• Tigapuluh •

3.9K 153 2
                                    

Masih dimalam yang sama saat Medina juga Zeemano memposting foto bersamaan, kini Hariz panas hati melihat keduanya memposting foto mesra dengan unsur membuat hatinya iri.

Hariz membanting ponselnya diatas kasur, lalu ia keluar kamar hendak mengambil air minum ke dapur. Tepat saat Hariz keluar kamar, dan menuruni anak tangga ternyata ada sang Bunda sedang asik menonton TV sendirian sambil menunggu sang Ayah pulang kerja.

"Hariz, kenapa mukamu itu? Kayanya kesel banget. Coba sini cerita sama Bunda, ada apa?" ucap Bunda seraya menepuk sofa disebelahnya agar Hariz duduk disana.

Hariz yang sedang minum langsung menoleh, lalu ia berjalan menuju sang Bunda dan duduk disebelahnya.

"Ada apa sih?" tanya Bunda membuat Hariz mengusap rambutnya kasar.

"Kesel, Bun. Cewe yang Hariz suka malah jadian sama yang lain. Padahal Hariz yakin kalau cewe itu juga suka sama Hariz" ucap Hariz seraya bersandar disofa dengan pandangan fokus pada TV.

Bunda tertawa, lalu berucap "kamu nih ya PD nya ketinggian" tawa Bunda semakin menjadi saat melihat mata Hariz yang sudah membelalak.

"Bunda tuh ga tau apa, kalah ini hati lagi panas? Ditambah Bunda malah ngeledek, makin panas nih hati" ucap Hariz emosi.

"Cewenya siapa?" tanya Bunda.

"Medina, Bun" jawab Hariz membuat sang Bunda berhenti terasa.

"Medina? Bukannya Medina pacarnya Manokan? Waktu itu diajak sama Mano kerumah, ketemu Bunda juga ceweny. Cantikkan orangnya? Bunda suka sama dia, baik banget" ucap Bunda.

"Kenapa Bunda tau kalau Dina pacar Mano? Mereka baru jadian tadi, Bun"

"Baru jadian? Perasaan waktu itu Mano bilang kalau mereka udah jadian. Eh tapi ya ga masalah mau jadian kapan, yang penting jadian. Kamu cari cewe lain gih, jangan sampe rebut pacar sodara sendiri"

"Ga adillah, Bun. Hariz yang deket duluan, kok Mano yang jadiannya" Hariz menatap sinis pada layar Televisi dengan hati yang terbakar emosi.

"Itu rezeki Mano. Rezeki kamu bukan dia berarti" ucap Bunda seraya mengusap punggung Hariz.

Tiba-tiba Ali menuruni anak tangga dengan wajah badmoodnya dan langsung duduk disebelah kanan sang Bunda. Membuat Hariz dan Bunda menoleh bingung.

"Lo kenapa?" tanya Hariz.

"Ini Al juga kenapa nih? Gara-gara cewe juga kaya Abang?" tanya Bunda membuat Ali mengangguk.

"Coba cerita ada apa sama cewenya Ali?" tanya Bunda.

"Panggil Al, Bunda. Jangan panggil Ali" protes Ali membuat bunda tertawa.

"Sempet-sempetnya kamu ngoreksi. Iya Al iya" jawab Bunda.

"Al ketemu cewe ga sengaja di Taman terus malah Al suka. Iya sih waktu itu Al pacaran sama Aura, tapi Al diputusin sama Aura gara-gara dia malah balik ke mantannya itu. Pas disaat Al diputusin, tiba-tiba cewe itu posting diinstagram foto mesra dia sama pacarnya. Kan kesel Bun" cerita Ali membuat Hariz menoleh seraya berfikir.

"Kok sama ya sama gue?" tanya Hariz membuat Ali menoleh.

"Sama? Abang kali yang plagiat cerita" ucap Ali seraya melipat kedua tangan didepan dada lalu bersandar disofa.

"Nama cewenya siapa?" tanya Hariz membuat Ali menoleh.

"Kak Medina" jawab Ali membuat Hariz membelalakkan matanya dan sang Bunda ikut menoleh terkejut.

"Medina?" tanya Hariz dan Bunda serentak membuat Ali mengangguk.

"Kalian berdua suka sama cewe yang sama? Dan Mano jadian sama cewe yang kalian suka. Dan kalian patah hati?" tanya Bunda membuat Ali dan Hariz mengangguk.

•Medina• [TAMAT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang