hari baru

88 9 0
                                    

Noticed

Disini sudut pandang ceritanya di ubah, untuk memudahkan pembaca memahami isi cerita dan demi kenyamanan bersama

*
*
*
*
*
*
*


Sudah lewat satu minggu dari peristiwa penangkapan rizal, dia juga sudah di vonis hukuman penjara dan otomatis dia juga dikeluarkan dari sekolah,

Kehidupan ian pun sedikit demi sedikit mulai berubah, yang awalnya dia tak memiliki teman disekolah kini dia memiliki andri dan samira, dia pun tidak lagi dicap sebagai anak aneh di sekolahnya, dia juga sudah tidak dikucilkan lagi, ian juga sudah jarang bolos sekolah dia sudah tidak pernah terlihat keluar masuk ke ruang BK dan sudah jarang ikut tawuran.

Ian menjadi orang yang terkenal di sekolah, namanya begitu sering keluar dari mulut para siswa dan siswi sekolah. Itu dikarnakan rekaman saat ian dan rizal yang berkelahi di atap sudah tersebar luas di situs resmi sekolah bahkan banyak juga yang membagikan video itu ke akun sosmed pribadi. 

Awalnya ian merasa risih dengan perubahan sikap teman-teman sekolahnya biasanya saat bertemu dengan ian mereka pasti akan mengacuhkannya seolah dia tidak pernah ada, tapi sekarang mereka akan langsung menyapa ian dengan senyuman bahkan tak jarang siswi-siswi yang tak sengaja berpapasan dengannya akan mengerling kearahnya. 

Akan tetapi semakin kesini dia mulai terbiasa walau ada beberapa hal yang masih belum bisa dia terima seperti sekarang, berdiri dibelakang halaman sekolah yang jarang dikunjungi murid-murid sekolah dan berhadapan dengan seorang gadis yang menunuduk gugup didepannya. Dengan tatapan malas dan lelah ian begitu sabar menunggu gadis itu untuk mengatakan tujuannya mengajak ian ketempat ini,

"Huhhhhh... jadi apa yang ingin kau katakan?" Rupanya kesabaran ian sudah habis karna gadis itu tak kunjung bicara sedari tadi.

"Ehh?? Itu a-aku.. aku suk-suka sama kak zian." Wajah ian sama sekali tidak terlihat terkejut atas pernyataan yang diutarakan gadis didepannya. "Apa kakak m-mau jadi pa-pa-pacarku.?"

'Gadis ini berani juga menyatakan perasaannya sekaligus menembakku, berbeda dengan yang sebelumnya.'

"aku tidak mau."

Mendengar jawaban cepat dari ian gadis berambut sebahu itu langsung mengangkat wajahnya menatap ian dengan pandangan kecewa dan sedih.

"Dengar yaa sebelumnya aku mau berterima kasih kau sudah menyukaiku, tapi aku juga minta maaf aku tidak bisa menerima perasaan mu, jadi daripada membuang-buang waktu dengan berpacaran lebih baik kau belajar yang rajin dan meningkatkan prestasimu dalam bidang akademik." Setelah selesai memberi wejangan ian melirik arloji dipergelangan tanganya.

"Tinggal lima menit lagi bel masuk akan berbunyi." gumamnya dipandanginya lagi gadis yang beridiri didepannya, tubuh gadis itu bergetar, juga beberapa kali terdengar isakan kecil yang keluar dari bibir gadis itu.

Ian menghembuskan napas pelan, ian perlahan mendekat kearah gadis itu yang tingginya hanya sedadanya.

"Heii maafkan kalau kata-kataku tadi menyakitimu.. ayo aku antar kau ke kelas sebentar lagi bel akan berbunyi." Gadis itu hanya mengangguk kemudian mengusap pelan matanya dan kembali menghadapkan wajah sembabnya kearah ian.

Setelah ian mengantarkan siswi tadi kekelasnya tepatnya kelas X-B, kini tujuannya adalah kelas XI-C, kelas dimana dia menimba ilmu saat ini.

Didalam kelas sudah disi dengan keramaian seperti biasa, dengan santai ian menuju kebangkunya, samira pun sudah ada disana duduk manis sambil fokus membaca buku tebal yang diketahui adalah sebuah novel.

Zian The Indigo BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang