Baca dulu!!
Sebelum lanjut membaca, harap perhatikan hal ini terlebih dahulu, agar tidak salah kaprah.
Isi cerita ini terkait dengan cowok childish, tau bukan childish itu apa. Sifat manja dan egoismenya sangat tinggi, Selalu memikirkan diri sendiri, Tidak bertanggung jawab terhadap sesuatu yang telah dilakukan. Aku speak up hal ini karena banyak yang komen yang jujur aja bikin aku sedikit sakit hati. Aku gak maksa kalian baca ceritaku, aku hanya butuh dihargai atas karya yang aku buat dari imajinasiku sendiri yang mungkin belum sempurna. So, jika kalian gak suka, gak usah baca. Aku gk butuh pembaca yang gak menghargai karya orang. Bila ada kata yang menyinggung aku minta maaf. Sekian.***
"Ella."
Panggilan Agam tak disahuti Della, jangankan disahuti kehadirannya pun bahkan seolah dianggap angin oleh gadis itu.
"La." rengek Agam, namun masih sama perhatian Della hanya terpaku pada layar didepannya, ia sibuk berkutat dengan laptop.
Hingga cukup sudah, kesabaran Agam sudah habis.
Brraaakkk....
Secepat itu laptop Della yang tadinya bertengger manis diatas meja beralih meluncur hancur menghantam lantai. Gadis itu sempat terdiam sejenak, lalu beralih menatap sang tersangka tajam.
Agam tertegun dengan tatapan Della kemudian menunduk takut.
Namun Della yakin tak ada sedikitpun rasa bersalah dalam diri laki-laki itu, Agam tipikal orang yang memiliki egoisme yang tinggi.
Agam memainkan tangannya. Dalam hati membenarkan tindakannya. Iya, itu bukan salahnya dan lagi siapa suruh Della mengabaikannya.
Catatan penting yang wajib diketahui adalah Agam itu benci diabaikan.
"Kenapa?" Gadis itu melipat tangan didepan dada dengan tatapan yang penuh intimidasi menghujam laki-laki yang telah berdiri dihadapannya.
"Jangan cuekin Agam." lirih Agam tanpa berani menatap Della, karena sungguh, tatapan gadis ini seperti bisa menghunus jantungnya.
"Hanya.itu?" Tekannya dengan nada yang masih bisa dibilang rendah.
"Agam gak mau dicuekin. Lagian itu juga salah kamu."
"AGAM!" tanpa sadar nada bicara gadis itu naik satu oktaf, Agam bahkan sampai tersentak dan menatap Della tak percaya.
Nafas gadis itu naik turun tak beraturan menatap marah laki-laki dihadapannya. Sungguh tidak tau diri sekali cowok itu, setelah menghancurkan jerih payahnya beberapa hari ini, dia malah menyalahkan dirinya.
Agam memang paling bisa memancing kemarahan Della.
Sedangkan dilain sisi, wajah Agam nampak memerah dengan tangan yang terkepal disisi tubuhnya. "KAMU BENTAK AKU HANYA KARENA LAPTOP SIALAN ITU!"
Tangannya menyapu seluruh barang yang ada diatas meja yang tadi ditempati Della hingga menimbulkan dentuman nyaring saat bertemu lantai. Gadis itu bahkan sampai Bergerak mundur.
Tak sampai disitu kegilaan Agam, ia bahkan merobek semua kertas yang ada didekatnya dengan brutal, setelahnya laki-laki itu menendang meja hingga terbalik.
Della memijat pelipisnya pusing menyaksikan tingkah Agam. kepalanya rasanya ingin pecah saat ini juga, semua kertas penting yang sudah dia buat dan dia susun kini tersebar tak berguna menjadi potongan lembar kecil. Sampah.
Ingin marah rasanya.
Sungguh Della melupakan kalau cowok didepannya ini memiliki tempramen yang buruk, dia bahkan tak segan-segan untuk menghancurkan ruangan ini hanya karena hal sepele.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just ONe [END]
Teen FictionTak terhitung disetiap hembusan nafasnya Della harus selalu sabar menghadapi tingkah kekanakan Agam. Laki-laki itu tak akan mau melepaskannya meskipun dalam mimpi sekalipun. Agam bahkan dengan senang hati menyakiti dirinya sendiri hanya untuk menda...