Syifa datang ke sekolah nya dengan rasa kantuk yang selalu menemani nya. Bawah mata Syifa kian menghitam karena tidur Syifa yang tak teratur.
"Masih tidur malam terus?"
"Hampir waktu subuh hari ini."
Dear memang tidak pernah menyuruh Syifa untuk tidur, karena Dear tahu sebagaimana ia memberi tahu nya, manusia satu ini tak akan mendengarkan, hanya bisa mengabaikan.
"Gak baik tau Fa,"
"Gue tau kebaikan untuk gue sendiri."
Dear tidak ingin mendengar nya lagi. Sudah sekian kali Syifa mengatakan kalimat yang sama tanpa ada sedikit pun yang beda.
"Raihan gak suruh lo tidur?"
"Lo sendiri gak pernah suruh gue tidur, padahal lo tau banget kalau gue tidur nya malam mulu, kenapa?"
"Karena gue tahu kalau lo gak akan ngelakuin apa yang gue suruh."
"Sama kalau gitu. Raihan juga udah males suruh gue tidur, karena gue gak pernah dengerin dia."
Dear diam saja tak berniat untuk menjawab nya. Mereka berjalan bersama menuju kelas sampai jalan yang berbeda yang memisahkan mereka.
"Hati-hati," ucap Dear.
"Kenapa?"
"Nanti lo tiba-tiba ambruk di jalan karena ngantuk, kan bikin repot orang."
Syifa memutar bola mata nya. Dear hanya membuat kesal Syifa saja. Masa iya Syifa akan jatuh hanyak karena kantuk saja.
"Gue udah pro, kantuk yang kaya gini gue bisa tangani."
Dear mencibir Syifa. "Pas SMP aja lo tidur di kelas dari awal pelajaran sampai akhir pelajaran."
Sial.
"Di situ gue masih pemula, masih baru ngerasin nama nya begadang sampai tengah malam, jadi wajar aja kalau gue tepar di kelas," Syifa menjulurkan lidah nya. "Daripada lo, jam 9 aja udah di suruh bobo sama mamah lo."
Sial.
"Wajar dong gue ada yang ingetin dan gue anak yang nurut, gak kaya lo yang bisa nya dengerin doang tanpa ngerangkum omongan orang."
"Anak rumahan pasti beda, gak boleh keluar malam apalagi sampai jauh-jauh. Mending gue bebas, ada yang ceramah aja gue udah kebal, gak harus sok-sok'an ngedengerin abis itu ulang kesalahan."
"Bagus dong di rumah doang, anak yang baik. Gak keluyuran gak jelas, gak akan salah pergaulan."
Syifa kesal dengan Dear seolah menyindir nya yang selalu keluar malam.
"Gak semua orang yang keluar malam salah pergaulan. Bisa aja orang yang selalu di dalam rumah, berbuat yang aneh-aneh tanpa sepengetahuan orang, itu lebih menjijikkan dari orang yang secara terang-terangan terlihat oleh oranglain,"
"Gak semua orang yang di dalam rumah itu berbuat yang aneh-aneh."
"Harus gue kasih tau ya, kalau di luar rumah itu ada banyak sekali tempat yang bisa di kunjungi, dan terkadang tempat itu akan bagus di lihat ketika malam hari. Kalau rumah, spot yang bagus buat di liat apa aja? Dapur atau kamar mandi? Bosen gue liat nya, setiap hari ketemu."
Keterlaluan.
"Malam itu adalah waktu untuk tidur bukan nya keluyuran gak jelas."
"Lo pikir malam itu hanya untuk tidur aja? Banyak orang yang gak lo ketahui, dia sedang berbuat apa di malam hari. Dan gak semua orang yang keluar malam itu negatif mulu perbuatan nya." kali ini ucapan Syifa lebih meninggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR SYIFA [TELAH TERBIT]
Fiksi RemajaCerita masih lengkap SELESAI - [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Mereka sudah menjalin kasih selama dua tahun. Hubungan mereka baik-baik saja dan tidak ada sebuah masalah. Ketika sebuah tantangan tidak masuk akal yang di lontarkan Syifa kepada Dear di...