Part 10

5.5K 710 13
                                    

Semuanya mulai jelas sekarang. Alasan kenapa Mark membunuh ayahnya dan kenapa Mark sangat membenci pekerjaannya. Haechan sudah mengetahuinya dan itu membuat Haechan takut.

Apa Mark juga membenci dirinya?

Dia adalah anak dari seorang polisi yang telah membunuh kakaknya Mark. Mungkin saja kan selama ini Mark juga memiliki kebencian pada dirinya.

"Mark membenciku"

Dua kata itu selalu terngiang dalam benaknya. Meski Jaemin bilang Mark tidak memiliki dendam apapun padanya tetap tidak membuatnya luluh. Mark itu orang tertutup dan sangat sulit ditebak. Mungkin lelaki ini memberi senyum manis padamu tapi kau tidak tahu jika dalam otaknya itu tersusun rapi rencana untuk membuatmu hancur.

Dari semua anggota Boss, Mark lah yang paling ditakuti karena kepintaran dan kelicikannya. Mark bisa mempermainkan pikiran orang dengan mudah layaknya membolak-balikkan kartu. Jika lelaki itu sudah memakai kekerasan maka sudah tidak terbendung lagi kemarahan pada diri Mark. Berhati-hatilah jika kau sudah mengenal Mark jika ingin selamat.

"Haechan"

Haechan terlalu fokus dengan pikirannya sendiri hingga tidak sadar Winwin telah memanggilnya. Sorot mata Haechan terlihat kosong dan wajahnya terlihat begitu takut.

"Kau baik-baik saja Chan?"

Winwin yang melihat keanehan rekan kerjanya itu menepuk dengan pelan pundak Haechan hingga lelaki itu terkesiap. Sorot matanya mulai berubah dan menatap Winwin dengan bingung.

"Ada apa hyung?

"Seharusnya aku yang menanyakan itu. Ada apa denganmu? Kau terlihat tidak baik. Kau sakit ya atau ada yang membebani pikiranmu?"

Haechan memang merasa sakit dengan semua informasi yang membebani pikirannya. Informasi mengenai Mark telah membuat kedamaian Haechan langsung hilang.

"Jika kau memang sakit sebaiknya kau istirahat saja. Tidak perlu memaksakan diri untuk bekerja. Aku khawatir melihatmu"

Winwin khawatir dengan Haechan yang terlihat kehilangan fokus dalam bekerja. Anak itu terlihat lebih banyak diam dan kemudian berakhir melamun.

"Aku tidak apa-apa kok hyung. Terima kasih sudah mengkhawtirkanku"

Haechan mencoba memaksakan senyumnya meski sulit dilakukan. Melengkungkan bibirnya menjadi garis senyum indah telah mengikis dalam benak Haechan. Tergantikan dengan garis melengkung ke bawah yang begitu menyebalkan.

"Baiklah kalau begitu, fokuslah dalam pekerjaanmu Chan. Jangan sampai Taeyong hyung atau Johnny melihatmu yang terlihat kacau ini"

Winwin kembali ke meka kerjanya. Haechan sangat berterima kasih pada Winwin yang telah memperhatikannya. Haechan memang harus tetap fokus dengan pekerjannya jika tidak mau mendengar omelannya Taeyong atau Johnny.

Haechan menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Mencoba menenangkan pikirannya sendiri dan berpikir tidak akan ada hal buruk yang terjadi.

"Ini buat menenangkan pikiranmu"

Lucas datang dan memberikan secangkir teh hangat buat Haechan. Lelaki bongsor itu sejak tadi juga memerhatikan Haechan dan ikut khawatir melihat lelaki manis itu terlihat berbeda dari hari-hari sebelumnya. Lucas ingin bertanya pada Haechan hal apa yang menbuatnya terbebani begini. Tapi sepertinya tidak akan membuahkan hasil yang bagus karena Haechan sendiri masih tertutup dengannya.

"Terima kasih Lucas"

Haechan menerima secangkir teh hangat itu dan menyesapnya dengan pelan. Rasa manis dan hangat menyelimuti perasa Haechan. Cukup ampuh untuk membuatnya sedikit lebih tenang dari sebelumnya.

Love Shot ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang