10

9.2K 1.1K 137
                                    

Jimin kembali menghela nafas.

Entah untuk yang keberapa kalinya ia telah merutuki Jungkook sepanjang hari. Oh, bahkan sepanjang hidup.

Pria bertubuh bongsor itu memberikan perintah untuk Jimin pergi ke Pulau Jeju. Seorang diri pula. Ya, seharusnya ini tugasnya Jungkook dengan sang sekretaris. Tapi, entah karena alasan apa si Pemuda Jeon itu malah melimpahkannya pada si manis bernama Park Jimin.

Nah, yang jadi masalah. Jimin itu kelewat ceroboh dan buta arah. Benar-benar suatu kesialan hingga menuntunnya datang kemari. Pergi ke Kantor Polisi, guna melaporkan perihal hilangnya koper milik Jimin.

Gosh, ini bahkan baru beberapa menit sejak tibanya dia di Pulau ini. Oh, Jimin hanya bisa mengusap kasar permukaan wajahnya. Dia tak habis pikir bisa sebodoh ini, apalagi jika Jungkook mengetahui fakta ini. Dia mungkin akan diomeli lebih dari satu jam lamanya.

Beberapa petugas kepolisian tampak berlalu-lalang dihadapan Jimin. Si mungil hanya bisa tertunduk lesu disalah satu bangku panjang yang disediakan disana. Mungkin Jimin akan menghabiskan sisa malamnya disini. Mulai dari ponsel, uang, dan berkas-berkas pentingnya ada di koper itu. Bahkan, Jimin belum sama sekali menyentuh makanan sejak dia mendarat disini.

Salah seorang petugas akhirnya menghampiri Jimin setelah sekian lamanya pemuda manis itu merenung. Senyuman manisnya terukir, manakala sosok pria berperawakan besar itu membawa sebuah koper ditangannya.

"Park Jimin?" dengan cepat ia mengangguk dan bangkit berdiri. Si petugas tak menampik pesona Jimin, meski dengan wajah semrawut begitu. "Kopermu tertukar dengan salah satu penumpang di Bandara," jelasnya ramah.

Jimin tersenyum lega. "Terima kasih banyak. Sungguh, aku tidak tahu harus kemana lagi."

Si petugas terkekeh. "Well, itu sudah tugasku. Nah, sekarang pergilah ke hotelmu ini sudah lewat tengah malam," nada bicaranya terdengar begitu tulus menurut Jimin. Si petugas segera membungkuk hormat dan berlalu pergi dari hadapan Jimin.

Malam itu, Jimin segera mencari taksi yang akan membawanya menuju ke hotel dengan cepat. Ia butuh banyak tenaga untuk menghadapi salah seorang klien perusahaannya besok pagi. Jimin tak ingin mengacau, dan berujung mendengarkan ceramahan panjang dari si pria labil bernama Jeon Jungkook.

×

×

×

Semuanya tak semudah bayangan Jimin. Ia lupa jika Jeon Jungkook tidak sebaik itu untuk mempermudah pekerjaannya. Jimin bahkan sudah berencana untuk menyelam atau berkeliling di Aqua planet Jeju.

"Jeon Jungkook sialan," dan dia tak henti-hentinya memaki ketika mendapati siapa yang akan jadi kliennya pagi ini.

Sekarang, Jimin tengah duduk di restoran yang berada di lantai dasar hotel. Menikmati sarapan pagi sembari ditemani dengan udara kelewat segar yang jarang ditemui ketika ia berada di Seoul. Seharusnya, Jimin menikmati itu memang. Nah, yang jadi masalah, bagaimana mungkin Jimin harus tenang saat berhadapan dengan kakek tua yang punya otak mesum──Tak beda jauh dengan Jungkook──kelewat menyebalkan, sungguh.

Namanya Lee Seojoon. Dia adalah pemilik hotel dimana Jimin berada saat ini. Kekayaannya dikategorikan cukup melimpah untuk ukuran penduduk berusia lanjut di Korea Selatan, dan perusahaan tempat Jimin bekerja memiliki rencana untuk melakukan kerja sama dengan hotel terkenal di Pulau Jeju ini. Ya, Jimin juga tahu jika ini proyek besar. Teramat menguntungkan untuk perusahaannya.

The Starry Night [KM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang