09

9.2K 1K 104
                                    

Hampir satu tahun lamanya sejak Jimin mengambil keputusan untuk menjadi kekasih pura-puranya Jungkook. Selama itu pula, keduanya tinggal dalam atap yang sama meskipun belum tahu karakteristik satu sama lain.

Pun dengan hari ini, ketika Jimin diundang makan siang oleh sang Ibu mertua tanpa sepengetahuan Jungkook. Sebenarnya, Jimin cukup heran dengan pemikiran Jungkook yang memilih untuk tetap melanjutkan skenario yang dibuatnya.

Ya, walaupun sudah tinggal berdua dalam kurun waktu yang lama, Jungkook masih tetap sama. Dia memperlakukan Jimin seenaknya──Semua orang diperlakukan begitu juga, kecuali Yoongi──memberi perintah, omelan, atau pun sikap terang-terangannya yang terkadang menyakiti Jimin.

Heol, jangan lupakan fakta jika mereka masih tidur di ranjang yang sama. Benar-benar seperti sepasang kekasih, namun tidak seromantis itu tentu saja.

"Ibu tak habis pikir dengan Jungkook. Dia sudah punya pendamping sebaik dirimu, tapi belum ambil keputusan untuk segera menikah."

Nah, ini salah satu alasan Jimin enggan untuk menginjakkan kakinya di rumah mewah sang mertua. Dia selalu diberikan pertanyaan yang sama tiap waktunya kapan kalian akan memberikan Ibu cucu. Tak masalah jika kalian membuatnya sebelum menikah. Well, Jimin tidak heran jika Jungkook punya mulut terang-terangan begitu.

"Bagaimana dengan keluargamu di Busan, Jim?" Ibunya Jungkook kembali membuka topik saat keduanya tengah makan siang bersama.

Jimin mengunyah makanannya setenang mungkin. "Ayah masih sibuk dengan pekerjaannya. Dan Ibu, sedang mempersiapkan kelahiran putrinya."

Ibunya Jungkook meringis, belum lagi mendapatkan fakta raut wajah Jimin yang kelewat santai tanpa beban. Wanita paruh baya ini jadi berpikir, jika Jimin benar-benar pria monoton. Si manis ini juga tidak punya begitu banyak ekspresi di wajahnya.

"Apa kau pernah cemburu pada seseorang yang mendekati Jungkook. Ya, kau tahu sendiri jika anakku itu tampan," canda wanita paruh baya itu sembari terkekeh pelan. Benar-benar melambangkan keanggunan.

Jimin mengerjap pelan, sesekali kepalanya memutar kembali sisa waktu belakangan ini yang dihabiskannya bersama Jungkook. Ya, terkesan biasa-biasa saja. Jimin bahkan punya pemikiran jika dia tak akan jatuh dalam pesona Jeon bodoh Jungkook.

"Kurasa tidak," balasnya santai. Ibunya Jungkook terperangah, kemudian punya pemikiran untuk memanas-manasi Jimin agar menjaga putra sulungnya yang punya segudang pesona itu. "Kau harus menjaga hatinya dalam genggamanmu, Jim. Biar Ibu beri tahu satu fakta jika Jungkook itu adalah seorang pemikat hati wanita."

×

×

×

Sedari awal tinggal bersama Jungkook keduanya sudah punya kesepakatan untuk tidak ikut campur urusan satu sama lain. Ya, Jimin baru-baru ini juga menyadari fakta kalau Jungkook itu suka mempermainkan hati para wanita. Well, mungkin itu salah satu caranya untuk melupakan sosok Min Yoongi.

Seperti untuk kali ini, sehabis makan siang bersama, Ibunya Jungkook mengajak Jimin untuk membuat kue bersama. Well, dia baru tahu jika Jungkook tengah berulang tahun hari ini.

Tak hanya sampai sana, Ibu mertuanya juga memberikan perintah untuk Jimin agar mengantarkan kue ini secara langsung pada sang calon suaminya. Mengingat, jam makan siang akan segera berakhir, Jimin memutuskan untuk menyetujuinya saja karena tidak ingin beradu argumen dengan Nyonya Jeon yang tak kalah keras kepalanya dari Jungkook.

The Starry Night [KM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang