Jeno terus mengerjakan dokumen agenda politik miliknya, Jaemin mengenakan sepatunya dan duduk diam, beberapa dayang Istana masuk dan menyiapkan sebuah bubur kacang yang diletakkan dihadapannya, Raja telah memesan khusus kepada dayang utama dapur istana.
Jeno sangat mengerti porsi makan Jaemin, tidak begitu menyukai makanan yang berdaging dan sangat menyukai sayuran, meskipun itu adalah jenis makanan yang sederhana.
"Makanlah sebelum dingin, isi perutmu sedikit karena sebentar lagi kita akan memasuki waktu makan malam."
"Baiklah," Jaemin dengan malas mengaduk bubur hangat itu, meskipun dia tidak makan dan hanya tertidur sepanjang hari dirinya tidak merasa lapar, jadi setelah dua sendok suapan dirinya sudah berhenti.
"Kenapa tidak makan sedikit lebih banyak?" Sang Raja bertanya sekalipun pandangan nya masih tertuju pada dokumennya.
"Ini sangat menakjubkan bagaimana Anda mengetahui setiap gerak langkah ku."
"dan aku tidak lapar Yang Mulia." Lanjut Jaemin menatap sang Raja"Apa kau merasa tidak enak badan? "
"Tidak."
"Tidak bahagia?"
"Yang mulia seharusnya membiarkan hambamu beristirahat di kediamannya sendiri." Jaemin menghela nafasnya kasar lalu melanjutkan "Membiarkan hamba tertidur disini dengan sebuah selimut yang tak lain adalah jubah kebesaran Yang Mulia tidak bisa digambarkan lagi sebagai seorang Raja yang mengasihi Rakyatnya sendiri."
"Kau tertidur dengan nyenyak jadi aku tidak tega membangunkanmu."
"Apakah ada yang datang kesini? Siapa saja mereka Yang Mulia?"
"Ada Menteri Jung, menteri Wong, Bangsawan Huang, Jenderal Yoon dan Adik iparmu."
Jaemin menatap Yang Mulia tajam "Anda pasti sengaja merencanakan ini semua.""kau terlalu curiga." Jeno segera meletakkan dokumennya dan melangkah ke sampingnya, mengambil semangkuk bubur dan menyuapkan kepadanya, "Tiga hari lagi, kau akan bertugas ke Wonju Provinsi Gangwon-do atas namaku."
"Sendiri?" Jaemin perlahan memakan bubur yang di suapkan kepadanya.
"tidak, aku memerintahkan Donghyuck untuk mendampingimu."
"aku tidak pernah bertugas keluar dari ibu kota sebelumnya."
"Kau memiliki kesempatan untuk mengunjungi saudara mu disana"
"Kapan aku akan kembali?"
"Ketika bunga Mo Mekar kau bisa kembali secara perlahan-lahan."
Jaemin perlahan tersenyum lebar mendengarnya. "Jeonha, biarkan hambamu ini mengingatkan. Jika Hamba hanya seorang Chungin (pejabat pemerintahan) golongan tiga departemen Ritus bukan seorang JungJeon (panggilan untuk permaisuri) anda."
Jeno yang mendengarnya segera meletakkan mangkuknya dan menarik Jaemin untuk duduk di pangkuannya, kemudian segera mengecup beberapa kali bibir manis itu dan sesekali melumatnya. "Terkadang aku ingin terbuka dengan hubungan ini, aku seorang Raja negeri ini tapi aku harus menyelinap untuk bisa menemuimu, bukankah ini sebuah penghinaan?"
Jeno selalu merasa bahwa bibir jaemin semakin manis setiap harinya membuatnya tidak bisa menahan diri untuk mengecupnya atau bahkan melumatnya. Jaemin berinisiatif untuk membuka mulutnya dan memberikan kesempatan kepada Jeno untuk melesakkan lidahnya masuk, kini tangan Jaemin sudah melingkar di leher sang Raja.
"Mmmmhh-" Jaemin mendesah kala lidah sang Raja kini sedang bereksplorasi di mulutnya.
Jaemin menarik wajahnya dan menatap sang Raja lalu berkata "Seorang Wangbi (permaisuri) berbeda dengan seorang Selir, dan seorang Sang jun (selir laki-laki) bukanlah seorang Istri.""KAU BERANI BERANINYA." Raja berteriak marah. Terganggu dengan ucapan kekasihnya, kini sang Raja menatap erat dan memegang kedua lengan Jaemin.
"Untuk terus bersama apakah sesulit ini?"
Tidak mau? Hati Jaemin berbicara. Sejak awal dirinya bahkan tidak ingin memasuki hubungan ini, dia selalu ingin bermain dengan aman dan selalu malas untuk melakukan apapun, Jaemin tipikal orang yang tidak ingin mencari masalah jadi masalah tidak akan mencarinya.
'Bukankah memiliki hubungan dengan Raja adalah hal yang merepotkan?'
Pada awalnya Jaemin bingung tidak tahu apa yang membuat sang Raja menyukai nya, Tentu saja dirinya tak ingin berada dibawah tubuh pria tapi dia tidak dapat melawannya. Siapa Raja? Dia adalah orang yang sangat berkuasa, hanya akan sia-sia jika melawan kekuatannya.
Terutama jika dia bukan orang yang lebih suka mati untuk melindungi keperawanannya, Dia adalah Na Jaemin yang keinginannya hanya untuk menikmati hidup, bermalas-malasan sepanjang hari sudah cukup untuknya.Pernah suatu hari Jaemin berpikir bahwa Raja hanya menemukan sesuatu yang baru lalu akan segera membuangnya, semua hal yang ia butuhkan hanya bersabar dan ini akan berakhir. Namun situasi ini diluar harapannya perasaan mereka telah berkembang satu sama lainnya ,rasa kasih sayang yang hadir di setiap harinya dan akhirnya saat ini mereka tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Jaemin yakin jika Raja sangat mencintainya dan dirinya juga mencintai sang Raja. Menyembunyikan hubungan ini secara bertahap tentu menjadi hal sulit untuk dilakukan, tapi jika tidak disembunyikan tentu akan berkali-kali lebih merepotkan.
Ada saat-saat ketika Jaemin ingin hubungan mereka terbuka, tetapi kekasihnya adalah seorang Raja. Untuk mengungkapkannya ke publik tentu akan menjadi masalah yang sangat besar dan dia akan menjadi sangat lelah.
'Aku mungkin akan menjadi yang pertama melarikan diri, dimana tak seorangpun mampu menemukanku dan bersembunyi disana selamanya lalu bersikap seolah tidak terjadi apapun.'
"lalu kenapa kita masih bersama?." Jaemin berbisik, meminta jawaban Jeno
Kadang Jaemin berpikir jika dirinya tidak tertidur siang enam tahun yang lalu, tidak putus asa menghalangi pedang untuk sang Raja mungkin saja sang Raja tidak akan pernah menyadari keberadaannya. Kini haruskah Jaemin bersyukur atau menyesali insiden percobaan pembunuhan kala itu? Karena Pria itu sudah mengambil pria tak berdaya untuk menjadi sanderanya.
Raja tidak pernah gusar sebelumnya tapi kini sang Raja tampak terlihat sangat gusar "Ini takdir."
"Salah satu takdir yang malang."
"Meskipun begitu aku akan membuat takdir yang malang ini menjadi pengikat antara kau dan aku."
"Seumur hidup, seumur hidup.... Benar-benar hidup besama.." nada Jaemin terdengar bingung, matanya menatap kosong.
"Tentu saja aku bisa melakukannya," Jeno mengangkat wajah Jaemin dan menatapnya tegas. Na Jaemin dikehidupan ini kau ditakdirkan menjadi milikku."
Jaemin menahan tangisnya, segera ia cium kembali sang Raja yang menjadi kegiatan favoritnya lalu melanjutkan "Raja sepertinya masih sangat sibuk, sepertinya aku akan tidur sedikit lagi, Yang mulia bisa memanggil hamba saat makan malam." dan segera tejatuh tidur dalam pelukan sang Raja.
Jeno tertawa keras dan sedikit jengkel menatap pria dalam pelukannya ini, membelai wajah Jaemin pelan.
'Aku menyukai laki-laki ini, dan sifat santainya serta kecintaannya pada tidur. Tapi sifat santai dan tempramen yang dapat berubah-ubah itu terkadang benar-benar menjengkelkan. Aku tidak yakin seberapa banya diriku di hatinya dan sebera penting hadirku dihidupnya'"Na, lebih perhatikan aku, oke?" Jeno berbisik pelan, tidak tahu apakah kalimat itu terdengar oleh sang laki-laki dalam dekapannya itu.
Bagaimana bisa seorang Raja Joseon bersama dengan seorang chungin tingkat tiga dari departemen Ritus memiliki hubungan seperti ini? Itu adalah pertanyaan umum bagi banyak orang ketika menyangkut hubungan yang tersembunyi ini.
Kisah kedua pria ini mari kita mulai kembali saat tujuh tahun yang lalu.
🌸🌸🌸
maaf Chapter ini sedikit singkat tapi saya memutuskan untuk sampai sini karena chapter depan adalah Flashback ke awal pertemuan jeno dan jaemin.
Sedikit Warning : karena mungkin ada beberapa part yang ratenya sedikit lebih dewasa
Dan juga cerita ini beralur maju - mundur jadi mohon untuk ketelitian pembaca
KAMU SEDANG MEMBACA
NOMIN Ver. 🌸 KING'S MAN "MO FLOWER" (NOVEL TRANSLATED - REMAKE)
Random(COMPLETED) Judul : Mo Flower Author : Heibai Jian Yao Engtrans : luxiufer Indo trans : xoloveyaoi Sebuah kisah antara seorang Raja (Wang) dan seorang Chungnin (Pegawai Pemerintahan) Semua akan kembali ketempatnya berasal. Aku hanya meremake beb...