Tangan kekar itu melingkar erat di perut seorang perempuan ayu. Kepalanya di senderkan ke bahu perempuan itu menghirup aroma khas yang selama ini membuatnya bahagia.
"tidurlah, besok kita akan kembali ke indonesia" ucapnya menyuruh perempuan itu untuk tidur.
Setelah ijab kabul tadi pagi, kedua nya masih canggung namun suasana itu mencair saat pesta pernikahan mereka di gelar.
Perempuan yang sedari tadi menahan detak jantungnya itu mencoba untuk bersikap biasa. Namun pelukan dari belakang membuatnya kembali kalang kabut menghadapi laki laki yang sudah sah menjadi suami nya. Kini mereka berada di balkon, melihat langit New York untuk terakhir kalinya.
"kenapa kamu tegang hm?" tanyanya dengan santai.
"siapa yang tegang? Aku?" jawab nya dengan suara tercekat. Bodoh. Dia merutuki dirinya sendiri.
Dia merasakan bahunya bergetar akibat tawa dari belakang yang masih memeluknya.
Lalu tangan itu melepaskannya. Laki laki itu masih tertawa.
"suara mu lucu ar, kaya bebek cempreng" ucapnya tanpa malu dan ragu.
Ara si perempuan itu hanya mendengus kesal. See, udin kembali lagi.
Ara dengan kesal langsung masuk ke dalam kamar dan tidur di ranjangnya dengan hati yang dongkol. Kenapa juga dia gugup begini? Toh ini hanya udin sang pembuat onar dan resek. Dia tidak perlu berlaku feminim untuk menghadapi manusia yang sudah menjadi suami nya itu. Dan parah nya udin masih tertawa.
"jangan ngambek gitu dong" ucap udin jahil yang sudah berada di satu selimut yang sama.
Tangan udin melingkar memeluknya.
"gak usah pegang pegang" ucap Ara galak.
"aku suami mu! Berhak dong aku pegang pegang kamu" jawab udin santai dan tak mengindahkan permintaan Ara malah justru memperat pelukannya.
"jangan manyun gitu. Bibirmu udah kaya bebek. Mau jadi bebek beneran?" ejek udin sambil menjepit bibir Ara sehingga membuatnya seperti bebek.
"ammu ang me uat ku aya eek" kata Ara yang gak jelas karena bibir nya masih dijepit oleh udin.
"apa eek?" kata udin polos dan membuat Ara menampik tangan udin sehingga bibirnya bebas.
"resek ya kamu" ujar Ara kesal.
"kamu yang buat bibir aku kaya bebek" ujar Ara sambil merengut kesal.
"nah gitu dong. Jadi Ara yang galak gak usah gugup kaya tadi. Bingung aku mau ngapain sama kamu kalo kamu gugup terus" ucap udin tenang sambil tersenyum dan mengelus kepala Ara.
Ara menjadi semakin tak karuan apalagi jantungnya. Dia terdiam lagi.
"tau ah, aku mau tidur" ucap Ara setelah sadar dan kembali merebahkan dirinya membelakangi udin.
"aku juga mau tidur dengan istri ku ah" ucap udin dan segera dia kembali memeluk Ara dengan erat, takut jika dia akan kehilangan lagi perempuan yang telah diminta langsung oleh nya kepada Sang Pencipta.
Ara tersenyum bahagia dan menutup kedua matanya.
"dari awal aku bertemu dan bermain dengan mu, aku sudah meminta kepada Allah agar kamu jodohku. Selamat tidur my wife. Have a nice dream. I promise to make you happy forever" kata udin sambil mengecup kening Ara yang masih mampu mendengarnya.
Terkadang kita menyerah akan suatu keadaan yang membuat kita terpuruk. Tapi saat kita menyerah saat itu lah kebahagiaan akan menjauhi kita. Karena itu aku tidak ingin menyerah. Karena jika aku menyerah itu sama saja artinya aku membiarkanmu pergi menjauh dariku.
-Thomas dan Ara-
Ending.
Thanks to my readers and your support.
Jangan lupa untuk vote dan comment nya.Boleh memberikan kritik dan saran yang membangun 😄atau Ide cerita yang mau di publish.
Have a nice day for you all. May God bless you 😄🙏😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Santri Kepleset
Fiksi RemajaAku pernah berjalan di atas bumi yang membawa ku ke dalam jurang kehidupan. Liku likunya membuat ku takut untuk terus ke depan. Lalu hidup untuk apa jika aku harus menyerah di tempat? Bukan kah hidup mengajarkan perjuangan? Maka, sama hal nya den...