June#4

89.9K 5.9K 408
                                    

Della untuk sejenak menghela napas, sebelum berjalan menuju balkon kamar Agam, kepala gadis itu menengadah melihat langit yang mulai menggelap.

Setelahnya ia beralih menutup pintu penghubung antar kamar dan balkon itu sehingga tak ada satupun angin yang bisa masuk.

Kepalanya kemudian menoleh kearah Agam yang tengah berpura-pura tertidur, sebelum akhirnya kaki jenjangnya bergerak menghampiri.

Della Mendudukkan dirinya disamping ranjang dan mengelus kepala Agam lembut. Salah satu usapan yang selalu membuat Agam merasa nyaman dan tenang.

"Marah?" Tak ada jawaban dari laki-laki itu. Posisinya bahkan masih membelakangi Della.

"Maaf, aku gak bisa turutin kamu untuk hal ini, tapi aku janji lain kali kita ketaman seharian, gimana?" Bujuk Della.

Tetap tak ada respon dari Agam. Gadis itu terdiam, sebenarnya cukup sulit untuk membujuk Agam bila laki-laki itu sudah sangat merajuk.

Jeduarr.....

Suara Guntur disertai kilatan petir, bergemuruh terdengar memekakkan telinga bersama dengan lampu rumah yang tiba-tiba mati

Agam yang tadinya berbaring enggan menatap Della itu, seketika terjengkit kaget lalu beranjak memeluk gadis itu erat.

Della awalnya tersentak karena pelukan Agam yang tiba-tiba tapi tak lama gadis itu membalas memeluk dan mengusap punggung laki-laki itu.

"Takut." Agam mengusap-usap wajahnya pada ceruk leher Della, membuat gadis itu langsung menghentikan kepala laki-laki itu agar tak lagi bergerak karena merasa geli. Kemudian mengusap rambut Agam.

"Agam takut."

"Gapapa, aku ada disini."

"Mau kemana?" Tanya Agam menahan tangan Della yang akan melepaskan dekapannya. Wajah laki-laki itu tampak memelas.

Della menghembuskan nafasnya pelan, "Mau ambil baterai gam, kamu gak suka gelap kan?"

"Gak boleh." Agam kembali memeluk Della erat.

"Yaudah, sekarang kamu tidur yah?"

"Supaya kamu bisa cepat pergi gitu? Makanya nyuruh aku tidur." Mata laki-laki itu memicing tidak suka.

Della hampir saja ingin menjambak rambut Agam, kalau saja dirinya tak dapat menahan diri. Mengesalkan sekali.

"Engga Agam, aku gak pergi."

"Bohong."

Tok tok tok

Ketukan di pintu kamar menghentikan perdebatan diantara keduanya, membuat Della menoleh, sedangkan Agam lebih memilih menenggelamkan wajahnya kembali pada ceruk leher gadis itu, mencari tempat ternyamannya.

"Della tante masuk ya?" Suara Sila terdengar diseberang pintu.

Tak berselang lama setelahnya pintu kamar Agam terbuka menampilkan Sila dengan tangan yang membawa sebuah lampu baterai.

Wanita itu berjalan mendekat dan menaruh benda itu diatas nakas, bibirnya mengulas senyum saat melihat Agam tampak nyaman dalam dekapan gadis itu.

"Udah lama agam tidur?" Tanya sila mendudukan dirinya disamping ranjang Agam. Della tampak menaikkan sebelah alisnya bingung, sebelum beralih melihat kearah Agam yang tengah terpejam. Perasaan tadi laki-laki masih enggan untuk tertidur.

"Biasanya Agam itu akan sulit tidur apalagi saat keadaan ruangan gelap, Tante gak nyangka saat didekat kamu Agam berbeda, dia bahkan bisa mengatasi ketakutannya hanya dengan kamu berada didekatnya, kamu memang dampak terbesar dalam hidup Agam."

Just ONe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang