3: Kang Daepyo.

6.5K 1.2K 158
                                    

Up lagi! Hehe. Ovi besok mau mudik yang terlambat dikarenakan harga tiket pesawat murahnya besok😂😂😂😂
♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡

 Ovi besok mau mudik yang terlambat dikarenakan harga tiket pesawat murahnya besok😂😂😂😂♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡

"Seongwu! kenapa kau berkeringat?"

Seongwu langsung mengalihkan pandangan pada Mark yang sedari tadi sudah menungguinya diluar ruangan kerja milik Daniel. lelaki berwajah kucing itu baru saja keluar dari ruangan tersebut dan memang terlihat bulir-bulir keringat membasahi dahinya.

"apa Kang Daepyo memarahim—."

"ani!" potong Seongwu. dia melirik sebentar pintu dibelakang yang sudah tertutup lalu kembali berjalan dan diikuti Mark dibelakangnya.

"jadi, kenapa kau berkeringat? apa kau belum makan tadi, hm?"

Seongwu menghentikan langkahnya. "aku juga tidak tahu, Mark. menurutmu apa ruangan Daepyonim panas?hm?" tanyanya dan dibalas gelak tawa oleh Mark. "ish! aku bertanya, Mark. kau ini!"

"aku pastikan ruangan Kang Daepyo adalah ruangan terdingin digedung ini. lagi pula apa yang kalian bahas selama 3 jam didalam sana." tanya Mark menatap mata indah milik lelaki cantik itu. "Ah, aku tahu! jangan-jangan kau berkeringat karena kau grogi melihat Daepyonim ya, Seongwu?"

"Ani! aku pikir ini adalah kali pertamaku berjumpa dengannya, makanya aku sedikit gugup tadi. sampai jantungku tidak berdetak karuan selama didalam sana."

Mark mengangguk-anggukan kepalanya lalu menarik lengan lelaki cantik yang memiliki tiga titik hitam membentuk rasi bintang pada pipinya itu. "ayo kita makan! kau pasti lela—."

"kau saja, Mark!" tolak Seongwu. dia melepaskan tangan Mark yang tengah memegangi lengannya. "aku akan keruangan untuk membuat rincian yang diminta Daepyonim."

"eyh kau ini selalu menolak ya! sudah sebulan kau bekerja disini, tapi kau selalu saja menolakku untuk makan bersama. ingat, Seongwu! kau berhutang banyak padaku, ish."

Seongwu tertawa. dia tidak tahan melihat wajah merajuk Mark yang selalu saja berhasil mencuri tawanya. pemuda itu kini tengah melipat kedua lengannya sambil mempoutkan bibirnya. sampai-sampai Seongwu tidak percaya dulu bahwa pemuda itu adalah asisten dan orang kepercayaan bosnya—pemuda yang sudah sebulan ini menjadi sahabatnya.

"baiklah aku akan menemanimu, tapi aku tidak bisa ikut makan apa yang kau makan, Mark."

"maksudm—."

"Mark!" yang dipanggil langsung menoleh kebelakang. didapatinya Daniel tengah melongokkan kepalanya dari dalam ruangan. "nanti aku akan menemuimu lagi ya, Seongwu." bisik Mark pelan sebelum membuat langkah mendekati Daniel.

Seongwu hanya balas tersenyum saat pemuda itu berlari kecil meninggalkannya. dia memutuskan untuk kembali berjalan menuju ruangannya. tempat dimana dia seharusnya berada. tampak dia berjalan sambil mengusap-usap dada miliknya dan sesekali tersenyum membalas orang-orang yang menyapanya. "apa aku pernah melihat, Daepyonim? kenapa dia tidak asing bagiku." gumamnya dan diakhiri gelengan.

'drrrt! drrrtt! drrrt!'

lelaki cantik itu langsung mengulurkan tangan miliknya kedalam saku celananya lalu mengambil handphonenya yang berdering. "Oh, Chagiya?" kata Seongwu menjawab panggilan telepon tersebut sambil melangkah masuk kedalam lift yang terbuka.

"kau sudah minum obat tadi, hm?"

"Ne! aku sudah minum."

"jangan terlalu lelah, honey. aku akan mencari bosmu kalau dia membuatmu lelah. mengerti?"

Seongwu mengangguk dan tersenyum. "aish kau ini! itu yang membuatku malas bekerja dikantormu, Chagiya. kau selalu saja mengistimewakanku, padahal aku tidak ingin kau membedakanku dengan yang lain." katanya dengan nada berbisik karena ada orang lain yang juga berada didalam lift itu.

"iya itu karena aku tidak ingin kau bekerja lagi, honey. kau kan sebentar lagi akan menjadi istrik—."

"Hn- Chagi!"

"baiklah! kalau kau lelah, beritahu aku ya." Seongwu hanya balas berdengung karena dia tengah melangkah keluar dari lift. "aku akan menjemputmu nanti. I love you, honey."

"love you too, Chagiy—."

"Chagi! Chagi!" potong seorang pemuda saat Seongwu mengucapkan hal itu pada orang dibalik teleponnya. cepat Seongwu memutuskan panggilan teleponnya dan menunduk sebentar lalu membawa wajahnya menatap pemuda itu.

"Oh, Sunbae. m-maaf aku baru kembal—."

"jadi dari tadi kau menghilang itu sedang menelepon ya?!hm?! bukannya bekerja kau malah asik menelepon, iya?!"

Seongwu menggeleng. "aku dipanggil keruangan Daepyonim tadi. beliau memanggilku untuk membicarakan rincian keuanga—."

"Bohong! mana mungkin Daepyonim dikantor, kau jangan mengarang!" teriak pemuda bertubuh gembul itu dan membuat pandangan orang-orang yang ada dilantai itu tertuju pada mereka.

"aku sungguh, Sunbae. Daepyonim sudah kembali, tadi aku dipanggil Mark dan aku sudah mengatakan pada yang lain jika kau datang untuk memberitahumu tentang itu."

pemuda bertubuh gembul itu mendengus sambil berkacak pinggang. "jadi kenapa kau yang dipanggil?! seharusnya Mark menungguku! dasar penjilat ka—."

"Yak! Jihoon berhenti!"

benar saja, pemuda bertubuh gembul itu langsung menghentikan omelannya yang cukup keras. sampai-sampai orang yang baru keluar dari lift saja dapat mendengarkan suaranya dengan jelas.

"ngapai kau, Jihoon?! apa kau membentak Seongwu?"

"bukan, Mark. aku hanya ingin memberitahunya kalau...." katanya ragu sambil mengigiti bibir bawahnya. "kalau dia harus memberitahuku dulu kalau ingin keluar."

"tidak perlu! aku yang memutuskan siapa saja orang yang berhak bertemu dengan Daepyonim. kau mengerti?!" tunjuk Mark dengan jarinya pada wajah milik pemuda bernama Jihoon itu. "dan kenapa kau datang terlambat tadi?! pantas saja Jaehwan tidak mempercayaimu, Jihoon-ssi! ish." finalnya menarik lengan Seongwu agar menjauh dari sana dan membawanya kembali kedalam lift.

"Mark!" panggil Seongwu berusaha melepaskan lengannya yang tengah dipegangi oleh Mark. "kau tidak perlu kasar pada Jihoon Sunbae. dia benar karena aku baru disini."

Mark menggeleng. "walau kau baru tapi kau lebih dipercaya oleh Jaehwan. jadi kau tidak perlu khawatir. Okay?" katanya sambil melepaskan tangannya pada lengan Seongwu. lalu tersenyum menatap lelaki cantik itu disebelahnya. "kau sudah janji denganku tadi,kan?"

"janji?" tanya sicantik dan dibalas anggukan oleh Mark. "Oh, makan bersama denganmu, kan?"

"Ne! tapi kita tidak berdua. nggak apakan?"

Seongwu mengerjap. "maksudmu?"

"iya, aku membawa Kang Daepyo bersamaku."





  ♡ ♡ ♡ 

tbc

HEARTBEAT | ONGNIEL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang