Sesuatu terjadi dimalam itu, malam yang membuat Medina ketakutan, malam dimana Medina menjadi trauma, malam dimana rahasia Medina mulai terbentuk.
Malam itu..
"ARRGGHHH!!!" teriak seorang perempuan berambut panjang bernama Medina.
"Ihhh ganggu aja!!" protes seorang perempuan lain yang tidur dikasur atas.
"Cuma mimpi" ucap Medina seraya menghembuskan nafas lega.
"Ssttt, gue masih ngantuk!" protes perempuan itu lagi.
Medina bergegas bangun dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 05.30. Waktu dimana dirinya harus bersiap siap untuk berangkat ke sekolah, karena ini hari keempat ia sekolah di SMA Clever setelah ospek 3 hari kemarin selesai.
Lama Medina mandi dan bersiap, akhirnya dia sudah rapih dengan baju seragam putih juga rok abunya itu.
Medina keluar dari kamar menuju meja makan, lebih tepatnya dapur. Ia akan berpamitan pada seorang wanita paruh baya yang sudah merawatnya dari kecil hingga sekarang.
"Dina berangkat" ucap Medina seraya mencium tangan wanita paruh baya itu.
"Kamu ga makan dulu? Terus kamu udah terbiasa sama—" tanyanya terpotong.
"Udah biasa ga sarapan. Dan Dina mau bergaul sama temen baru" ucap Medina seraya keluar dari rumah.
"Anak itu, masih sama sikapnya kaya dulu" ucap wanita itu seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ya Allah Rina!!!! Dia pasti belum bangun" ucap wanita itu lagi seraya lari menuju kamar dengan membawa gelas berisi air untuk ia banjur pada anaknya itu, Karina.
•◇◇◇•
Sebelum sampai di sekolah, Medina harus berjalan selama 5 menit untuk mencari angkutan umum, namun tidak ada juga yang lewat. Sekalinyapun lewat pasti sudah penuh. Padahal dirinya sudah sangat pagi berangkat ke sekolah, bisa-bisa ia dimarahi habis-habisan oleh guru BK. Tapi Medina berusaha bersikap cuek dan santai walaupun dihatinya ia gelisah dan gugup.
Akhirnya Medina sampai di sekolah tepat pukul 06.50, waktu dimana 10 menit lagi bel masuk berbunyi, Medina bergegas jalan dengan cepat menerobos gerbang yang hampir tertutup rapat.
"Hufft" Medina menghembuskan nafas dengan lega seraya terus berjalan mencari kelasnya sendiri, kelas 10 Ips 3.
Sedari tadi Medina sudah berkeliling mencari kelas, namun tidak ada tulisan kelas 10 Ips 3, Medina hendak bertanya, namun ia takut.
Medina terus berjalan lagi menyusuri koridor, ia pikir mungkin ada koridor lain yang belum sempat ia lewati, saat hendak melewati koridor 11 Ipa 3, ada segerombolan laki-laki yang sedang mengobrol, Medina berhenti sejenak lalu menunduk.
'Jangan takut, Din!' ucapnya dalam hati menyemangati diri sendiri, lalu ia mendongakkan kepalanya dan berjalan santai seakan-akan ia baik-baik saja.
Medina berjalan seraya menatap pintu-pintu kelas yang diatasnya terdapat tulisan jurusan-jurusan, saat Medina melewati segerombolan laki-laki itu, tiba-tiba mereka berhenti mengobrol dan melirik Medina, Medina hanya bisa menunduk sambil terus berjalan.
"Eh lo yang pake tas biru" panggil seorang pria yang sedang duduk, membuat Medina berhenti berjalan.
"Gue liat lo dari tadi kebingungan" lanjut pria itu seraya berjalan menuju Medina.
"Emm.. Iii.. Iya" jawab Medina gugup masih dengan kepala menunduk.
"Lo nyari apa?" tanya pria itu seraya membungkukkan badannya agar bisa melihat wajah Medina.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Medina• [TAMAT] ✓
Teen Fiction(TAHAP REVISI) [10-04-2019] #1 in akudankamu [27-03-2019] #3 in nyaman Perempun bernama Medina Ardialova memiliki Trauma yang membuat dirinya harus memiliki Rahasia. Rahasia yang enggan ia umbar pada siapapun, Rahasia yang ia simpan sejak lama, hin...