Syifa sudah mengirim pesan untuk Ara untuk bertemu di taman sekolah pada waktu istirahat. Walaupun mereka berdua masih satu sekolah, tapi tak urung mereka jarang bertemu.
Syifa menunggu di taman sendirian tanpa di temani oleh Robi. Robi hanya ingin bertemu dan berbicara jika Ara mau di dekati oleh dia. Intinya Robi tak berani mendekati Ara sejak SMP.
Ara datang dengan senyuman hangat nya. Dulu dengan Ara tidak sencanggung sekarang, bahkan Ara atau Syifa saling banyak cerita tanpa ada rasa beban. Inti nya mereka tidak sedekat dulu.
"Hai Syifa," sapa Ara seraya duduk di samping Syifa.
"Wah Ara semakin gemukan ya," ucap Syifa untuk membuat situasi tak canggung.
"Ih Syifa gue turun 1 kilo."
Syifa hanya tersenyum manis karena tebakan nya salah. "Dulu waktu pertama masuk sekolah ini gak segede ini."
"Masa kecil mulu sih?" Ara merespons Syifa dengan baik. "Oh iya, kenapa lo ajak gue ke taman gini? Lo kangen sama gue ya?"
Syifa tersenyum sinis. Ara memang tahu cara mencairkan suasana. Syifa rasa Ara masih sama seperti dulu, Ara yang Syifa kenal.
"Kangen banget sama Ara, sampe susah di temuin." ucap Syifa bernada meledek.
Ara memang selalu sibuk di sekolah, terlebih ia mengikuti Paskibra juga OSIS di sekolah ini. Syifa paling tidak suka kegiatan macam itu, karena Syifa ingin banyak bersantai.
"Iya nih Syifa, gue niat mau out bulan ini."
"OSIS atau paskib?"
"Dua-dua nya. Selain capek, nyokap ngelarang gue buat kegiatan kaya gitu lagi. Gue sih nurut aja."
"Bentar lagi juga bukan nya pada lengser ya? Kenapa lo gak nunggu itu aja, tanggung lagi."
Ara hanya tersenyum lesu. "Pengen gitu sih, cuma nyokap bersikeras banget buat gue keluar dari itu."
Syifa mengangguk mengerti, maksud dari nyokap nya Ara itu juga karena kebaikan nya sendiri.
"Ra lo masih suka sama Raka?"
Ara tersenyum kecut mendengar nama Raka. Raka selama ini hanya cuek pada nya. Dulu waktu masih SMP Raka lebih baik sikap nya daripada sekarang saat di SMA. Ara mengira karena Raka mempunyai teman baru.
"Duh keliatan banget ya Syif?"
Syifa juga agak tidak enak kepada Ara. Dulu setiap Dear ingin menyalin pekerjaan nya pasti ia pindah ke tempat duduk Ara. Ara memang senang karena itu, dan beralih duduk sebangku dengan Raka.
Raka memang sedikit cuek, tapi sikap Raka ke Ara lebih baik daripada sikap nya ke oranglain. Ara yang di perlakuan itu merasa Raka memberi kesempatan untuk Ara, dan dari situ Ara semakin suka pada Raka.
"Ara gak tau harus gimana ngilangin perasaan ini buat Raka."
Syifa jadi tak enak untuk mengatakan bahwa teman nya suka pada nya.
"Ara gak tau punya salah apa sama Raka, tapi Ara gak mau negatif, gue rasa Raka bukan ngejauhin, mungkin memang dia sibuk dengan kesibukkan nya."
"Sifat Raka memang gitu Ara, lo itu banyak tau daripada gue."
Ara hanya tersenyum, suasana hati nya mulai menurun. Mengingat nama Raka membuat dia ingat harapan yang pernah muncul dalam dirinya. Semangat yang pernah Ara keluarkan seketika menjadi boomerang buat Ara sekarang.
"Lupakan soal Raka." ucap Ara. "Jadi Syifa mau bicara apa?"
"Nanti aja deh, gue gak enak sama situasi nya." ucap Syifa. "Ara kalau punya waktu sempetin main sama gue. Gue kangen."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR SYIFA [TELAH TERBIT]
Teen FictionCerita masih lengkap SELESAI - [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Mereka sudah menjalin kasih selama dua tahun. Hubungan mereka baik-baik saja dan tidak ada sebuah masalah. Ketika sebuah tantangan tidak masuk akal yang di lontarkan Syifa kepada Dear di...