisoo lekat.

Jisoo yang ditatap begitu intens oleh Taeyong menjadi salah tingkah, dan entah kenapa pipinya memerah. "Pantas untuk apa? Dan kenapa kau bertanya padaku? Dasar tidak penting", jawab Jisoo kemudian beranjak pergi dari hadapan Taeyong.

Namun Jisoo sangat terkejut ketika Taeyong menarik lengannya. Kemudian Taeyong menghentakkan tubuhnya hingga menabrak tubuh Taeyong, mengiris jarak keduanya. Taeyong menunduk mensejajarkan tubuhnya dengan Jisoo yang mungil kemudian berbisik di telinga gadis itu, "kau tidak akan pernah paham. Kau tidak mengerti Kim Jisoo, karena kau terlalu berfokus pada dirimu sendiri sejak dulu", bisik Taeyong di telinga Jisoo.

"Pergilah ke ruang rawat appamu. Dia mencarimu", lanjut Taeyong datar kemudian beranjak meninggalkan Jisoo yang terdiam.

Ada apa dengannya? Kenapa dia jadi marah begitu? pikir Jisoo.

***
"Mana sandwich ku nuna?", tanya Doyoung ketika Jisoo kembali ke kamar.

"Oh.. mian, aku lupa", jawab Jisoo dengan polos karena melupakan sandwich titipan Doyoung. Semua karena si gila Taeyong itu sih.

"Ahhh... aku tidak mau aku tidak mau, belikan aku sandwich sekarang aku lapaaaar", rengek Doyoung manja bergelayut di lengan Jisoo.

Doyoung memang akan selalu begitu, merengek dan bergelayut manja di lengan Jisoo ketika keinginannya tidak dikabulkan. Tentu saja itu hanya berlaku di hadapan Jisoo, karena di sekolah Doyoung selalu berlagak seperti cassanova.

"Aish... baiklah baiklah bayi.."

***

Kau tau dokter spesialis jantung yang baru? Dia sungguh tampan

Iya iya, dia sangat tampan. Bibirnya merah menggoda sekali.. Aku rela meski hanya menjadi teman tidurnya

Jisoo mendengar ucapan para perawat yang dirasa sedang tidak ada pekerjaan hingga menghabiskan waktunya untuk mengobrol di depan pintu kantin. Jisoo paham jika yang dibicarakan para perawat genit ini pasti si gila Taeyong. Jisoo menahan tawanya, mereka hanya belum mengerti saja bagaimana sifat dan karakter pria itu.

Setelah kembali dari kantin membawa sandwich untuk adiknya, Jisoo berencana untuk duduk sebentar di taman ketika tangan seseorang menarik lengannya cukup keras dan menyeretnya ke dalam sebuah ruangan gelap.

***

MUMPUNG LAGI LIBURAN MAU MENCOBA MENYELESAIKAN CERITA INI.

Undeniable ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang