Malam itu Tina pun hampir sampai, rumah Stuf sudah nampak dari kejauhan. Tapi Tina merasa ada yang tidak beres,, dan Tina pun berwaspada, meningkatkan intensitas cahaya senternya .
Benar saja saat beberapa langkah menuju rumah Stuf, Tina menginjak kayu, ternyata kayu itu adalah tuas jebakan.. Kemudian Tina dihujani oleh Kartu permainan...
Dengan Refleknya. Tina segera mengelak, dan menarik Tsword untuk menangkis kartu yang bejatuhan diposisi barunya. Dengan kemampuannya.. Dia berhasil menghindari hujan kartu tersebut.."Apa ini.. Kartu permainan. Whooaa keren... Di sekeliling kartu ini Terdapat mata pisau. Pantas saja keras saat aku tebas.. Sensasinya seperti beradu pedang.. Hmm anak pandai.." ucap Tina.
Tina pun melanjutkan langkahnya, ia lengah dan tersandung tali dan terjatuh, sekian detik Tina kembali dihujani Kartu permainan.. Jumlahnya dua kali lipat dari yang sebelumnya. Tapi ukurannya lebih kecil.. Tina segera menggulingkan badannya dan segera bangun dan lompat menghindar sejauh mungkin.. Karena sangat Lincah, Tina berhasil menghindar.
"Hampir saja aku mati konyol,,huff.. Aku harus lebih waspada.."
Tapi, posisi Tina Hanya beberapa langkah saja dari pintu rumah Stuf. Sayang sekali posisi Tina setelah berhindar dia menginjak tuas jebakan lagi..
"Upssssh..."
Tanah bergetar.. Tina memasang posisi siap menhindar. Tiba tiba keluar kartu raksasa dari dalam tanah, kartu itu tepat berada di depan wajah Tina, kartu itu masuk kedalam tanah kembali, Ternyata bukan hanya satu, banyak sekali kartu yang berkeluaran dari dalam tanah.. Seolah-olah menusuk siapapun yang berjalan diatas tanah itu..
Tina menhindar dengan cara mendaki pohon. Dan posisi Tina aman disini..."Wah tidakku sangka, sebahaya ini.. Mereka begitu cepat, tajam dan besar.. Mungkin tubuhku bisa terbelah saat terkenanya.."
Tina pun tidak ingin berlama-lama lagi. Tina langsung melompat dari dahan yang begitu tinggi, dia mendarat tepat di depan pintu rumah Stuf..
"Aku rasa disini sudah tidak ada lagi, kalau disini ada jebakan.. Maka dia ingin bunuh diri.."
Tapi dari jendela rumah Stuf, keluar seekor burung beo. Burung beo itu seperti marah, menghampiri Tina dan Mematuki kepala Tina.
"Hmm.. Apa ini, kau menyerangku.. Atau mencari kutu dikepalaku. Tapi burung,, Aku tidak Kutu an.."Dengan wajah datar Tina pun mengetuk pintu.
"Tok,, Tok,, Tok,, tok.....!"
"Permisi... Stuf..?.. Wah, aku rasa dia sudah lupa denganku.."
"Siapa Diluar sana.!??" jawab stuf
"Buka saja pintunya penakut, kalau perlu siapkan balok kayu jika kau takut" Jawab Tina
"Sepertinya Aku kenal dengan suara itu.." ucap stuf dalam hati
Lalu perlahan-lahan Stuf membuka pintu, dan mengintip
"Hei.. Sedang apa kau.?" tanya Tina sambil tersenyum
"Hee.... Kau.........." Hening...
.....
.....
.....
......."Kau Tinaaaa......!!!" teriak Stuf
"Berisik bodoh, nanti kau membuat seisi hutan terbangun.. Dan bisakah katakan kepada burung beo ini untuk berhenti.. -_- "
"Berhenti Cosz..."ucap Stuf
"Oke"ucap burung beo, lalu terbang kebahu Stuf
"Wah Sudah satu tahun kita tidak bertemu Tina.. Apa kabar..? Mari masuk.." ajak Stuf.
"Baik.. Terima kasih"
Penampilan stuf tidaklah berubah. Dengan kacamata bulatnya yang membuatnya terlihat culun. Hanya sedikit di bagian rambut, yang belah tengah jadi belah samping...
"Maaf soal perilaku Cosz dan jebakan diluar sana.."
"Hehe.. Tidak masalah,, Seru juga yah, tapi jebakan yang kau buat itu kurang banyak.. "
"Tidak, kalau lebih banyak dari itu. Aku mungkin membunuh banyak hewan disekitar sini.. Tapi jebakan itu sudah aku modif agar tidak mendeteksi pergerakan hewan.
Dan sekarang aku butuh waktu untuk merapihkannya..""Eh iyah juga,... Terserah kaulah..
Gimana kabar mu setelah kejadian itu.. Apa kau baik - baik saja ?? Dan siapa burung menyebalkan itu -_-..?""Aku baik-baik saja.. Burung beo ini namanya Cosz, aku menemukannya sekarat ditepi danau karena luka tembak di matanya.. Lalu aku membawanya kerumah dan merawatnya"
"Hmm.. Cosz, salam kenal."
"Salam kenal juga Tina" ucap Cosz
"Lalu apa kartu permainan diluar sana itu buatanmu..?"
"Yah.. Setelah kejadian waktu itu, aku membuat senjata untuk melindungi diriku. aku memproduksinya dengan menyatukan kartu permainn dengan mata pisau.
Nama Senjata itu. Scard""Whoaa.. Kerenn juga sejatamu itu.."
"Hehe yah begitulah.. Ngomong-ngomong. Ada perlu apa kau datang kesini, apa yang harus aku bantu..?"
"Jadi, begini Stuf............
**