Chapter Seven

6.3K 964 114
                                    

STILL FLASHBACK.

Na Jaemin menarik jemarinya, agar tidak membiarkan jari-jarinya menjadi yang pertama terluka, dia tidak berani menggerakkan tubuhnya walau seinci lalu tiba-tiba sebuah gagasan terlintas di fikirannya dirinya harus bernegosiasi dengan tuan pembunuh. "Tuan terhormat, tuan pahlawan, kakak pembunuh, saya mengerti bahwa anda memiliki perasaan, tidak puas terhadap Pemerintahan Kerajaan. Anda dengan berani mempertaruhkan hidup anda dengan menghadapi bahaya dan memasuki istana kerajaan, segala sesuatu bisa dibicarakan tidak perlu menggunakan pedang Tuan."

"Sialan apa yang kau tahu!"

"Tuan terhormat, tuan pahlawan, kakak pembunuh, Anda mungkin tidak suka seperti ini tapi apakah anda tahu bahwa ada pepatah yang mengatakan bahwa 'anda tahu apa yang anda tahu lalu mengatakan anda tidak tahu kapan anda tidak tahu, Jika anda mengatakannya maka saya akan tahu apa keinginan anda dan jika anda tidak mengatakannya tentu saja saya tidak tahu apa keinginan anda."

"Jenis tahu apa itu? Aku tidak mengerti maksudmu, yang ku tahu aku hanya perlu membunuh Raja anjing itu!"

"Tuan terhormat, tuan pahlawan, kakak pembunuh sejauh yang saya tahu Raja tidak seperti Anjing tapi seperti tikus."

"Baiklah, Raja tikus itu!"

"Tuan terhormat, tuan pahlawan, kakak pembunuh letakkan pedang anda, lalu menyerahlah dan memohonlah keringanan kepada sang Raja." Jaemin dengan sabar berusaha membujuknya dengan tulus menyarankannya. 

"Aku memegang pisau bukan pedang!"

"Tuan terhormat, tuan pahlawan, kakak pembunuh letakkan pedang anda, lalu menyerahlah dan memohonlah keringanan kepada sang Raja." Biasanya orang-orang dalam keadaan terdesak akan berpikir lebih cepat tapi sedari tadi Jaemin hanya mengoceh omong kosong. 

"Aku tidak butuh keringanan, aku hanya ingin membunuh Raja sialan itu!" sang pembunuh semakin murka. 

"Tuan terhormat, tuan pahlawan, kakak pembunuh itu...."

"TUTUP MULUTMU SIALAN!! Diam!!  jangan panggil aku dengan panggilan bodoh itu lagi.!" Pembunuh itu hampir gila mendengar perkataan Jaemin. 

Jaemin membuka mulutnya ingin mengatakan sesuatu, tapi berpikir lagi akan lebih baik jika dia menuruti sang pembunuh. Disamping ketakutannya Jaemin benar-benar merasa bahwa dirinya tidak beruntung, sulit untuk mendapatkan waktu tidurnya ,tapi setelah mendapatkannya dirinya malah berurusan dengan pembunuh saat ini.

Mendengar percakapan menggelikan antara jaemin dengan seseorang yang hampir membunuhnya Raja hampir tidak bisa menahan tawanya. Na Jaemin ini benar-benar seseorang yang menarik, kematian akan menimpanya tapi dirinya masih bisa mengoceh tidak jelas untuk mendapatkan jalannya lalu membuat keadaan emosional pembunuh terganggu dan tidak stabil. 

Raja tidak tertawa, mungkin mencoba untuk tidak tertawa menjaga wajah dan wibawanya. Raja memerintahkan bawahannya dengan dingin "Biarkan dia pergi dan aku akan membiarkan dirimu!"

"Kau pikir aku akan percaya kata-kata mu."

"Itu benar kakak pembunuh, lepaskan saja hamba ini." Jaemin hampir bertepuk tangan kegirangan. 

"Tutup mulutmu sialan.!!" Sang pembunuh menghentakkan kakinya keras. 

Jantung Jaemin berdetak kencang, begitupun jantung sang Raja, dirinya takut seandainya sang pembunuh gila itu menyakiti pria kecilnya. 

Terlihat sedikit celah ketika melihat sang pembunuh kebingungan, tiba-tiba terlintas sebuah ide diotak sang Raja. Matanya segera diarahkan kepada kepala pengamanan istana memberikan sebuah kode "Bergeraklah, tetapi jangan pernah menyakiti pejabat-ku."

NOMIN Ver. 🌸 KING'S MAN "MO FLOWER" (NOVEL TRANSLATED - REMAKE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang