Part 13

5.4K 676 67
                                    

Mark maupun Haechan terdiam satu sama lain. Mark sudah menceritakan semuanya kepada Haechan. Mark menantikan respon dari lelaki manis itu.

"Maaf sudah membunuh ayahmu. Aku mungkin tidak akan membunuhnya jika tau dia adalah ayahmu."

Haechan menatap Mark dengan pandangan sedih. Kepalanya menggeleng tidak terima dengan permintaan maaf Mark. Haechan bukannya menolak permintaan maaf Mark, dia cuma tidak mau Mark memohon maaf padanya. Haechan merasa Mark tidak melakukan kesalahan apapun.

"Tidak perlu meminta maaf Mark. Semuanya sudah terjadi."

Semua yang sudah terjadi tidak akan bisa kembali lagi. Menyesalinya pun tidak ada gunanya. Marah juga tidak berarti. Apa dengan kemarahan orang yang sudah mati akan hidup kembali? Nyatanya tidak bukan. Menjadi pendendam itu tidak ada artinya.

"Kau marah pada ayahku. Apa kau juga marah denganku? Kau ingin aku juga pergi dari dunia ini."

"Tidak Haechan. Aku menyayangimu." Mark mendekap tubuh Haechan dengan erat. "Aku sangat mencintaimu sayang. Kau adalah kehidupanku." Ucap Mark melanjutkan.

Haechan memejamkan matanya menikmati kehangatan dari tubuh Mark. Tangannya bergerak ke atas mendekap pundak Mark yang lebar. Haechan semakin mendekatkan dirinya dan membenamkan wajahnya di dada Mark.

"Aku akan tetap ada di dunia ini untuk melindungimu. Semua hidupku adalah dirimu Haechan."

Semakin Haechan memejamkan mata maka rasa sakit di dadanya semakin besar. Mendengar kata-kata tulus yang Mark ucapkan membuat jantungnya berdetak kencang. Rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu yang terbang di sisinya.

"Aku mohon jangan berpikir buruk tentang dirimu. Apa pun itu aku tidak akan pernah membencimu sayang, tidak akan pernah."

Haechan mendongakkan wajahnya. Mata bertemu pandangan dengan iris gelap Mark. Haechan mendekatkan wajahnya dengan Mark dan mengecup bibir Mark.

"Terima kasih sudah mencintaiku." Haechan tersenyum dengan sangat manis dan begitu tulus. "Aku juga mencintaimu Mark."

Mark tidak bisa menahan senyumnya. Mark mencium bibir mungil Haechan dan melumatnya dengan begitu lembut. Meresapi rasa manis dan kenyal daripada bibir Haechan. Serta membagi perasaannya dengan Haechan.

"Jika aku memintamu pergi dari dunia ini, apa kau akan benar-benar pergi?"

Mark menatap Haechan dengan pandangan lembut. Tangannya terangkat untuk mengeluarkan pipj bulat kekasihnya.

"Jika itu permintaanmu, maka akan aku lakukan."

Cup

Kecupan manis Mark berikan pada bibir Haechan yang sedikit membengkak. "Apa kau benar-benar ingin aku pergi dari dunia ini?"

Haechan menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Dia hanya bertanya dan hatinya menentang itu. Mau bagaimana pun Mark adalah pasangan hidupnya. Haechan tidak bisa membayangkan jika dia harus terpisah dari Mark.

"Aku tidak masalah mati untukmu sayang. Bahkan jika kau sendiri yang membunuhku aku tidak keberatan. Aku telah membuat banyak kesalahan, kau pasti menderita dengan masalahku."

"Kau ingin aku membunuhmu?"

Ada rasa ketakutan dalam dirinya Haechan mendengar keinginan Mark. Sanggupkah Haechan untuk menghilangkan Mark dari muka bumi ini.

"Jika aku memang harus menghilang maka aku akan menghilang. Tetapi hanya kau yang dapat membuatku pergi sayang. Orang lain tidak dapat melakukannya. Meski dia polisi terkuat sedikit pun."

"Jangan membahasnya lagi Mark. Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu sekarang."

Haechan tidak mau terus-terusan memikirkan hal buruk untuk masa depan nanti. Dia dan Mark berada dalam ruangan yang sama sedang memeluk satu sama lain. Jangan menganggu nuansa mania di antara mereka.

Love Shot ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang