atap sekolah

98 9 0
                                    


Pagi ini aku ingin berkunjung kerumah samira untuk mengajaknya memulai penyelidikan, setelah bersiap-siap aku pastikan bahwa aku nampak keren di hari libur dengan memakai pakaian kasual andalan ku.

Kaos polos warna putih . Ditambah jaket kulit warna hitam Dan celana  ripped jeans juga ditambah sneakers.

"Siipp".

"Kau mau kemana?". Suara seta menganggetkan ku.

"Hei seta kalau muncul bilang-bilang, jangan kayak hantu begitu". Omelku marah.

"Secara teknis aku kan memang hantu". Balasnya. "Jadi kau mau ke mana".

Aku mendelik dan kembali menatap ke arah cermin.
"Aku mau ke rumah samira".

"O". Dia membentuk bulat mulutnya.

"Aku pergi yha". Aku berpamitan padanya.

Setelah mengunci pintu aku berjalan kearah rumah samira dengan mantap.

TOK TOK TOK

Ckleek!!

Pintu terbuka dan menampakkan seorang gadis dengan balutan pajama berwarna biru dengan gambar beruang besar dibagian depan.

"Ohh kamu zian". Samira menatapku dengan mata yang sayu. Sepertinya dia baru bangun tidur.

"Pagi samira.." sapaku.

"Hmm pagi". sahutnya Rambut yang kusut dan wajah khas orang bangun tidur. Dia nampak lucu dan imut bagiku.

"Samira aku datang ke sini ingin-"

"Mengajakku untuk memulai mencari pembunuh itu bukan". Tanyanya, sambil mengucek pelan matanya.

"Um". Aku mengangguk untuk menjawab pertanyaannya.

Samira membuka pintu rumahnya lebih lebar dan mengisyaratkan aku untuk masuk dengan kedikan kepala.

Rumah itu benar-benar berbeda saat terakhir kali aku mengunjunginya. Sekarang isinya lebih banyak prabotan dan  nyaman, dindingnya yang berwarna ungu muda ditempeli dengan wallpaper bergambar bunga mawar berwarna putih di beberapa tempat.

Juga ada beberapa foto yang menghiasi
dinding. Kulihat foto pertama adalah foto  samira kecil berumur antara 7-8 tahun berdiri didepan gerbang sekolah dasar, foto kedua diambil saat samira mulai beranjak dewasa memakai seragam smp bersama dua orang gadis berseragam serupa, dan ketiga samira yang berada di museum tengah mengamati sebuah lukisan. Dari semua foto di dinding itu, aku  tidak menemukan foto samira bersama keluarganya, sebagian besar hanya foto samira seorang.

Aku duduk di sofa sambil mengamati rumah samira, terlalu asiknya hingga tak menyadari kalau samira sudah berdiri disampingku.

"Zian!!". Aku tersentak dan menolehkan kepala kearah samira. Dia memakai dress pendek berwarna ungu muda dan legging hitam untuk menutupi kakinya yang jenjang. Ditambah flatshoe dengan warna senada, benar-benar manis.

Kurasakan pipiku kembali terasa panas, aku langsung mengalihkan mataku kearah lain. Kemanapun asal jangan samira.

"Hei zian mau jalan-jalan sebentar". Aku mengeryit, tujuan ku kesini ingin bertanya tentang ajakannya kemarin. Bukan ingin berkencan.

"Kita bicarakan rencana kemarin sambil jalan-jalan". Ujarnya. Aku tak bicara tapi mengikutinya berjalan keluar rumah.

###

Sudah pukul  09:45 kami hanya berjalan-jalan tanpa ada suara, hening terus menghiasi perjalanan kami. Sebenarnya dari tadi aku ingin menanyakan banyak hal, tapi aku bingung untuk memulai dari mana.

Zian The Indigo BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang