03

2.2K 350 2
                                    

JISOO POV

Aku tersadar dari lamunan saat asisten memanggil namaku, mengingatkan untuk memasang sabuk pengaman karena kami akan mendarat di Jepang.

Saat tiba di bandara aku berjalan cukup terburu-buru. Menghindari Taeyong tentunya, aku terlalu malas bertemu dengan pria tidak waras itu. Memang, ku akui dia sangat sangat tampan sekarang. Tapi apa gunanya tampan jika sifatnya begitu menyebalkan?

Kami sedang menunggu bagasi saat ku lihat Taeyong keluar dari pintu kedatangan. Aku langsung mengalihkan pandanganku ke arah lain, berpura-pura mencari koperku yang jelas-jelas sudah dipegang oleh asistenku. Tak peduli lah.

***

Kami sedang berpesta di salah satu bar di Tokyo. Pesta pernikahan klien kami yang berlangsung di salah satu hotel mewah berjalan dengan sangat lancar. Mereka pun sangat puas dengan hasil kinerja tim kami.

Untuk merayakannya kami pergi memakan ramen kemudian berlanjut ke bar. Tidak mungkin untuk tidak menyentuh alkohol saat memasuki bar. Aku pun begitu. Dari segelas, dua gelas, tiga gelas.

Kami berjalan sempoyongan saat memasuki hotel mewah tempat kami menginap. Beruntung kami bekerja sama dengan klien konglomerat yang mampu menyewakan kamar hotel untuk seluruh anggota tim kami.

Kamarku yang berada di lantai terpisah memaksaku untuk berjalan sempoyongan seorang diri. Aku menekan angka 21 saat pintu lift yang akan tertutup tiba-tiba kembali terbuka. Seseorang masuk ke dalam lift ketika pusing di kepalaku semakin terasa dan seketika pandanganku mulai menggelap.

***

Aku terbangun saat merasakan sinar matahari menembus tirai dan membuat tidurku terganggu. Aku menguap dan merentangkan kaki tanganku kuat-kuat. Kebiasaanku saat bangun pagi.

Aku begitu terkejut saat aku menyadari dimana aku berada. Aku terduduk dengan mata membulat, namun aku baru ingat bahwa aku sedang berada di hotel mewah di Jepang. Pantas saja suasananya cukup berbeda dengan kamarku di Seoul. Bodoh.

Tapi aku kembali terkejut saat menemukan diriku hanya menggunakan bra dan celana dalam hitam berenda favoritku. Tunggu, samar-samar kudengar suara percikan air yang ku yakin berasal dari shower terdengar dari arah kananku, yang ku jamin adalah kamar mandi.

Tidak tidak. Jangan bilang aku tanpa sadar melakukan one night stand dengan orang yang tidak ku kenal??!

Bodoh. Bodoh. Kau bodoh Kim Jisoo, ucapku sambil memukul kepalaku.

Tapi tunggu. Tidak ada darah di sprei yang ku tiduri saat ini. Tak mungkin pria ini mencuci spreinya kan? Ah tidak pikiranku begitu kacau.

Diam-diam aku memunguti bodycon dress yang kupakai semalam, dan memakainya cepat-cepat. Kuraih hak tinggi milikku dan sedikit berlari ke arah pintu. Tidak ingin terlihat oleh pria asing yang membawaku ke kamarnya.

Aku sudah mencapai ujung kamar, menggenggam handle pintu dan bersiap akan keluar saat kudengar seseorang keluar dari ruangan yang terletak di arah kiriku. Aku memejamkan mataku erat-erat, berdoa pada Tuhan sedikit berharap dia bukanlah pria yang kukenal. Aku sudah akan melangkah keluar kamar saat pria itu menyapaku.

"Mau kemana kau??"

Mati aku.

***

Undeniable ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang