Part 19

1.4K 73 0
                                    

Satu tahun kemudian

"gue gak nyangka loe bakalan nikah secepat ini ar" gumam seorang gadis yang baru saja datang langsung memeluk Ara.

"kenapa? Gak ikhlas gue nikah duluan?" tanya Ara.

Segera gadis itu menempelengnya.

"dasar loe masih sama aja. Berubah dong lebih ramah dikit gak usah galak galak ntar suami loe takut sama loe" cerocos nya.

"Dia udah tahu kalo gue galak kali" bantah Ara santai.

"cerita in dong gimana bisa seperti ini ceritanya?" tanya nya.

"gue juga gak tahu nun, dan gak nyangka" jawab nya.

Perempuan yang ternyata hanun itu hanya menatapnya dengan diam. Entah dia akan merespon seperti apa.

"awalnya... Ah gue bingung cerita dari mana" ucap Ara frustasi.

"tenang, gue punya waktu panjang buat denger cerita loe"

"Karena gue yakin gue bisa melupakan udin dengannya" jawab Ara yang memulai menceritakannya.

"hery, di pria yang baik bukan?" ucap Ara.

"tapi... "ucapnya menggantung.

Satu tahun yang lalu

"pada akhirnya aku akan berjalan di jalan ku sendiri din" ucapku saat udin kembali kedalam rumah sakit. Aku memantabkan langkahku untuk pergi dari sini. Cukup sesak terlebih mendapatkan kabar jika nenek di rawat lagi di rumah sakit. Memang akhir akhir ini kondisi nenek menurun dan aku takut jika hal yang belum siap aku terima menerpa ku di saat aku belum mampu menata hatiku.

Segera aku mengambil penerbangan menuju new york dan melihat keadaan nenek.

Sampai di depan bandara, Hery tetanggaku datang menjemputku. Aku segera mendekatinya.

"hai her" sapaku dan dia tersenyum kepadaku.

"sudah siap?"tanyanya padaku dan aku mengangguk.

Segera kami menuju rumah sakit. Di dalam Mobil aku hanya melihat jalanan kota new york yang ramai dengan segala kesibukan malam nya.

"kau baik baik saja?" tanya Hery.
Aku mengangguk.

"bagaimana kabar Indonesia? Sudah lama aku tidak ke sana" ucapnya lagi.

Santri Kepleset Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang