prolog

197 12 3
                                    

Malam yang dingin, hujan lebat. Membuat orang-orang enggan untuk bangun dari kehangatan selimut tebal mereka, menyamankan diri dengan kehangatan dari malam yang begitu terasa memcekam.

Tapi itu tidak berlaku untuk seorang wanita yang berlari menembus lebatnya hujan. Terus berlari dengan membekap sebuah gumpalan kain tebal. Dan berusaha melindunginya dari air hujan. Tanpa memperdulikan dirinya sendiri yang bergetar karna bajunya basah kuyup, terus berlari merasakan angin kencang yang menerpa dirinya. bibir yang bergetar. Dan wajah yang pucat, menunjukkan seberapa dinginnya hawa malam itu.

"Ooeekkk!!.. oekk"

Wanita itu terus berlari. Dan sesekali melihat ke dalam gumpalan yang berisikan seorang bayi mungil yang menangis karna merasakan betapa dinginnya malam dan betapa tersiksanya sang ibu yang terus berlari ditengah hujan.

"Jangan menangis sayang.."

Tidak tahu kini dia berada dimana, yang penting dia harus menyelamatkan dirinya dan bayi yang tengah digendongnya.
Menyebrangi jalan raya tanpa menoleh. Dan...

TINN-TINNNN!!...

CKITTTTTT

BRUAAKKKKK!!!!

Jalan yang di rintiki hujan. Tercampur dengan genangan cairan merah kental.

"Oekkk!!!...oekk!".

Seakan tahu apa yang terjadi. Sang anak terus memangis di dekapan sang ibu yang tengah sekarat. berusaha untuk tetap tersadar. Dengan darah yang terus mengalir dari kepalanya. Nyeri yang dirasakannya tidak dia pedulikan.

"Heeii nona. Bertahanlah!!". Dengan pandangan kabur. Samar-samar dia melihat seseorang yang menghampiri tubuhnya.

"T-to-tolong ba-yi k-ku". Dengan terbata dia menyerahkan bayinya pada orang yang tidak dikenalnya. Kemungkinan dia adalah orang yang menabraknya.

"Heii nona bertahanlah!!.. ambulans akan segera datang".

"To-long jaga dia". Dengan sekuat tenaga wanita itu berusaha menggapai sang bayi. Meminta orang itu untuk menjaga sang bayi.

"Nona jangan tutup matamu kumohon". Dengan panik orang yang menabrak wanita itu terus meminta agar sang wanita tidak menutup matanya.

Dengan kesadaran yang semakin menipis. Wanita itu menatap orang yang menabraknya. Walau pandangannya kabur ditambah dengan air hujan. Dia melihat bahwa orang itu adalah seorang pria . Dia tidak bisa melihat wajahnya karna membelakangi cahaya dari lampu mobil yang menabraknya beberapa menit lalu.

"To-long ja-ga pu-putraku". Dengan selesainya kata-kata itu. Mata wanita itupun juga tertutup.

Wanita itu telah menghembuskan napas. sang pria hanya bisa tertunduk lesu. merasakan pergerakkan kecil dari gumpalan yang tengah dibekapnya. Seorang bayi yang lucu dengan sebuah tanda berbentuk lingkaran yang rumit berada dikeningnya, lingkaran berbentuk bintang dengan titik tiga di setiap sudutnya. Tapi semakin diamati tanda itu memudar dan hilang.

"Maafkan aku nak... karna aku kau kehilangan ibumu". Si bayi yang tak mengerti apa-apa justru menampilkan senyum khas seorang bayi.

Kembali menatap tubuh wanita yang tak bernyawa itu. Dia berucap
"Maafkan aku. Aku akan menjaga putramu". Ujarnya dengan mantap dan yakin.

Tak jauh dari sana terdapat siluet hitam yang menatap peristiwa itu dengan mata merahnya yang pekat. Dan semyum puasnya.

"Huh.. akhirnya mati juga". Gumamnya dan menghilang di telan gelapnya malam.

$###$

Halo jangan lupa vomment yhaa... ♡

Zian The Indigo BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang