6

1.2K 237 15
                                        

M a t e

Perlahan namun pasti kami membangun rumah sederhana, yah terdengar seperti gubuk reot yang tidak layak huni, tapi inilah kesenangan yang tidak bisa dibeli dengan uang. Sesuatu seperti kebersamaan, cinta, tawa dan ekspresinya tidak dapat mengambarkan banyaknya tumpukan uang, dan aku bahagia. Berhari-hari kami lewati bersama, peluh serta pengorbanannya tak bisa kujelaskan dengan kata-kata. Aku rela jika harus seperti ini selalu, karena taehyung aku bahagia, karena itu ia-taehyung-suamiku. 

Awalnya hutan terasa mencekam, kebut yang tertutup dinginnya malam, membuat hati merasa begitu kesepian. Namun taehyung membabas habis semua perasaan kotor tersebut, dengan senyum khasnya, ia selalu berkata; "Jika kau kesepian, lihatlah dunia, mereka begitu ramai, sampai bumi kewalahan, namun jangan melihat bumi untuk dirimu. Hanya lihatlah aku, benyak cinta untukmu." Dan ya itu sukses membuatku tersenyum kecut, karena kadang kala aku tidak mengerti ucapannya.

Seperti pagi ini, kami bangun dengan saling menatap kedalam jurang terdalam hati manusia. Pikiran yang kotor membuat hati ternoda, "Kau cantik hari ini." Aku akan membalas perkataannya seperti, "Kau terlalu banyak berbicara, tapi aku suka. Terima kasih pangeran hatiku."

Banyak yang terlewati, banyak yang didapatkan. Layaknya sore hari setelah kami berburu, ada kawanan rouge-tidak memiliki kawanan pasti. Entahlah aku hanya mendengar penjelasan singkat dari taehyung soal itu, "Mohon biarkan kami lewat! Tidak ada maksud untuk menyerang anda tuan!" Mereka kelihatan begitu trauma, seperti ada yang mengincar. 

"Aku tak menyakiti siapapun, kenapa kalian begitu takut?" Mereka semakin memundurkan langkah, bergemetar hebat saat taehyung mengeluarkan aura mengintimidasi, aku tidak paham masalahnya, yang pasti mereka butuh perlindungan-hanya insting, tapi seperti pertanda.

Taehyung berbalik, menyerah karena segerombolan rouge tersebut tidak kunjung membuka suara, "Terserah kalian, silahkan pergi dari daerahku, jangan mengusik kami. Namun kudengar para hunter sedang berburu di lingkar barat, jika kalian senggang...rumah kami-maaf maksudku gubuk layak huni ada dibalik pohon besar disana." Taehyung menunjuk pohon kauri yang berjejer rapi bersama eucalyptus regnans mengelilingi, kami memilih tempat itu karena yah, selain berukuran raksaksa, juga strategi untuk berlindung dari musuh, sulit ditemukan, namun sangat mencolok.

 Saat kami berbalik untuk membiarkan mereka berpikir, "Mohon tuan mengizinkan kami bergabung dalam pack!" Aku tentu saja terkejut, begitupula dengan taehyung. Tak disangka penawarannya diterima begitu cepat, bahkan bukan cuma singgah, tapi menjadi bagian didalamnya. 

Taehyung tersenyum menatapku, dengan bibirnya yang bergerak 'See?' 

"Kalau begitu kalian diterima, silahkan menyesuaikan diri."

"Terima kasih aplha!"

"Simpan untuk nanti."

Tiga bulan setelah itu, taehyung terus saja pergi kebagian hutan terdalam. Saat aku bertanya padanya, ia bilang 'Tidak ada hal penting lisa, hanya mencari buruan.' Dan aku akan menyetujuinya, berpura-pura paham, namun terus mencari kebenaran. Tapi hari ini, aku akan mengikuti suamiku, sebuah kebenaran tidak akan diketahui jika tidak ada tindakan. Aku tidak mengerti kenapa setiap malam ia akan pergi, seperti menyembunyikan sesuatu dariku-istrinya sendiri.

Kuikuti terus langkahnya, ia berhenti, seperti mengamati sesuatu. Lalu berbalik menatap kearah pohon besar yang aku jadikan tempat bersembunyi. "Aku tahu kau disana istriku." Aku membola, menghela nafas lalu berjalan keluar. Ternyata pikiranku masih terlalu sempit, tidak menyadari jika kami saling terhubung, maka dari itu tidak layak jika aku melakukan ini dengan dasar kebodohan. "Kenapa kau mengikutiku? Bukankah sudah ku bilang jika tidak ada hal serius yang harus kau khawatirkan?"

M a t e [Lisa+Taehyung] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang