🌸 Bab XI

80 10 0
                                    

"Mencintai adalah kata kerja
Dicintai adalah kata sifat
Sedangkan, cinta adalah kata hati"

***

Apa yang paling dinantikan siswa, mahasiswa, guru, maupun dosen? Liburan! Bukan hanya keempat golongan itu. Pekerja sampai ibu rumah tangga pun juga sangat menantikan liburan, untuk mengembalikan kesegaran pada otak masing-masing.

Sama halnya dengan dua gadis yang sedari tadi mencoba berbagai wahana ekstrim di Jatim Park I. Setelah menjalankan ujian yang cukup memeras otak. Annisa mengajak Adiba untuk pergi ke Kota Batu, pulang ke kampung halamannya yang sudah hampir satu tahun tak dikunjungi.

Bersama mobil keluarganya, dara cantik bertubuh tinggi semampai itu membawa temannya ke segala tempat yang masih dia ketahui. Adiba menempuh perjalanan dari Depok ke Malang. Sudah hampir seminggu mereka di Malang dan hari ini adalah hari terakhir keduanya bisa bersenang-senang.

"Masuk ke rumah pipa, yuk!" ajak perempuan berkaus kuning. Rambutnya diikat satu ke belakang seperti biasa.

"Di dalem ada hantunya, Nis?" bisiknya ketika memperhatikan dari luar.

Annisa tertawa, "Enggak! Gak ada setannya!" Lalu berjalam lebih dulu menaiki undakan tangga. Sementara gadis mungil yang kali ini memakai celana kulot lebar berbahan sifon mengekorinya.

"Cuma ada buaya aja di dalam, tuh!" jelasnya tanpa menoleh ke arah belakang sembari menunjuk ke arah samping. Kepala gadis di belakangnya mengikuti arah yang ditunjuk Annisa.

Astagfirullah! Kandang buaya! Tanpa sadar Adiba menelan ludahnya sendiri, susah payah. "Nis, tungguin!"

"Lha?"

"Lho?"

"Adiba!"

"Wah, kalian juga liburan ke sini?"

"Iya! Gue ikut Iqbal aja, sih. Dia maksa mau liburan sama gue," ucap santai cowok bersweater putih garis biru tua.

Geplakan dari sebuah tangan membuat orang yang berujar barusan mengaduh kesakitan. "Sembarangan kalau ngomong. Gue ke sini soalnya bokap ada janji ketemu klien. Trus ini bocah ngerengek pengen ikut."

"Dih! Bongkar aib lo."

"Bodo."

Adiba tertawa kecil. Sedangkan cewek di sampingnya memberengut kesal. Kenapa juga mereka harus bertemu dengan Fairuz dan temannya ini saat liburan? Padahal sudah mengajak Adiba pergi jauh dari Jakarta. Setidaknya kemungkinan bertemu dengan Fairuz sangat kecil. Tapi, sekarang apa?

Dua makhluk ini malah ada di sini dan bercanda bersama sahabat satu-satunya!

"Lo mau masuk ke rumah pipa? Sekalian sama gue, di dalem agak gelap. Takut lo kesandung," tawar Fairuz sok manis.

Cewek yang sedari tadi melipat tangannya di dada, memutar bola mata. "Receh banget rayuannya."

Sontak tiga pasang mata mengarah pada Annisa yang sudah setengah jengah. Dia lantas menarik tangan Adiba dan menyeretnya masuk antrian, yang dibuntuti oleh Fairuz dan Iqbal.

Ngapa juga ini cecunguk pada ngikutin!

"Berempat ya, mbak." Si petugas berucap sambil tersenyum.

LDR: Lamar Dulu ke Rumah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang