bye bye

799 164 85
                                    































🌸🌸






terhitung tiga menit sudah Jihoon berdiri dihadapan Jinyoung, dengan wajah ter-arah kebawah sedang kedua kaki memainkan batu kerikil disekitar. wajahnya cemberut, terlihat jelas ada hal yang membuatnya tidak suka, sampai koper hijau neon yang sudah pasti tidak melakukan apa-apa diabaikannya.

"sayang?"


"hm!!"


"sana, liat Ayah udah marah-marah"

Jihoon bergeming, masih melakukan aktifitasnya seakan ucapan Jinyoung tidak untuknya. untuk orang lewat.

"Jihoon?"


"aPASIIIIH!!!?"


"kamu take off dikit lagi, ndut"


"yA peluk dong!!! emang dari tadi aku disini ngapain??!! dasar gak peka!!"

minta peluk rupanya, dipikir gak bisa ninggalin Jinyoung. sampe dari tadi gak ngelepas Jinyoung untuk pulang. disuruh netap dulu, lalu terjadilah diam-diaman selama tok lima menit.

"bilang dong"


"kamu aja gak peka!!"


"sini"

dengan langkah setengah ikhlas Jihoon mendekat, hingga kaki dengan balutan kaus kaki kuning motif matahari serta sepatu putih pemberian auntie, terbentur ujung sandal-gembel-jepit Jinyoung dibawah sana.


masih dalam mode merajuk, Jihoon seenaknya menjulur kepala hingga bersandar dibahu Jinyoung. dan saat kehangatan menjalar, barulah Jihoon balas merengkuh si pacar, dan menghirup dalam-dalam aroma dari bahunya yang menguar. harum ini yang akan dirindukan selama tiga hari di rumah nenek. harum geranium yang begitu maskulin.

"cuma tiga hari..."


"pasti kaya tiga tahun.."


"ternyata namamu sekarang Park Bucin Jihoon.."


"hngggggg!!"



diakhiri kekehan sebelum keduanya menikmati sisa waktu yang tersedia, sebelum nanti terpisah wilayah. Jihoon bagian menyimpan aroma Jinyoung, dan Jinyoung bagian menyimpan kehangatan pagi ini.

aduh pasangan muda, kaya ditinggal ratusan taun aja ya!


"jangan selingkuh kamu!ㅡah! jangan kedip!"


"janganㅡapa?"

love o'clock +deepwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang