Jimin menatap lama pada sosok Yoongi dan Jungkook yang berjalan disepenjang pinggir pantai. Oh, bukan hanya itu saja masalahnya. Keduanya tampak bercengkerama dengan tangan saling bertaut satu sama lain.
Sungguh, ini bukan perihal cemburu sama sekali. Hanya saja, Jimin merasa sedikit tidak adil. Jungkook itu kelewat egois. Benar-benar sudah ada dipuncaknya.
Semalam, ia berakhir dengan berbicara banyak hal pada Sejun. Pemuda itu satu tahun lebih muda darinya, dan Jimin tidak keberatan sama sekali untuk dipanggil hyung olehnya. Ya, walaupun semalam adalah pertemuan pertama mereka.
Nah, Sejun jugalah yang menemani Jimin selama sesi dansa antara Yoongi dan Jungkook usai. Heol, dia ingat betul tujuannya datang kemari. Menerima fanservice secara spesial dari Yoongi, yang kini tinggalah angan semata. Justru, si pria kelinci gila itu yang asik menikmati masa indahnya berdua. Benar-benar sialan.
Semalaman tadi pun, Jimin hanya bisa menghela nafas panjang ketika menyadari Jungkook dan Yoongi sudah meninggalkannya seorang diri di restoran. Karena kemuliaan hati seorang Lim Sejun, yang lebih muda pun mengambil inisiatif untuk mengantarkan Jimin kembali menuju hotel tempat Jungkook berada.
Ketika menekan bel pun, sama sekali tak ada sahutan dari dalam. Darisana, Jimin sudah tahu betul jika Yoongi menginap bersama Jungkook. Tak ingin merepotkan Sejun──Yang mengajak Jimin untuk bermalam di hotelnya saja──ia pun memilih untuk memesan kamar lain dengan menggunakan uang gajiannya.
Sialan betul, kan?
Lamunan Jimin pada sosok dibalik jendela mendadak terhenti, ketika ponsel dalam genggamannya berdering. Ia mendengus, saat membaca nama si penelepon tapi tak punya pilihan lain selain segera menjawabnya.
"Ya, ibu?"
Jimin menarik nafas panjang untuk mencari energi dalam menghadapi betapa hebohnya sang Nyonya Jeon.
"Suaramu terdengar aneh. Apa Jimin begitu lelah?"
Manik cokelat Jimin tak pernah lepas untuk menatap sosok Jungkook dan Yoongi yang sekarang terlihat semakin mesra.
"Tidak. Aku baik. Ada apa, Bu?"
Jimin sangat ingin untuk kembali ke Seoul, tapi dia tak punya pilihan. Uang bulanan Jimin sudah habis akibat memesan hotel untuk satu malam.
"Kalian menikmati kencannya, kan? Omong-omong dimana Jungkook?"
Sungguh, dia ingin untuk menjawab semua pertanyaan itu dengan jujur. Tapi, Jimin sadar jika sedari awal semuanya memanglah sebuah sandiwara.
"Tentu saja, Ibu harus ikut liburan juga lain waktu. Oh, dan Jungkook sedang mandi di toilet."
Diseberang sana, Nyonya Jeon menarik sudut bibirnya hingga mengukir senyum. Ya, syukurlah jika semuanya berjalan dengan lancar. Dia tak perlu butuh waktu lama lagi untuk menimang cucu.
"Baiklah, jangan lupa bersenang-senang disana. Ingatkan Jungkook untuk tidak macam-macam padamu. Sampa jumpa."
Jimin menghela nafas kembali. "Ya, sampai jumpa," balasnya lirih.
×
×
×
"Seharian ini kau hanya bermalas-malasan diatas kasur?" Jungkook bertanya dengan nada tidak percaya setibanya dia dikamar hotel.
Jimin mendengus, lalu makin menenggelamkan tubuhnya dalam balutan selimut. Ia sama sekali tidak peduli dengan sosok Jungkook yang berganti pakaian dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Starry Night [KM]
FanfictionJimin punya seorang Bos yang kelewat menyebalkan. Jeon Jungkook namanya.