• Duapuluh Enam •

3.9K 176 2
                                    

BRAK!!!!!!





Pintu yang terbuka memantul ketembok dan menimbulkan suara yang keras, membuat Medina dan Zeemano menoleh. Lalu Zeemano berdiri dan berjalan menuju pintu.

"Lo yang tadi gebrak pintu?" tanya Zeemano pada pria yang sedang bermain skatboard diteras depan rumah, pria itu berhenti bermain, lalu menoleh.

"Iya, Bang" ucap pria itu yang tak lain adalah Ali.

"Ngapain gebrak pintu? Kenapa ga banting aja skateboard lo? Ngagetin tau!" protes Zeemano membuat Ali diam.

"Ada apa sih?" tanya Zeemano membuat Ali mengambil skateboard yang tadi ia injak, lalu berjalan masuk.

"Kesel, Bang. Cewe itu ga ada di Taman lagi, dia ga joging lagi, padahal ini hari Minggu" ucap Ali seraya berjalan menunduk menuju ruang tamu.

"Ga ketemu cewe itu aja keselnya kaya gitu? Terus apa kabar sama Aura?" tanya Zeemano berjalan dibelakang Ali.

"Tau ah, Bang. Pokoknya gue kesel ga ketemu cewe-" ucap Ali terpotong seraya berhenti berjalan dan menatap Medina yang sedang duduk seraya membaca kamus.

"Temen lo, bang?" tanya Ali.

"Calon pacar" bisik Zeemano tepat ditelinga Ali, lalu Zeemano duduk disebelah Medina lagi.

"Din, ini adik gue, namanya Ali. Al, ini Dina" ucap Zeemano membuat Medina menoleh.

"Hal-" ucap Ali terhenti.

"Kamu" ucap Medina seraya menunjuk Ali.

"Kalian kenal?" tanya Zeemano.

"Hallo kak" ucap Ali seraya mengulurkan tangannya.

"Hallo juga" jawab Medina seraya membalas uluran tangan Ali.

"Gue ke kamar dulu" ucap Ali dengan intonasi dingin dan dengan cepat dirinya berjalan menaiki tangga.

"Lo ketemu dimana sama adik gue?" tanya Zeemano membuat Medina yang tadi melamun kini menatap Zeemano.

"Eh, ga penting sih kak. Lanjut lagi ya kak" ucap Medina seraya membaca lagi beberapa kamus dan menghafal kosakatanya.

•◇◇◇•

Sudah beberapa jam Medina belajar bahasa negara bersama Zeemano, kini Medina bersiap untuk pulang dan Zeemano mengantarnya.

Tepat saat mereka hendak keluar, seorang wanita paruh baya memasuki rumah, namun wanita itu terhenti karena melihat Zeemano bersama Medina.

"Mano, mau kemana lagi?" tanya wanita itu.

"Mau nganter Dia, Bun" ucap Zeemano seraya merangkul Medina, lalu Medina mencium tangan Bunda Zeemano.

"Cantik banget pacar kamu" ucap Bunda membuat Medina tersenyum paksa.

"Bunda kaya familiar sama kamu, nama kamu siapa?" tanya Bunda.

"Medina, Tante" ucap Medina.

"Tuhkan, Bunda kaya familiar gitu" ucap Bunda membuat Zeemano menarik sang Bunda menjauh dari Medina.

"Nanti Mano cerita sama Bunda ya. Oh iya Hariz tadi katanya pamit ke Bibi mau kerumah Rio" ucap Zeemano membuat sang Buda mengangguk.

"Bun, aku pamit ya, assalamualaikum" ucap Zeemano seraya menarik tangan Medina.

"Pamit ya Tante, assalamualaikum" ucap Medina seraya berjalan mengikuti Zeemano.

"Waalaikumsalam" jawab sang Bunda.

•Medina• [TAMAT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang