4

2.4K 333 15
                                        

M a t e

Entah kenapa semenjak kedatanganku disini, aku tidak pernah dijejalkan pada manusia-manusia kotor atau seorang alpha maupun beta, kalaupun itu sampai terjadi mungkin aku akan berusaha mati saja, karena itu seperti aib. Disaat kau jelas memiliki seorang alpha tapi kau dimasuki banyak orang, layaknya kotoran yang di injak setiap saat, menjijikan. Spekulasiku seperti mereka sengaja menjagaku dari orang lain, dari jamahan yang tidak diinginkan.

Apapun itu aku berterima kasih, setidaknya mereka masih memiliki pikiran yang terbuka. Kupikir aku sangat beruntung, beruntung memiliki pemuda yang menaruh janjinya, aku juga bersyukur karena ia menandaiku, bisakah aku terus berharap padamu? Tolong kembalilah... Tidak seperti ketiga temanku yang terus diperkenalkan, didiedarkan kerumah rumah pemesanan. Kadang saat mereka bermain kekamarku, tiba-tiba saja penjaga datang dan menyeret mereka keluar.

Lalu kamar ini kembali dikunci, ya... aku terkunci, mereka membatasi aktivitas yang aku lakukan. Aku bertanya sebabnya, tapi tak ada jawaban yang keluar, hanya saling melimpahkan jawaban, berdalih satu-sama lain, mencoba mencari celah. Para maid hanya berkata jika seseorang tidak ingin aku tersentuh orang lain.

Tapi siapa dia?

Apakah itu kau?

Apakah pemuda malam itu? Atau ada orang lain yang menginginkan aku? Tapi mereka belum mau melakukannya karena bau pekat yang ditinggalkan pemuda kim pada tubuhku, hah ini sungguh menyebalkan, seperti terjebak di dunia hampa, menunggu ketidak pastian. Sekarang disinilah aku, berdiri dibalkon rumah bertingkat tiga.

Memandang jauh keluar, berharap ada secercah harapan.

Kamarku pas dilantas dua yang bertepatan dengan pemandangan langsung taman bunga serta hutan yang begitu luas, namun tak pernah terlintas dibenak untuk kabur dan melakukan hal gila lainnya.

Yang aku lakukan hanya berdiam diri, sampai pintu kamar terbuka. Sesuatu berdesir, seakan tubuh ini menemukan belahan jiwanya, aku tak tahu kapan. Yang pasti kini tubuhku memeluk orang yang telah memberikan janji, meluapkan segalanya.

"Taehyung! Kau kembali!"

"Lisa!"

"Aku merindukanmu! Aku merindukanmu! Sungguh!" Kupeluk erat tubuhnya, tak ingin kehilangan alpha pertama... dan terakhirku, semoga saja, semoga dewi uvrea menjabah doa hina yang penuh harapan. 

"Maaf karena lama, maaf..."

"Aku selalu berpikir, jika seorang alpha sepertimu tidak bisa denganku seorang omega yang rendah ini." Taehyung mengecup bibirku pelan, mengusap pucuk kepala dan kembali mengeratkan pelukannya. Ah aku merindukan sentuhannya, dewi..aku mencintainya. "Maaf lisa, aku hanya seorang alpha muda, butuh banyak perjuangan untuk mendapatkan izin serta kepercayaan diri."

"Kau tidak perlu memperolah kepercayaan diri, karena aku yakin, didalam dirimu kau sudah memilikinya. Lalu apa izin tersebut kau dapatkan?" Kutatap ia dengan cemas, berharap dengan sungguh-sungguh, seketika tubuhku sakit, dan begitu pula dengan pemuda kim. Dan aku sadar jika kami sekarang... saling memiliki seutuhnya. Terhubung satu sama lain, berbagi darah, hati, rasa sakit dan tentunya cinta yang menggebu.

"Aku tidak mendapatkannya..."

"Kim!" Ia mengeratkan pelukan, mencoba menenangkan, tapi gemuruh dalam dadaku terasa begitu sesak. "Tenang saja, aku sudah berjanji denganmu. Aku merelakan semuanya, untuk menemui omega yang mencuri hatiku. Akan ku perjuangkan segalanya untukmu, seluruhnya."

"Ta-tapi..."

Aku mengadah, setetes air mata turun dari pelupuk. Jempolnya menghapus aliran air bening tersebut, mengecup kembali. Lalu entah kapan kami saling melumat dan bersimpuh. "Mari melakukannya dengan tubuh srigala lisa."

M a t e [Lisa+Taehyung] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang