Part 11

5K 673 87
                                    

Setelah kejadian itu kakek dan nenek tidak begitu mempercayaiku lagi untuk mengurus Minhyung. Aku sempat di bawa ke dokter kejiwaan untuk mengetahui apa aku benar-benar memiliki pemikiran yang normal. Membunuh seorang teman hanya karena hal kecil tentu bukan masalah biasa kan.

Untungnya sang dokter bilang aku baik-baik saja. Mungkin tempramenku kurang bagus tapi setidaknya aku tidak akan menyakiti adikku sendiri. Meski begitu, kakek dan nenek masih tidak percaya padaku. Mereka ingin Minhyung tinggal bersama mereka dan aku tidak mau hal itu terjadi. Aku memohon pada kedua orang tua itu agar tidak memisahkanku dengan Minhyung. Aku hanya mempunyai adik kecilku di dunia ini. Keluarga yang lain tidak menginginkanku. Kakek dan nenek pun begitu. Sejak dulu mereka hanya suka pada Minhyung.

Mark sampai sekarang tidak tau kenapa keluarganya begitu tidak suka dengan kakaknya. Mark memohon pada kakek dan neneknya agar kakaknya ikut tinggal bersama di Kanada tapi kedua orang tua itu menolak dengan tegas. Mereka bilang kakaknya memiliki kehidupan yang buruk di Kanada. Negara kelahiran Mark itu bisa dibilang pembawa sial untuk sang kakak.

Aku sempat tidak mengerti kenapa keluargaku sendiri begitu tidak menyukaiku. Aku ingat dulu saat semua keluarga berkumpul, semuanya disambut dengan hangat, paman dan bibi begitu disanjung. Om dan Tante begitu disayang. Tapi bersama ayah dan ibuku mereka seperti orang lain. Mereka layaknya memiliki kepribadian yang berbeda.

Semua itu karena mereka tidak suka pada ayahku. Status keluarga ayah dan ibu itu sangat berbeda jauh. Keluarga ibuku adalah orang kaya. Semuanya memiliki cabang perusahaan di luar negeri. Kakek dan nenek tinggal mewah di Kanada meski mereka adalah orang Korea.

Sedang keluarga ayahku lebih sederhana. Bisa dikatakan tidak begitu kekurangan tapi juga tidak berkelebihan seperti keluarga ibu....

Jelas sekali kan status keluarga mereka yang berbeda... Keluarga ibuku sangat menentang hubungan ayah dan ibu karena perbedaan status tersebut. Kemudian ada alasan lain kenapa mereka tidak menyukaiku. Aku baru tau beberapa Minggu yang lalu setelah bertemu keluarga ayahku. Ternyata ibu dulu mengandungku belum menikah dengan ayah. Mereka gila bukan. Karena rasa cinta ibu rela tidak dianggap lagi di keluarganya. Tapi sejak adanya Minhyung ibu kembali mendapat kepercayaan dan tempat dikeluarganya.

Drrrt... Drrrt... Drrrt...

Ponsel Mark berdering sehingga membuat lelaki itu berhenti membaca buku harian milik kakaknya. Mark mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Ada apa?"

"Polisi telah mengetahui markas kita Mark"

Mark tidak perlu banyak berpikir lagi untuk langsung menutup panggilan teleponnya dan pergi melesat keluar apartemen menuju markas.

"Apa yang telah terjadi?"

🍁🍁🍁

Yuta sama Ten bersembunyi dari para polisi yang sedang menggeledah markas mereka. Untung alat pendeteksi yang sempat rusak sudah diperbaiki Chenle sebelum dia berangkat ke Kanada.

"Bagaimana polisi bisa tau markas kita hyung?"

Ten menatap cemas dengan sekumpulan polisi di luar sana. Dia hanya berdua di markas. Pasti akan kesulitan menghadapi puluhan polisi.

"Tenanglah, Mark akan segera datang"

Ten tidak bisa tenang bagaimana pun caranya. Dia takut polisi menemukan mereka berdua. Ten takut dia ataupun Yuta akan menemani Jaemin di jeruji besi.

Yuta melihat gerak-gerik para polisi itu. Yuta sedang berpikir untuk bisa pergi ke pintu rahasia membebaskan diri. Pintu rahasia itu ada di samping kamar Mark dan tentu saja kamar itu dijaga ketat.

Love Shot ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang