Medina dan Hariz sampai di Toko buku Precious yang tidak jauh dari komplek perumahan yang Medina tempati.
Medina turun dari motor Hariz seraya membenarkan kacamata yang ia pakai, kacamata itu bukan kacamata gaya. Hariz turun dari motor seraya menaruh helm dispion motor, lalu ia mengajak Medina agar berjalan bersama memasuki Toko buku tersebut.
Didalam Toko, Hariz terus mencari-cari buku yang ia akan beli, Medina tidak tahu buku apa yang Hariz cari, jadi Medina hanya ikut Hariz saja seraya melihat-lihat.
Medina iseng-iseng mencari buku Geografi dan ia menemuknnya, namun tidak terjangkau oleh Medina.
"Tinggi banget sih!" gerutu Medina seraya melompat agar bisa menjangkau buku tersebut.
"Kalau susah minta tolong" ucap Hariz seraya berdiri dibelakang Medina, lalu mengambil buku tersebut.
"Nih" ucap Hariz seraya memberikan buku yang Medina ingin baca.
"Makasih" ucap Medina seraya mengambil buku itu dari tangan Hariz.
"Lo mau beli buku itu?" tanya Hariz seraya sibuk membaca buku rumus Fisika.
"Hah? Eh engga, cuma mau baca aja" jawab Medina seraya membuka lembaran-lembaran buku tersebut.
"Masih mau baca atau mau ikut gue kekasir?" tanya Hariz membuat Medina menoleh.
"Ikut aja" ucap Medina seraya memberikan buku Geografi pada Hariz, Hariz yang peka langsung mengambil buku itu, dan menaruhnya ketempat semula.
Lama mengantri dikasir, akhirnya mereka keluar dari Toko buku dengan Hariz yang membawa tas jinjing berisi 2 buku, yaitu buku rumus Kimia dan Fisika.
"Ke caffe dulu yuk" ajak Hariz seraya menarik tangan Medina agar berbelok, karena Medina berjalan lurus menuju motor Hariz, dan caffe yang dimaksud hariz ada disebelah Toko buku.
"Eh" spontan Medina tertarik tangannya dan ikut berjalan disebelah Hariz.
"Sini duduk" ucap Hariz menyuruh Medina duduk dikursi caffe yang letaknya diluar caffe.
"Mau minum apa?" tanya Hariz seraya menyimpan tas jinjing itu dan menyimpan tas sekolahnya diatas meja.
"Kalau dibayarin sih mau" ucap Medina seraya menyengir.
"Iya gue bayarin" jawab Hariz diakhiri tawa.
"Dancow vanilla aja deh" ucap Medina.
"Dingin?" tanya Hariz yang diangguki oleh Medina, lalu Hariz berjalan memasuki caffe untuk memesan minuman.
Sambil menunggu, Medina mengambil ponselnya disaku celana seraya menaruh kacamatanya diatas kepala, lalu ia membuka aplikasi LINE.
Shira : Din
Shira : Medina!
Shira : woy!
Dina : iya, Ra?
Shira : telat_-
Dina : ya sorry
Shira : lagi apa sih?
Tumbenan bales lamaDina : tadi lagi ke
Toko bukuShira : KENAPA GA
NGAJAK?Dina : ya lagian aku
ga sendiriShira : terus sama siapa?
Karina?Dina : bukan
Shira : kak Hariz?
KAMU SEDANG MEMBACA
•Medina• [TAMAT] ✓
Teen Fiction(TAHAP REVISI) [10-04-2019] #1 in akudankamu [27-03-2019] #3 in nyaman Perempun bernama Medina Ardialova memiliki Trauma yang membuat dirinya harus memiliki Rahasia. Rahasia yang enggan ia umbar pada siapapun, Rahasia yang ia simpan sejak lama, hin...