9|Cemburu

195 19 1
                                    

Syifa hari ini pergi sangat pagi karena sengaja agar tak berangkat bersama Dear. Syifa beralasan kepada Raihan ia harus mengerjakan tugas yang belum selesai bersama teman nya di kelas pagi ini dan Raihan percaya saja.

Syifa sebenarnya malas berangkat pagi seperti ini apalagi murid di kelas nya belum pada datang. Syifa mengalihkan nya ke ponsel dan membuka aplikasi instagram.

Syifa sekilas merasakan ada seseorang yang melewati kelas nya. Syifa akhirnya menutup ponsel nya dan berjalan keluar untuk melihat siapa seseorang itu.

Senyum terukir di wajah Syifa. Rivan yang lewat kelas nya membuat mood nya kembali normal. Rivan memang moodboster Syifa di sekolah.

"Van!" panggil Syifa.

Rivan berhenti melangkah seraya memutar tubuh nya. Panggilan itu sudah Rivan kenali karena suara Syifa memang tak lepas dari pikiran nya.

Rivan tersenyum seraya mendekat ke arah Syifa. "Apa Ifa?"

Syifa langsung terdiam. Syifa tak salah dengar di panggil seperti itu oleh Rivan? Syifa langsung tersenyum senang, Rivan tak biasa nya memanggil dia seperti itu.

"Lo adalah orang pertama yang memanggil gue dengan sebutan itu."

"Lebay lo. Cuma panggilan doang, lagian itu panggilan gak beda jauh sama nama lo."

Syifa terkekeh pelan dan mengajak Rivan duduk di dalam kelas. Kelas itu kini sudah ada beberapa murid yang datang, jadi jangan mengira mereka hanya berdua saja.

"Memang cocok gue di panggil itu? Ntar orang malah kira gue pelajaran IPA lagi."

Rivan hanya tersenyum. "Peduli amat sama omongan orang."

"Bukan nya Dear sebut nama lo itu juga ya?"

"Dia panggil gue Syifa kok, cuma kadang dia panggil gue 'Fa' akhirnya aja."Rivan hanya mengangguk saja.

"Oh iya Fa, gue masih ada tugas dikit lagi. Gue tinggal ke kelas gapapa ya?"

"Iya."

Baru saja Rivan melangkah sampai depan pintu kelas nya. Syifa langsung teringat akan sesuatu.

"Bentar Van."

Rivan menunggu nya seraya memperhatikan gerak tubuh Syifa yang mengambil sesuatu di dalam tas nya.

"Nih." Syifa memberikan nya untuk Rivan. Gelang yang sama di pakai oleh dirinya, Dear dan Bianca.

"Makasih ya."

"Tapi itu gelang sama kaya Dear dan Bianca, gapapa?"

"Sama kaya lo juga gak?" tanya Rivan.

"Iya."

"Yaudah, kalau kaya gitu gak ada yang masalah."

Syifa merasa jantung nya mulai kambuh kembali. Kebahagian Syifa kembali normal, namun kebahagian yang berbeda dari sebelum nya.

Dear merasa heran dengan Syifa yang berangkat duluan tanpa memberi tahu nya. Beruntung nya rumah Dear dekat dengan rumah Syifa jadi Dear tidak membuang tenaga juga uang pada saat gagal berangkat bersama Syifa.

Raihan hanya mengatakan bahwa Syifa masih ada tugas yang harus di selesaikan di kelas nya. Dear hanya mencoba percaya dan tidak memikirkan sesuatu yang aneh.

Dear menuju kelas Syifa untuk menanyakan mengapa tadi pagi tak memberi tahu nya kalau dia berangkat duluan. Dear ingin menemui nya tadi pagi tapi sekolah sudah keburu masuk dan dalam kelas Syifa pun sudah ada guru.

DEAR SYIFA [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang