Part 6

6.5K 723 52
                                    

"Hyung"

Chenle berseru senang melihat seseorang yang sudah lama sekali tidak mengunjungi markas mereka. Chenle dengan semangat berlari dan memeluk orang tersebut.

"Kenapa baru sekarang berkunjung hyung?"

"Kau kan tahu jika hyung sibuk Chenle. Apalagi kejadian pembebasan Yuta beberapa hari yang lalu itu membuat kami bekerja ekstra"

Haechan mengelus kepala Chenle. Kemudian tangannya beralih mencubit pipi Chenle yang sama gembul seperti milik Haechan.

"Apa Mark ada?"

"Mark hyung ada di kamarnya"

"Aku mau menemui Mark dulu"

Haechan melepaskan pelukannya dan pergi ke kamarnya Mark. Sudah lama Haechan tidak berkunjung ke markasnya Boss dan ternyata ada beberapa perubahan pada markas tersebut.

"Mark"

Saat membuka pintu kamar Haechan tidak menemukan Mark di dalam. Haechan menyusuri dalam kamar tapi tetap tidak menemukannya.

"Haechan kenapa tidak bilang mau kemari"

Ternyata Mark berada di kamar mandi. Dia baru saja selesai mandi dan Mark hanya memakai handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahnya.

"Kau sering tidak memberitahuku saat berkunjung ke apartemenku. Apa aku tidak boleh melakukan hal yang sama?"

Haechan langsung menutup matanya dan berbalik agar tidak melihat Mark. Haechan dengan cepat mengambilkan baju Mark dan melemparnya kepada sang pemilik.

"Cepat pakai bajumu. Tidak ada yang menarik melihat dada putihmu itu"

Bilangnya sih tidak menarik tapi saat matanya tidak sengaja melihat badan Mark wajah Haechan langsung merah.

"Benarkah itu? Padahal saat kita bermain kau begitu semangatnya memberi tanda pada tubuhku"

"Diam Mark"

Mark tertawa puas melihat Haechan yang jelas malu mendengarnya. Mark segera memakai pakaian yang Haechan berikan.

"Apa pekerjaanmu telah selesai sampai bisa berkunjung ke sini?"

Mark menarik tangan Haechan dan mereka berdua jatuh ke tempat tidur dengan Haechan yang berada di atas Mark.

"Tidak juga tapi aku merindukanmu"

Posisi mereka berubah menyamping dengan saling berpelukan. Haechan menenggelamkan wajahnya di dada Mark dan mencium wangi Mark yang menyegarkan karena laki-laki tersebut baru saja mandi.

"Tidak biasanya kau langsung bilang rindu padaku"

Mark mengangkat wajah Haechan dan menciumnya dengan lembut. Haechan mengalungkan lengannya dan membalas ciuman Mark. Semakin lama ciuman keduanya semakin dalam. Mark memagut bibir ranum Haechan semakin rakus bahkan lidahnya sudah masuk ke dalam hangatnya mulut Haechan.

Tangan Mark masuk ke dalam pakaian Haechan. Menggelus dengan lembut punggung Haechan yang mana membuat Haechan bergetar. Haechan merasa napasnya sudah tinggal sedikit. Tangannya memukul dada Mark agar laki-laki itu menghentikan ciumannya.

"Hari ini waktumu hanya untukku"

Mark memeluk Haechan dengan erat agar kekasih manisnya itu tidak akan pergi.

"Kau seperti anak kecil"

Haechan bukannya berontak malah semakin mendekatkan diri dengan Mark. Jujur saja Haechan benar-benar rindu dengan Mark. Selama beberapa minggu dia hanya bisa melihat Mark tanpa bisa memeluk atau menyentuhnya.

Love Shot ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang