8: Jeju.

4.1K 852 95
                                    

Thank you for reading, gaes! by the way, ini kalian muak tyda aku sering update buku ini? (maybe) ini akan jadi chapter terakhir yang paling cepat aku update, karena setelah ini aku akan buat jadwal supaya buku yang lain bisa aku update juga. hehe

♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡

♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡

"Daepyonim, kau sudah siap?"

Daniel mengalihkan pandangannya pada Mark yang baru saja masuk kedalam ruang kerja pribadinya.

"Sudah, ayo!"

"Oiya, aku juga sudah menyiapkan dua pengawa—."

"pengawal?"

Mark mengangguk. "aku mungkin akan menyusulmu nanti, Daepyonim. karena hari ini aku sudah janji dengan yayasan tempat dimana Somi noona mendonorkan organnya. jadi, aku menyiapkan pengawal untuk menjagamu dalam perjalanan nanti."

"tidak perlu, Mark! aku bisa sendiri." kata Daniel. dia berjalan mendekati Mark. "kau cari saja informasi itu dengan benar karena aku ingin tahu siapa saja orang yang menerima organ istriku. dengan begitu aku bisa memberitahu mereka untuk menjaga pemberian istriku dengan baik." ujar Daniel sambil menepuk-nepuk pundak Mark. "ayo, Mark! aku tidak ingin membuat istriku menunggu..."

Mark mengangguk. dia membiarkan Daniel jalan lebih dulu. Oh, tampak Daniel berpakaian sangat rapi saat ini—lelaki berbahu lebar itu memakai tuxedo pants berwarna hitam dengan kemeja lengan panjang berwarna putih dan juga memakai gucci bomber jaket untuk membalut tubuhnya.

"bunga yang kuminta sudah kau suruh orang menyiapkannya, kan?"

"sudah, Daepyonim!" jawab Mark. dia berlari kecil untuk membuka lift. "aku sudah menyuruh orang untuk menjemputmu nanti kalau kau sudah tiba disana dan orang itu sudah aku suruh untuk membawa bunga yang kau minta."

Daniel mengangguk. terdengar helaan nafasnya disela langkahnya memasuki lift. sesekali dia menengadahkan kepalanya keatas—seperti tengah memikirkan sesuatu.

"k-kau yakin tidak masalah kalau kau sendiri, Daepyonim?"

"yakin!"

'ding!'

"ayo, Daepyonim." ajak Mark pada Daniel. dia menahan pintu lift agar bosnya itu keluar lebih dulu dan setelah itu baru dia ikut menyusuli Daniel dari belakang sambil dia mengedarkan pandangan pada setiap karyawan yang dilewatinya.

"Mark?" panggil Daniel saat melihat pemuda itu menghentikan langkahnya. "Hey! cepatlah, Mark!"

"Ne, Daepyonim!" Mark berlari kecil menuju mobil yang sudah terparkir diluar bangunan. dia membuka pintu mobil belakang dan mempersilahkan Daniel untuk masuk kedalamnya. "Daepyonim..." panggilnya dan Daniel balas berdengung. "aku minta waktu 3 menit ya, sebentar saja." tanpa menunggu anggukan dari Daniel, pemuda itu sudah lebih dulu berlari untuk masuk kedalam bangunan dan tampak dia berlari kearah lift—seperti tengah mengejar seseorang.

HEARTBEAT | ONGNIEL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang