BONUS CHAPTER

2K 214 10
                                    

JISOO POV

"Angkat tangan kananmu, sekarang angkat tangan kirimu. Hap Hap. Good job baby boy"

Samar-samar kudengar suara Taeyong dari arah dapur.
Dia sedang memandikan anak kami—Jinwoo, dengan semangatnya.

Jujur sebenarnya aku juga tidak tahu kenapa Taeyong sangat suka berbicara dengan Jinwoo saat memandikannya, seolah-olah anak kami itu paham dengan apa yang appanya bicarakan.

Taeyong selalu melakukan rutinitasnya saat weekend dimana ia akan mengambil alih hampir semua pekerjaanku mengurus Jinwoo agar aku bisa menyelesaikan pekerjaanku yang tertunda selama hari kerja.

Taeyong benar-benar seorang suami yang sangat pengertian dan bertanggung jawab.
Aku benar-benar bisa mengandalkannya.

Jujur, awalnya aku sedikit ragu untuk menikah dengannya.
Dia terkesan terlalu terburu-buru entah mengapa.
Bahkan kedua keluarga kami mengira aku hamil terlebih dahulu.

Hal itu karena tidak sampai setahun kami berpacaran, Taeyong sudah melamarku dan kemudian menikahiku.

Dan saat ini usia pernikahan kami sudah menginjak tahun kedua.
Dan syukurlah kami memiliki seorang anak lelaki yang sangat tampan, yang baru saja menginjak satu tahun beberapa hari yang lalu.

Melihat Jinwoo, aku seperti melihat Taeyong kecil.
Dia sangat tampan seperti appanya.

"Chu, aku sudah selesai memandikan Jinwoo..bisakah kau membantuku memakaikan baju untuknya?", teriak Taeyong dari arah kamar mandi.

Aku datang menghampiri mereka, menggendong Jinwoo yang sudah terbalut handuk tebal, "Bisakah kau berhenti memanggilku chu chu? Kau seperti memanggil seekor anjing ketimbang istrimu sendiri", sahutku sambil menggembungkan pipi.

"Kau sudah seperti ahjumma saja, mengomel terus", jawab Taeyong dengan tertawa geli.

Aku hanya memutar mataku malas, kemudian membawa Jinwoo ke kamarnya dan memakaikannya baju.

Aku sedang menyisir pelan rambut lembut Jinwoo saat kulihat suamiku bersandar pada pintu kamar dan melihat ke arah kami sambil tersenyum.

"Kenapa kau seperti itu?", tanyaku bingung.

"Tidak, hanya saja melihat kau dan Jinwoo sangat membuatku bahagia", jawab Taeyong kemudian menghampiriku.

Aku membiarkan Jinwoo main dengan buah-buahan mainannya, dan berdiri menghampiri Taeyong dan memeluknya.

"Tidakkah kau tahu? Bagiku, kau dan Jinwoo adalah segalanya Taeyong. Terima kasih karena telah mencintaiku dan menikahiku", ujar Jisoo tersenyum dalam dekapan Taeyong.

"Terima kasih juga karena telah mencintaiku dan bersedia menikah denganku Jisoo. Aku mencintaimu, istriku", bisik Taeyong lembut.

***

Aku dan Taeyong beserta Jinwoo sedang berada di kafe menunggu kehadiran Jaehyun dan Rose.

"Omo omo Jinwoo-ya, aku merindukanmu", ujar Rose yang datang menghampiri kami kemudian mencium gemas pipi Jinwoo.

"Tidakkah kau juga rindu padaku, Rose?", tanyaku sarkas.

"Eonni.... tentu saja", jawab gadis itu manja kemudian memelukku singkat.

"Oppa, apa kau memperlakukan eonniku dengan baik dan penuh cinta?", tanya Rose pada Taeyong.

"Tidakkah kau liat senyum bahagia Jisoo?", jawab Taeyong sembari memutar matanya malas.

"Hey bro, berhenti memutar matamu pada istriku", sahut Jaehyun.

Kami pun tertawa menanggapi pertengkaran konyol Taeyong dan Jaehyun.

Dan sore itu, kuhabiskan waktuku bersenda gurau bersama Jaehyun dan Rose.

Inilah kehidupan yang aku dambakan sejak kecil.

Memiliki karir, appa eomma dan adikku dalam keadaan sehat dan bahagia, memiliki suami yang tampan dan bisa diandalkan, teman-teman yang baik hati.

Aku harus banyak bersyukur pada Tuhan karena telah mengirim Taeyong dan Jinwoo ke dalam hidupku.
Membuat kebahagiaan ini terasa semakin lengkap.

Taeyong dan anakku Jinwoo, terima kasih telah hadir di hidupku.
Aku mencintai kalian!

***

YEAY BENERAN END YA!

SEBENERNYA EMANG ADA BONCHAP DARI KEMARIN,
CUMA SENGAJA AJA AKU GANTUNG BIAR KALIAN PENASARAN HEHEHE✌🏻

NEXT AKU BUTUH VOTE KALIAN UNTUK CERITA TAESOO YANG BARU YA,
TOLONG BANTU COMMENT🤗

Undeniable ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang