Happy reading 😘
Meski tidak ada yang membawa wkwkwkkwkwPerempuan itu terengah engah untuk melangkah. Sekarang, dia bersama instruktut yang membantu nya untuk melangkah sedikit demi sedikit. Peluh dan keringat membasahi pakaiannya.
"istirahat dulu ar" kata instruktur muda itu.
"tidak lin, aku belum lelah" jawab Ara sambil terus berusaha melangkah dengan berpegangan alat penyangga yang terpasang disana.
"sekarang istirahat dulu. Turuti doktermu ar" ucap Linda sang instruktur sekaligus dokter ortopedi Ara. Ara pasrah dan kembali terduduk di kursi rodanya.
"aku seharusnya sudah cuti 3 hari yang lalu dan kembali pulang ke Indonesia. Tapi karenamu aku membatalkannya" ucap Linda saat mereka melepaskan lelah. Linda menselonjorkan kakinya, meski dia tidak kelelahan namun untuk membuat Ara tetap berdiri dia sedikit kewalahan menopang berat badan Ara yang tidak seberapa berisi itu.
"maaf" ucap Ara namun tidak dengan kesedihan melainkan dengan cengiran tanpa dosa nya.
"lagi pula kamu juga di untungkan akan gal ini" ucap Ara lagi yang mampu membuat Linda mengerutkan dahinya.
"maksud mu?"
"Karena secara tidak langsung kamu akan lebih dekat dengan keluarga ku. Jangan sok polos, aku tahu kamu pacaran sama kak ahsan" ucap Ara santai.
Linda tercengang mendengar hal itu.
"si..sii..siapa yang pacaran?" tanya Linda gugup dan membuat Ara tersenyum mengejek.
"jangan kamu pikir aku tidak tahu ya" tantang Ara sambil menajamkan bola matanya.
Linda semakin kikuk dan bingung harus menjawab apa.
"sudah lah. Aku merestui kalian. Yahhh walaupun aku sedikit sesak di hati harus membagi kakak ku denganmu" cecar Ara yang langsung di tempeleng oleh Linda.
"di restui tidak?" tanya Linda sebal.
Ara mengelus kepalanya dan menatap sebal ke arah Linda.
"kepala tidak salah juga kenapa tempelengan" ujar Ara.
Linda hanya tertawa karenanya.
"maaf deh maaf" kata Linda.
"besok aja, besok kan lebaran" jawab Ara.
"oh ya, gak kerasa udah lebaran aja" kata Linda.
Ara hanya tersenyum namun guratan kesedihan nampak jelas di matanya. Setelah lebaran itu artinya dia harus membuang jauh jauh perasaan yang kembali hadir setelah sekian lama tertidur.
"kau kenapa?" tanya Linda saat tahu perubahan ekspresi Ara.
"tidak" jawab nya sambil menggeleng.
"aku tahu, seminggu setelah lebaran udin menikah dengan Putri kan? Itu yang kamu pikirkan?" ucap Linda yang tahu akan perasaan Ara.
Dia tidak bisa menyembunyikan lagi. Sudah seminggu ini dia menutupi kerapuhan hatinya dihadapan keluarga nya. Ara menangis, menangis dalam pelukan Linda. Linda hanya bisa mengelus punggungnya, menabahkannya.
"sssttt, it's OK. Aku tahu selama ini kamu menyembunyikannya. Keluarkan semuanya. Jangan takut untuk cerita, aku akan merahasiakannya" kata Linda.
Ara masih menangis sesenggukan.
"gue cinta sama dia. Gue gak tahu sejak kapan. Tapi, semenjak kecelakaan pesawat itu, gue jadi inget sama dia. Gue inget waktu gue bermain sama dia. Gue inget waktu dia meluk gue. Gue inget waktu gue ngabisin makanan nya, gue bahkan inget ngasih dia coklat basi dan membuat dia sakit. Gue bahkan inget dia nangis, gue inget suaranya, gue inget semuanya tentang dia. Tapi kenapa, saat gue inget malah justru membuat gue dan dia semakin jauh? Dulu waktu gue gak inget dia, kita seakan akan dekat meski kita sering berantem. Dia ngatain gue dan gue nge jauh dari dia tapi dia selalu berada di dekat gue dan gue nyaman. Gue nyaman lin, perasaan yang gak pernah berani gue rasain dulu tapi kini perasaan itu dengan angkuhnya semakin kerasa. Gue benci sama diri gue sendiri. Gue benci saat tahu jika dia bukan siapa siapa tapi mampu membuat gue kaya gini. Dia bukan siapa siapa, tapi kenapa gue kaya gini?" rintih Ara mengungkapkan semuanya dengan tangisan.
Linda masih mengelus punggungnya. Ikut merasakan apa yang Ara tengah rasakan.
"percaya deh sama aku, Tuhan itu memiliki cerita indah di balik ini semua. Tuhan sedang mengganti yang lebih baik dari dia, hanya saja kamu belum ketemu. Jika nanti tiba saat nya, aku yakin kamu akan bersyukur karena ini. Dan, Allah punya sejuta cara untuk membuat mu bahagia. Jangan biarkan kamu menangisi suatu hal dengan berlebihan. Cukup sehari saja tapi jangan seolah olah dunia menimpamu. Dia hanya seorang pria yang dipilih oleh Allah untuk membuatmu tahu akan kebesaran Allah. Semuanya milik Allah" ucap Linda bijak.
Ara masih saja menangis namun sedikit beban terangkat darinya.
"thanks lin, loe udah mau denger cerita gue" kata Ara setelah tenang. Linda hanya tersenyum.
"gue baru inget, gue ngomong ke elo pake gue-elo" kata Ara lagi dan membuat Linda kembali bingung dengan pengalihan topik itu.
"memangnya kenapa?" tanya Linda.
"lah kan loe bakal calon kakak ipar gue. Ya harus lah pake aku-kamu bukan gue elo kaya tadi" ucap Ara yang mampu membuat Linda bersemu merah.
"jangan blushing gitu" goda Ara sambil menyenggol pundak Linda.
"sialan loe, udah bagus gue tenangin eh malah loe godain mulu" jawab Linda jutek.
"eh sama adik ipar gak boleh loe gue" terang Ara dan Linda hanya mendengus kesal melihat Ara terkekeh.
"udah yuk, kita balik udah mau adzan nih" ajak Linda dan segera mereka meninggalkan tempat itu.
Linda dengan santainya mendorong kursi roda Ara. Dan menuntun nya ke dalam mobil.
"akhirnya gue lebaran juga di jerman" ucap Ara setelah mereka berada di dalam mobil.
"gila loe ya" kata Linda.
"enggak gue waras lin" jawab Ara.
"kenapa? Bukannya loe yang kemaren pengen ke Indonesia?"
"itu waktu gue belum kecelakaan. Sekarang beda"
"apa beda nya?"
"beda nya, pas gue balik udin udah jadi milik orang lain" jawab Ara sedih sedangkan Linda hanya bisa menghela nafas panjang.
"loe ikhlas?" tanya Linda hati hati.
"tentu, gue harus apa lagi?"
"loe harus berdoa buat kebaikan mereka berdua kalo loe ikhlas"
Ara hanya mengangguk dan tersenyum.
"jadi?"
"jadi apa?"
"jadi doain gak?"
"hm"
"ikhlas gak?"
"hm"
"hm hm mulu, ikhlas gak sih elo?" tanya Linda bersungut.
"iya ikhlas gue. Gue bakal doain buat kebaikan mereka" jawab Ara dongkol.
"kok jutek gitu" kata Linda menggodanya.
"emang dari lahir muka gue jutek gini" jawab Ara asal dan mampu membuat Linda tertawa.
Tuhan,
Aku yakin cerita ini belum berakhir.Satu pintaku Tuhan,
Jangan membuat sahabatku ini tersakiti lagi. Cukup dengan hilangnya ingatannya saja, tapi jangan pernah Engkau hilangkan Imannya.Aamiin.
-Carolynda Cassandra-
KAMU SEDANG MEMBACA
Santri Kepleset
Teen FictionAku pernah berjalan di atas bumi yang membawa ku ke dalam jurang kehidupan. Liku likunya membuat ku takut untuk terus ke depan. Lalu hidup untuk apa jika aku harus menyerah di tempat? Bukan kah hidup mengajarkan perjuangan? Maka, sama hal nya den...